Palang Merah Indonesia (PMI) menggelar pelatihan fasilitator aksi antisipasi hujan ekstrem yang diikuti oleh puluhan personel PMI, Palang Merah Timor Leste dan organisasi lainnya di Markas PMI Pusat, Jakarta.
"Pelatihan yang digelar dari 16-20 Desember 2024 merupakan dukungan dari Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah IFRC dan Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT)," kata Kepala Markas PMI Pusat Arifin M Hadi di Jakarta, Selasa.
Menurut Arifin, pelatihan yang bertujuan untuk mengurangi risiko bencana hidrometeorologi yang dipicu oleh hujan ekstrem diikuti 38 peserta dengan rincian 34 personel PMI, dua personel Palang Merah Timor Leste dan personel IFRC Country Cluster Delegation (CCD) Jakarta.
Baca juga: Penyandang disabilitas diberikan pelatihan pengurangan risiko bencana
Baca juga: PMI gelar penyegaran pelatihan dukung Program Kesiapsiagaan Gempa
Pelatihan aksi antisipasi ini untuk membuat standardisasi informasi berbasis ilmiah yang dikeluarkan oleh lembaga resmi pemberi informasi seperti Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui pemantauan cuaca yang memprakirakan cuaca berbasis dampak.
Bencana saat ini didominasi atau sekitar 80 persen dipicu oleh kondisi iklim seperti banjir, tanah longsor, puting beliung serta gelombang pasang yang membutuhkan perhatian semua pihak sebagai insan kemanusiaan.
Lebih lanjut, bahwa pelatihan aksi antisipasi dilaksanakan untuk meningkatkan pemahaman yang lebih mendalam di jajaran Palang Merah untuk dapat menghimpun informasi yang kredibel.
Baca juga: PMI Sukabumi berikan pelatihan dan edukasi ratusan pelajar PAUD tentang mitigasi bencana
Kemudian mampu menerjemahkan potensi aksi yang akan dilakukan dan juga menyebarkan informasi peringatan dini yang mudah dipahami masyarakat sehingga dapat diambil aksi untuk mengurangi potensi risiko yang ada di masyarakat.
Di tempat yang sama, Kepala Divisi Penanggulangan Bencana Markas Pusat PMI Ridwan S Carman menambahkan PMI telah memiliki nota kesepahaman dengan BMKG untuk mengoptimalkan penggunaan aplikasi BMKG yang dapat diakses secara real time.
Selain itu, telah memiliki kajian lima sungai besar di Indonesia di mana salah satunya Sungai Bengawan Solo yang dilakukan pemantauan risiko bencana banjir secara berkala.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024