Bogor (Antara Megapolitan) - Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Marzoeki Mahdi, Bogor, Jawa Barat meluncurkan layanan konseling langsung berupa pusat krisis terpadu serta "hotline service" sebagai bentuk partisipasi meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat di Bogor dalam pencegahan bunuh diri.

"Kami sudah meluncurkan layanan "crisis center` dan "hotline service" ini pada 17 Agustus 2017 lalu, dan kami terus mensosialisasikannya sampai saat ini," kata Direktur Utama RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, Bambang Eko Sunaryanto, kepada Antara usai Lokakarya peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, di Bogor, Kamis.

Ia menjelaskan layanan pusat krisis terpadu dan `hotline service` dapat dimanfaatkan masyarakat Bogor dan juga secara nasional. Cukup dengan menghubungi nomor telepon 0251-8310611, petugas psikolog dan psikiater profesional dari RSJ Marzoeki Mahdi akan memberikan layanan 24 jam.

Layanan telepon tersebut membantu penelpon untuk mengungkapkan perasaan depresi apa yang dimilikinya, petugas akan membantu, apabila tidak puas bisa datang ke `crisis center`. Pasien akan dibantu menyelesaikan masalah yang membebani pikirannya.

"Jika di `crisis center` belum cukup, akan ditindaklanjuti dengan konseling dokter," katanya.

Menurut Bambang Eko, layanan pusat krisis terpadu tersebut juga digunakan untuk korban kekerasan dalam rumah tangga, korban perkosaan atau pelecehan, orang yang didagnosis penyakit yang berat, anggota keluarganya didiagnosis penyakit berat, masalah rumah tangga yang berat, membutuhkan layanan konseling.

Memperingati Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, RSJ Marzoeki Mahdi menyelenggarakan sejumlah kegiatan, selain meluncurkan pusat krisis terpadu dan `hotline service` juga ada temu media dalam rangka advokasi dan edukasi untuk pencegahan bunuh diri, serta lokakarya bagi remaja usia sekolah dan guru untuk meningkatkan pengetahuan cara pencegahan bunuh diri serta skrining, konseling dan pemberian edukasi kepada masyarakat.

"Mari kita berupaya dalam mewaujudkan pelayanan kesehatan jiwa yang komprehensif, bermutu, bermartabat dan terjangkau bagi seluruh masyarakat," katanya.


Pertama Kali

Bambang mengatakan, setiap tanggal 10 September diperingati sebagai Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia, untuk pertama kalinya RSJ Marzoeki Mahdi menggelar kegiatan untuk memperingatinya.

Peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia atau "World Suicide Prevention Day) sebagai bentuk kampanye kepada masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya pencegahan bunuh diri. Karena bunuh diri merupakan salah satu masalah kesehatan jiwa yang berdampak sosial.

"Tema peringatan Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia tahun ini "Take a minute, change a life" atau luangkan satu menit, mengubah satu kehidupan, adalah untuk menunjukkan bahwa sesungguhnya bunuh diri dapat dicegah melalui intervensi segera," kata Bambang.

Ia mengatakan, penyebab bunuh diri disebabkan banyak faktor, bisa dari diri sendiri atau organologi, bisa dari psikologi atau kejiwaan, dan faktor sosial.

Faktor organologi, dialami orang yang mengalami sakit fisik kronis, bisa karena gangguan napsa, serta gangguan pada otak. Mereka yang sakit fisik kronis sering mengalami depresi, kesedihan mendalam, dipicu impulsivitas (bertindak sebelum berfikir), hingga mendorong diri untuk mengakhiri hidupnya.

Sedangkan faktor psikologis, adalah ketidakbahagian hidup atau antara harapan dan kenyataan yang tidak sesuai. Bunuh diri karena faktor psikologi lebih banyak terjadi pada usia produktif yakni 15 sampai 29 tahun.

Faktor sosial penyebab orang bunuh diri karena pekerjaan, diputus hubungan pekerjaan dari perusahaan. Hal itu banyak terjadi di negara maju seperti Jepang, Tiongkok.

"Layanan `crisis center` pencegahan bunuh diri belum ada di tempat lain. Cita-cita RSJ Marzoeki Mahdi hadirnya layanan ini untuk mengurangi kasus bunuh diri di Indonesia," kata Bambang.

Menurut Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak menular (PPTM) Dinas Kesehatan Kota Bogor Firy Triyanti, sebuah layanan masyarakat yang urgency memang dibutuhkan, karena dengan adanya layanan tersebut masyarakat tau apa yang harus mereka lakukan apabila ditemuinya kasus-kasus psikiatri di masyarakat.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017