Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat menargetkan untuk terus mempromosikan sektor kuliner tidak hanya untuk level nasional tetapi juga mancanegara.
"Diperlukan promosi yang luar biasa atau "out of the box" agar sektor kuliner semakin diminati," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, di Bogor, Sabtu.
Bima mengatakan salah satu produk kuliner yang diminati masyarakat dan sudah menjadi "brand image" Kota Bogor adalah lapis talas. Wisatawan yang berkunjung ke Bogor pasti memburu produk tersebut sebagai oleh-oleh dibawa pulang.
"Setiap kali dinas ke luar kota pasti selalu ada yang nanya mana oleh-oleh lapis talasnya. Yang identik dengan Bogor, ya talasnya," kata Bima.
Menurutnya lapis talas Bogor sudah tersebar dimana-mana, banyak sektor usaha yang mengembangkan lapis talas, sehingga masing-masing pelaku usaha harus mempromosikan produknya dengan cara yang tidak biasa.
Seperti pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) yang dilakukan Bolu Amor. Yang membuat rangkaian lapis talas terpanjang, yakni 620 meter sehingga dikenal oleh publik.
Tujuh tahun terakhir sektor pariwisata Kota Bogor terus bertumbuh dengan pesat. Saat ini tercatat ada sekitar 280 sampai 300 restoran yang tersebar di sejumlah lokasi.
Sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) terbesar bagi Kota Bogor, yakni sekitar 28 persen. Kota Bogor menjadi salah satu destinasi wisata favorit khususnya masyarakat Jabodetabek.
Prospek pariwisata di Kota Bogor mengundang investor menanamkan modalnya, terutama pemodal di bidang kuliner seperti restoran, rumah makan, kafe, dan beragam produk kue.
Pemerintah Kota Bogor menargetkan sektor pariwisata menyumbangkan 28 persen dari target pendapatan asli daerah (PAD) 2017 sebesar Rp712 milar.
"Target 28 persen itu diperoleh dari pajak hotel, restoran dan rumah makan," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Kota Bogor, Shahlan Rasyidi.
Shahlan mengatakan sektor pariwisata terus digenjot dengan memaksimalkan potensi pajak yang ada. Target 28 persen, yakni Rp143 miliar diyakini dapat tercapai di tahun 2017.
"Dengan gencarnya pembangunan dan penataan kawasan terutama taman, pembangunan trotoar sekeliling kebun raya, dengan berbagai acara yang akan digelar dapat mengundang tamu untuk datang ke Kota Bogor," kata Shahlan.
Shahlan menyebutkan, Bogor menjadi kota alternatif kunjungan wisata bagi masyarakat Jabodetabek setiap akhir pekan. Selain itu, juga hotel-hotel kerap digunakan sebagi tempat pertemuan dan seminar maupun konferensi baik skala nasional maupun internasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Diperlukan promosi yang luar biasa atau "out of the box" agar sektor kuliner semakin diminati," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, di Bogor, Sabtu.
Bima mengatakan salah satu produk kuliner yang diminati masyarakat dan sudah menjadi "brand image" Kota Bogor adalah lapis talas. Wisatawan yang berkunjung ke Bogor pasti memburu produk tersebut sebagai oleh-oleh dibawa pulang.
"Setiap kali dinas ke luar kota pasti selalu ada yang nanya mana oleh-oleh lapis talasnya. Yang identik dengan Bogor, ya talasnya," kata Bima.
Menurutnya lapis talas Bogor sudah tersebar dimana-mana, banyak sektor usaha yang mengembangkan lapis talas, sehingga masing-masing pelaku usaha harus mempromosikan produknya dengan cara yang tidak biasa.
Seperti pemecahan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) yang dilakukan Bolu Amor. Yang membuat rangkaian lapis talas terpanjang, yakni 620 meter sehingga dikenal oleh publik.
Tujuh tahun terakhir sektor pariwisata Kota Bogor terus bertumbuh dengan pesat. Saat ini tercatat ada sekitar 280 sampai 300 restoran yang tersebar di sejumlah lokasi.
Sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) terbesar bagi Kota Bogor, yakni sekitar 28 persen. Kota Bogor menjadi salah satu destinasi wisata favorit khususnya masyarakat Jabodetabek.
Prospek pariwisata di Kota Bogor mengundang investor menanamkan modalnya, terutama pemodal di bidang kuliner seperti restoran, rumah makan, kafe, dan beragam produk kue.
Pemerintah Kota Bogor menargetkan sektor pariwisata menyumbangkan 28 persen dari target pendapatan asli daerah (PAD) 2017 sebesar Rp712 milar.
"Target 28 persen itu diperoleh dari pajak hotel, restoran dan rumah makan," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disbudparekraf) Kota Bogor, Shahlan Rasyidi.
Shahlan mengatakan sektor pariwisata terus digenjot dengan memaksimalkan potensi pajak yang ada. Target 28 persen, yakni Rp143 miliar diyakini dapat tercapai di tahun 2017.
"Dengan gencarnya pembangunan dan penataan kawasan terutama taman, pembangunan trotoar sekeliling kebun raya, dengan berbagai acara yang akan digelar dapat mengundang tamu untuk datang ke Kota Bogor," kata Shahlan.
Shahlan menyebutkan, Bogor menjadi kota alternatif kunjungan wisata bagi masyarakat Jabodetabek setiap akhir pekan. Selain itu, juga hotel-hotel kerap digunakan sebagi tempat pertemuan dan seminar maupun konferensi baik skala nasional maupun internasional.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017