Bogor (Antara Megapolitan) - Indonesia memiliki kekayaan sumberdaya hayati terbesar kedua setelah Brazil dengan lebih dari 28.000 spesies tanaman.
Meskipun demikian, baru sekitar 1.000 spesies tanaman yang terdaftar dalam Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang telah digunakan untuk memproduksi pangan fungsional, terutama untuk jamu. Sumber daya alam yang melimpah ini merupakan keunggulan komparatif untuk mengembangkan produk pangan fungsional.
Kumis kucing merupakan salah satu jenis tanaman obat yang dapat dimanfaatkan sebagai minuman fungsional. Penelitian yang memanfaatkan kumis kucing sebagai basis dalam formulasi minuman fungsional belum pernah dilakukan.
Peneliti dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor yakni Prof. Dr. C. Hanny Wijaya, M.Agr., melakukan pengembangan produk tablet effervescent berbasis kumis kucing.
Prof. Hanny Wijaya mengatakan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula tablet effervescent berbasis kumis kucing yang didasarkan pada tingkat kesukaan panelis terhadap warna dan citarasa serta memiliki aktivitas antioksidan yang setara atau lebih tinggi dibandingkan dengan produk minuman fungsional tradisional komersil lainnya.
"Effervescent merupakan bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan. Gas yang dihasilkan umumnya adalah karbondioksida meskipun pada beberapa formulasi, gas yang dihasilkan adalah oksigen," ujarnya.
Ekstrak kumis kucing dan ekstrak kayu secang dibuat dengan cara merebusnya di air mendidih selama 10 – 15 menit. Sedangkan ekstrak jahe dan temulawak dibuat dengan cara mengambil sarinya.
Ekstrak cair yang diperoleh dicampur dengan bahan pengisi maltodekstrin dan dikeringkan dengan alat pengering vakum.
Setelah itu dilakukan formulasi dan diuji organoleptiknya menggunakan metode hedonik dengan parameter citarasa dan warna.
Formula yang terpilih atau yang lebih disukai oleh panelis dianalisis aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode DPPH.
"Aktivitas antioksidan formula effervescent ini lebih banyak diperoleh dari sifat antioksidan ekstrak kumis kucing yang merupakan komponen utama formula," ujarnya.
Aktivitas antioksidan formula A5 ini tidak kalah dibandingkan dengan minuman komersil yang beredar di masyarakat. Selain itu produk effervescent formula A5 ini juga memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi 4 kali dibandingkan formula minuman cair berbasis kumis kucing.
"Formulasi ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang formulasi minuman fungsional effervescent berbasis rempah, khususnya tanaman kumis kucing, sebagai upaya pemanfaatan rempah-rempah Indonesia," tuturnya. (AT/Zul).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Meskipun demikian, baru sekitar 1.000 spesies tanaman yang terdaftar dalam Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) yang telah digunakan untuk memproduksi pangan fungsional, terutama untuk jamu. Sumber daya alam yang melimpah ini merupakan keunggulan komparatif untuk mengembangkan produk pangan fungsional.
Kumis kucing merupakan salah satu jenis tanaman obat yang dapat dimanfaatkan sebagai minuman fungsional. Penelitian yang memanfaatkan kumis kucing sebagai basis dalam formulasi minuman fungsional belum pernah dilakukan.
Peneliti dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor yakni Prof. Dr. C. Hanny Wijaya, M.Agr., melakukan pengembangan produk tablet effervescent berbasis kumis kucing.
Prof. Hanny Wijaya mengatakan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan formula tablet effervescent berbasis kumis kucing yang didasarkan pada tingkat kesukaan panelis terhadap warna dan citarasa serta memiliki aktivitas antioksidan yang setara atau lebih tinggi dibandingkan dengan produk minuman fungsional tradisional komersil lainnya.
"Effervescent merupakan bentuk sediaan yang menghasilkan gelembung gas sebagai hasil reaksi kimia dalam larutan. Gas yang dihasilkan umumnya adalah karbondioksida meskipun pada beberapa formulasi, gas yang dihasilkan adalah oksigen," ujarnya.
Ekstrak kumis kucing dan ekstrak kayu secang dibuat dengan cara merebusnya di air mendidih selama 10 – 15 menit. Sedangkan ekstrak jahe dan temulawak dibuat dengan cara mengambil sarinya.
Ekstrak cair yang diperoleh dicampur dengan bahan pengisi maltodekstrin dan dikeringkan dengan alat pengering vakum.
Setelah itu dilakukan formulasi dan diuji organoleptiknya menggunakan metode hedonik dengan parameter citarasa dan warna.
Formula yang terpilih atau yang lebih disukai oleh panelis dianalisis aktivitas antioksidannya dengan menggunakan metode DPPH.
"Aktivitas antioksidan formula effervescent ini lebih banyak diperoleh dari sifat antioksidan ekstrak kumis kucing yang merupakan komponen utama formula," ujarnya.
Aktivitas antioksidan formula A5 ini tidak kalah dibandingkan dengan minuman komersil yang beredar di masyarakat. Selain itu produk effervescent formula A5 ini juga memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi 4 kali dibandingkan formula minuman cair berbasis kumis kucing.
"Formulasi ini diharapkan dapat memperkaya pengetahuan tentang formulasi minuman fungsional effervescent berbasis rempah, khususnya tanaman kumis kucing, sebagai upaya pemanfaatan rempah-rempah Indonesia," tuturnya. (AT/Zul).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017