Bogor (Antara Megapolitan) - Mamalia laut merupakan hewan yang masuk dalam ketegori langka dan terancam punah.

Di sebagian daerah di Indonesia, populasi mamalia laut terancam akibat perubahan habitat dan gangguan akibat aktivitas manusia pada habitat mamalia tersebut.

Aktivitas manusia lainnya yang juga mengancam adalah wisata melihat lumba lumba.

Namun, pada saat ini belum banyak usaha monitoring secara berkala, karena terkait dengan waktu dan fasilitas yang cukup banyak diperlukan.

Peneliti dari Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) Institut Pertanian Bogor (IPB) mengembangkan metode monitoring mamalia laut dengan menggunakan drone.

Penelitian dilakukan di tiga lokasi, yaitu Pulau Sepa, Kepulauan Seribu; Pantai Liang Maluku; dan Kepulauan Kei Kecil Maluku Tenggara pada tahun 2015 dan 2017.

“Penggunaan drone meningkatkan akurasi dalam penghitungan jumlah mamalia. Hal ini menjawab pertanyaan tentang populasi aktual dimana selama ini dalam perhitungan individu lebih pada perkiraan pengamat,” ujar Kepala Laboratorium Selam Ilmiah IPB, Beginer Subhan.

Dikatakannya, penggunaan drone mudah dan efisien bagi pengamatan secara berkala seperti di Pulau Sepa dan Pantai Liang.

Hasil penelitian ini di presentasikan di The 4th International LISAT Symposium 2017 pada bulan Oktober 2016 di Bogor.

Pewarta: Jurnalis IPB

Editor : Andi Firdaus


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017