Bogor (Antara Megapolitan) - Pigmen klorofil merupakan pigmen alami yang dapat dihasilkan dari makroalga Sargassum sp. Kelemahan pigmen organik saat ini ialah memiliki stabilitas dan polaritas yang rendah, sehingga sulit untuk terdispersi terutama bila digunakan pada sel surya.

Empat peneliti mencoba untuk membuat nanopigmen yang berasal dari rumput laut sebagai pewarna alami sel surya. Keempat peneliti itu ialah Prof Erliza Noor dan Dr Meika S Rusli dari Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (FATETA IPB), Dr Akhirudin Maddu dari Departemen Fisika, FMIPA IPB beserta Andi Ridwan Makkulawu dari Politeknik Pertanian Negeri Pangkep  

Penelitian tersebut bertujuan untuk mengubah karakteristik pigmen klorofil dengan mengubah bentuknya menjadi nano.

Metode pembuatan nanopigmen klorofil ini dengan homogenisasi berkecepatan tinggi. Rata-rata ukuran partikel terbaik yang diperolehnya adalah 27,26 ± 3,62 nanometer. Pada pengamatannya partikel nanopigmen memiliki kestabilan ukuran yang baik pada suhu ruang selama sepuluh hari pengamatan. 

Perubahan pigmen menjadi ukuran nanopigmen mampu meningkatkan kelarutan pigmen pada berbagai jenis pelarut terutama pelarut organik yang bersifat polar.

Dalam pengujian efisiensi penyerapan sinar dilakukan pada lempeng TiO2 yang di-coating dengan larutan pigmen dan nanopigmen dengan variasi lama coating (5-60 jam) dan konsentrasi larutan (1:10-1:30). 

Tim peneliti ini menemukan efisiensi penyerapan sinar meningkat pada aplikasi nanopigmen pada kit sel surya yaitu dari 0,47-1,43 persen menjadi 4,1-4,9 persen. Nilai ini menunjukkan kenaikan hingga sembilan kali lebih tinggi. Efisiensi tersebut menurun 1-2 persen selama sepuluh hari. Hal ini menunjukkan, diperlukannya agen penstabil nanopigmen. (irm/ris)

Pewarta: Humas IPB

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017