London/Chicago (Antara/Reuters/Antara Megapolitan-Bogor) - Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa mendesak peternak menghentikan penggunaan antibiotik untuk mendorong pertumbuhan dan mencegah penyakit pada hewan sehat, karena tindakan tersebut memicu infeksi "superbug", bakteri tahan terhadap obat pada manusia.
Saat menggambarkan kekurangan antibiotik manjur untuk manusia sebagai "ancaman keamanan" setara dengan "wabah penyakit mendadak dan mematikan", Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, tindakan kuat dan berkelanjutan di semua bidang sangat penting untuk menangani gelombang resistensi dan "menjaga dunia tetap aman".
WHO sangat menganjurkan pengurangan keseluruhan penggunaan semua kelas antibiotik, yang penting untuk medis pada hewan penghasil makanan, termasuk pembatasan menyeluruh antibiotik untuk mendukung pertumbuhan dan pencegahan penyakit tanpa diagnosis, kata pernyataan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut.
Penggunaan antibiotik apa pun mendorong pengembangan dan penyebaran dari yang disebut "superbug", infeksi dari bakteri tahan terhadap obat, yang dirancang untuk membunuh bakteri tersebut.
Menurut pernyataan WHO, di beberapa negara sekitar 80 persen dari total konsumsi antibiotik penting untuk medis, ada di sektor hewani. Sebagian besar digunakan pada hewan sehat untuk menghentikan penyakit pada hewan dan mempercepat pertumbuhannya.
WHO mengatakan penggunaan tersebut harus dihentikan sepenuhnya.
Menurut pernyataan tersebut, pada hewan yang sakit, sedapat mungkin tes harus dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan antibiotik yang paling efektif dan bijak untuk mengobati penyakit spesifik mereka.
Pedoman baru WHO "menggambarkan sejauh mana regulator dan produsen makanan besar gagal," menurut Cameron Harsh, manajer senior untuk Pusat Keamanan Pangan, sebuah kelompok advokasi di Amerika Serikat.
Badan Makanan dan Obat AS mengatakan bahwa antibiotik yang penting untuk pengobatan tidak boleh digunakan untuk mendukung pertumbuhan pada hewan.
"Rekomendasi tersebut secara keliru mengacaukan pencegahan penyakit dengan pendukung pertumbuhan pada hewan," demikian Chavonda Jacobs-Young, kepala ilmuwan Departemen Pertanian AS, dalam pernyataannya.
Di AS, Tyson Foods berhenti menggunakan antibiotik untuk memproduksi lini ritel ayamnya. Perdue Farms, pesaingnya, mengatakan bahwa pihaknya telah menghilangkan penggunaan antibiotik secara rutin pada ayam di tahun lalu.
Sanderson Farms, penghasil ketiga terbesar unggas di AS adalah satu-satunya penghasil ayam belum membuat kesepakatan membatasi penggunaan antibiotik penting untuk medis.
Penerjemah: Devi/B. Soekapdjo.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Saat menggambarkan kekurangan antibiotik manjur untuk manusia sebagai "ancaman keamanan" setara dengan "wabah penyakit mendadak dan mematikan", Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, tindakan kuat dan berkelanjutan di semua bidang sangat penting untuk menangani gelombang resistensi dan "menjaga dunia tetap aman".
WHO sangat menganjurkan pengurangan keseluruhan penggunaan semua kelas antibiotik, yang penting untuk medis pada hewan penghasil makanan, termasuk pembatasan menyeluruh antibiotik untuk mendukung pertumbuhan dan pencegahan penyakit tanpa diagnosis, kata pernyataan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut.
Penggunaan antibiotik apa pun mendorong pengembangan dan penyebaran dari yang disebut "superbug", infeksi dari bakteri tahan terhadap obat, yang dirancang untuk membunuh bakteri tersebut.
Menurut pernyataan WHO, di beberapa negara sekitar 80 persen dari total konsumsi antibiotik penting untuk medis, ada di sektor hewani. Sebagian besar digunakan pada hewan sehat untuk menghentikan penyakit pada hewan dan mempercepat pertumbuhannya.
WHO mengatakan penggunaan tersebut harus dihentikan sepenuhnya.
Menurut pernyataan tersebut, pada hewan yang sakit, sedapat mungkin tes harus dilakukan terlebih dahulu untuk menentukan antibiotik yang paling efektif dan bijak untuk mengobati penyakit spesifik mereka.
Pedoman baru WHO "menggambarkan sejauh mana regulator dan produsen makanan besar gagal," menurut Cameron Harsh, manajer senior untuk Pusat Keamanan Pangan, sebuah kelompok advokasi di Amerika Serikat.
Badan Makanan dan Obat AS mengatakan bahwa antibiotik yang penting untuk pengobatan tidak boleh digunakan untuk mendukung pertumbuhan pada hewan.
"Rekomendasi tersebut secara keliru mengacaukan pencegahan penyakit dengan pendukung pertumbuhan pada hewan," demikian Chavonda Jacobs-Young, kepala ilmuwan Departemen Pertanian AS, dalam pernyataannya.
Di AS, Tyson Foods berhenti menggunakan antibiotik untuk memproduksi lini ritel ayamnya. Perdue Farms, pesaingnya, mengatakan bahwa pihaknya telah menghilangkan penggunaan antibiotik secara rutin pada ayam di tahun lalu.
Sanderson Farms, penghasil ketiga terbesar unggas di AS adalah satu-satunya penghasil ayam belum membuat kesepakatan membatasi penggunaan antibiotik penting untuk medis.
Penerjemah: Devi/B. Soekapdjo.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017