Bogor (Antara Megapolitan) - Sekolompok peneliti dari Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan serangkaian analisis dan identifikasi Tanaman Obat Keluarga (TOGA) untuk pengembangan urban farming di kawasan transmigrasi.
Adapun daerah yang dituju adalah Desa Karya Mulia, Kota Prabumulih, Provinsi Sumatera Selatan.
Usaha budidaya TOGA di Desa Karya Mulia sudah berlangsung lama namun baru dikelola secara khusus beberapa tahun belakangan. Kini di pekarangan masyarakat desa telah mudah ditemui beragam tanaman obat baik di lahan yang khusus pengembangan TOGA pun ada juga yang dilakukan di lahan khusus.
Peneliti yang tergabung dalam tim ini yaitu Yulia P. Wulandari, Adi Firmansyah, Sumardjo, dan Rudi Zariansyah.
Penelitian ini dilakukan atas inisiatif Pusat Studi Resolusi Konflik dan Pemberdayaan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB, bekerja sama dengan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB, dan Community Development Officer Pertamina EP Aset 2 Limau.
Penelitian dilakukan selama tujuh bulan yaitu April hingga Oktober 2016, mulai dari pengambilan data hingga analisis hasil.
Metode yang digunakan ialah survei dan wawancara sejumlah responden yang terlibat langsung dalam kegiatan urban farming.
Yakni aparat pemerintah desa, anggota kelompok wanita tani (KWT) Karya Lestari, tokoh masyarakat, dan pelaku usaha jamu.
Untuk menentukan strategi pengembangan TOGA di Desa Karya Mulia, peneliti melakukan analisis internal factor evaluation (IFE) dan external factor evaluation (EFE) serta ada analisis dampak pengembangan urban farming berbasis TOGA.
Hasil penelitian menunjukkan faktor utama pendukung urban farming berbasis TOGA di Desa Karya Mulia adalah partisipasi yang cukup baik dari para pemangku kebijakan desa. Masyarakat tidak segan berinovasi, terlebih didukung potensi alam desa yang tinggi.
''Faktor lainnya ialah peluang pasar dan kemitraan yang masih terbuka untuk mendukung penjualan hasil TOGA dari Desa Karya Mulia,'' ujar Yulia.
Riset ini juga berhasil mengidentifikasi strategi yang tepat untuk mengembangkan konsep urban farming di Desa Karya Mulia yaitu melalui diversifikasi produk, pengembangan pasar, dan pengembangan kemitraan.
Lalu bagaimana dampak urban farming berbasis TOGA pada lingkungan desa? Menurut hasil penelitian ini, dengan intensifikasi TOGA melalui urban farming akan meningkatkan tutupan lahan desa sekaligus mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang ada.
Melalui konsep yang sama pun akan terjadi peningkatan pendapatan keluarga dan peluang usaha, serta munculnya penguatan kelembagaan dan peran wanita Desa karya Mulia. (EAW/Zul).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Adapun daerah yang dituju adalah Desa Karya Mulia, Kota Prabumulih, Provinsi Sumatera Selatan.
Usaha budidaya TOGA di Desa Karya Mulia sudah berlangsung lama namun baru dikelola secara khusus beberapa tahun belakangan. Kini di pekarangan masyarakat desa telah mudah ditemui beragam tanaman obat baik di lahan yang khusus pengembangan TOGA pun ada juga yang dilakukan di lahan khusus.
Peneliti yang tergabung dalam tim ini yaitu Yulia P. Wulandari, Adi Firmansyah, Sumardjo, dan Rudi Zariansyah.
Penelitian ini dilakukan atas inisiatif Pusat Studi Resolusi Konflik dan Pemberdayaan, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB, bekerja sama dengan Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB, dan Community Development Officer Pertamina EP Aset 2 Limau.
Penelitian dilakukan selama tujuh bulan yaitu April hingga Oktober 2016, mulai dari pengambilan data hingga analisis hasil.
Metode yang digunakan ialah survei dan wawancara sejumlah responden yang terlibat langsung dalam kegiatan urban farming.
Yakni aparat pemerintah desa, anggota kelompok wanita tani (KWT) Karya Lestari, tokoh masyarakat, dan pelaku usaha jamu.
Untuk menentukan strategi pengembangan TOGA di Desa Karya Mulia, peneliti melakukan analisis internal factor evaluation (IFE) dan external factor evaluation (EFE) serta ada analisis dampak pengembangan urban farming berbasis TOGA.
Hasil penelitian menunjukkan faktor utama pendukung urban farming berbasis TOGA di Desa Karya Mulia adalah partisipasi yang cukup baik dari para pemangku kebijakan desa. Masyarakat tidak segan berinovasi, terlebih didukung potensi alam desa yang tinggi.
''Faktor lainnya ialah peluang pasar dan kemitraan yang masih terbuka untuk mendukung penjualan hasil TOGA dari Desa Karya Mulia,'' ujar Yulia.
Riset ini juga berhasil mengidentifikasi strategi yang tepat untuk mengembangkan konsep urban farming di Desa Karya Mulia yaitu melalui diversifikasi produk, pengembangan pasar, dan pengembangan kemitraan.
Lalu bagaimana dampak urban farming berbasis TOGA pada lingkungan desa? Menurut hasil penelitian ini, dengan intensifikasi TOGA melalui urban farming akan meningkatkan tutupan lahan desa sekaligus mengoptimalkan pemanfaatan lahan yang ada.
Melalui konsep yang sama pun akan terjadi peningkatan pendapatan keluarga dan peluang usaha, serta munculnya penguatan kelembagaan dan peran wanita Desa karya Mulia. (EAW/Zul).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017