Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko menyatakan kesiapan pihaknya untuk mendukung serta memfasilitasi riset yang dilakukan civitas perguruan tinggi dan pelaku industri.

"Sebenarnya riset itu murah kalau tidak beli alat, begitu infrastruktur sudah ada akan menjadikan riset menjadi murah. Untuk menjadi profesional dibutuhkan kolaborasi, BRIN siap memfasilitasi, dan menjadi enabler riset civitas perguruan tinggi dan riset (R&D) industri," kata Laksana dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Menurutnya, BRIN sebagai lembaga riset pemerintah memiliki kewajiban mendorong industri agar bisa melakukan aktivitas riset high cost (biaya tinggi) dan high risk (risiko tinggi).

Baca juga: BRIN rekomendasikan konsep Kota Hijau untuk jaga keberlanjutan ekosistem perkotaan
Baca juga: BRIN: Program Makan Bergizi Gratis mampu tingkatkan fokus belajar

Oleh karena itu, Laksana mengatakan BRIN hadir untuk mempermudah mitra industri dalam pengembangan produk berbasis riset yang terjangkau.

Dia juga menuturkan proses riset bisa dilakukan oleh BRIN yang berkolaborasi bersama perguruan tinggi dengan memanfaatkan fasilitas riset milik BRIN, sehingga biayanya bisa lebih murah.

Kendati memiliki sumber daya riset yang dinilai mumpuni, Laksana menyoroti tantangan dalam bidang riset dan inovasi di Indonesia adalah minimnya anggaran serta peralatan dan fasilitas yang memadai.

“Hal ini karena anggaran riset terlalu banyak namun di ecer-ecer, sehingga dananya kecil, tidak berdampak, dan wujudnya tidak dirasakan masyarakat,” jelasnya.

Baca juga: BRIN: Sampah laut hambat prooses produksi oksigen dari organisme laut

Fasilitasi dan peran BRIN yaitu mengembalikan layanan rekomendasi kebijakan berbasis sains ke kementerian lembaga yang terkait, periset BRIN menjadi agen eksekutif, dan BRIN sebagai agen pendanaan, kata Laksana menambahkan.

Tujuan menggabungkan agen eksekutif dan agen pendanaan dalam satu payung manajemen BRIN adalah menekan unit biaya dari kegiatan riset..

Dia menegaskan program riset yang dilakukan oleh mahasiswa maupun periset dari perguruan tinggi bisa berkolaborasi dengan kegiatan riset peneliti BRIN sehingga biaya risetnya akan lebih murah.

“BRIN memiliki skema pendanaan riset yang diberikan dalam bentuk skema kompetisi berbasis proposal dan rekam jejak pengusulnya, sedangkan bagi perguruan tinggi menggunakan skema afirmasi,” ujarnya.

Pewarta: Farhan Arda Nugraha

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024