Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan kolaborasi dengan Bio Farma dapat meningkatkan kemandirian industri farmasi nasional, sekaligus menjawab kebutuhan global untuk produk-produk biologi yang aman, berkhasiat, dan bermutu.
Dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Kamis, Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan saat ini pihaknya berupaya meningkatkan level maturitas dari 3 jadi 4, serta berjuang memperoleh status WHO-Listed Authority (WLA).
Dengan status itu, kata dia, nantinya peluang produk vaksin Indonesia untuk menembus pasar global akan semakin besar karena produk tidak perlu melalui tahapan evaluasi lagi.
"Perjuangan BPOM ini membutuhkan bantuan dan kesiapan pemangku kepentingan terkait, termasuk Bio Farma," kata Taruna.
Baca juga: Kemkomdigi dan BPOM hapus 35.000 promosi produk ilegal
Baca juga: BPOM sebut perlu kolaborasi tingkat global cegah pandemi sunyi akibat AMR
Dia menjelaskan salah satu tugas BPOM adalah menjamin keamanan, efikasi, dan khasiat, serta kualitas obat dan makanan, melalui pengawasan terhadap riset, produksi, hingga distribusi produk obat dan makanan.
Terkait obat-obat baru, kata Taruna, selama empat bulan kepemimpinannya, evaluasi terhadap beberapa produk inovasi baru dapat diselesaikan dalam 90 hari kerja dari yang sebelumnya membutuhkan waktu 300 hari kerja.
Oleh karena itu, kata dia, kunjungannya ke Bio Farma hari ini terkait beberapa hal seperti memastikan semua proses dari riset, produksi, hingga distribusi dan farmakoviligans berjalan sesuai aturan yang ada. Kemudian memberikan dukungan dalam pengembangan teknologi dan inovasi di bidang obat.
Selain itu, kata Taruna, diharapkan melalui kunjungan itu BPOM bisa berperan lebih dalam pengawalan bisnis proses produksi dan distribusi produk Bio Farma.
Baca juga: BPOM ungkap minimnya karya ilmiah bidang keamanan pangan di Indonesia
“Kita berharap Bio Farma mampu melakukan dan menghasilkan inovasi obat-obat baru yang dibutuhkan masyarakat,” ujar Taruna Ikrar.
Dalam keterangan yang sama, Direktur Utama Bio Farma Shadiq Akasya berharap kolaborasi Bio Farma dan BPOM dapat mendukung Indonesia dalam berkontribusi sebagai penyedia produk obat dan vaksin bagi dunia global.
“Saat ini R&D Bio Farma memiliki delapan proyek pengembangan vaksin prioritas dalam mendukung ketahanan kesehatan nasional dan global,” kata Shadiq.
Selain itu, lanjutnya, Bio Farma dapat menghasilkan 3,1 miliar dosis vaksin per tahun dan masuk lima besar produsen vaksin yang dipasok ke UNICEF. Dia menyoroti bahwa vaksin produksi Bio Farma telah diekspor ke lebih dari 100 negara di berbagai belahan dunia.
Pihaknya berkomitmen untuk meningkatkan kapasitas produksi melalui inisiasi peremajaan fasilitas dan ekspansi fasilitas ke lahan baru.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2025