Bogor (Antara Megapolitan) - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Herry Suhardiyanto MSc mengatakan alokasi subsidi perlu dievaluasi agar lebih efektif, hal ini sejalan dengan arahan Presiden yang menetapkan kebijakan membangun dari pinggiran dan memberikan perhatian besar kepada desa, diperkuat dengan pengembangan pendekatan integrasi hulu hilir yang berbasis agrologistik.

"Subsidi pupuk yang nilainya sekitar Rp3 triliun perlu dirancang ulang dengan berbasis evidence kebenaran ilmiah sehingga lebih efektif dalam memberdayakan petani," kata Herry dalam sambutannya pada Sidang Terbuka "Dies Natalis" IPB ke-54 di Kampus Dramaga, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Sidang Terbuka dalam rangka "Dies Natalis" IPB ke-54 dihadiri Presiden Joko Widodo yang menyampaikan orasinya, disaksikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Puan Maharani, Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, M Nasir, Menteri Sekretaris Negara, Pratikno, Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, dan Bupati Bogor, Nurhayanti.

Rektor mengatakan peningkatan kesejahteraan para petani perlu lebih diutamakan dibandingkan pencapaian swasembada produksi.

Rantai pasok komoditas pertanian juga perlu didorong untuk berkembang dan menjadi lebih efisien.

"Kami mengusulkan agar subsidi pupuk dialihkan menjadi bentuk lain yang lebih efektif meningkatkan kesejahteraan petani," katanya.

Herry mencontohkan bentuk lain dari subsidi pupuk seperti sistem irigasi lokal yang pemeliharaannya tidak mahal, unit penanganan lepas panen pedesaan dan industri pengolahan hasil pertanian, sistem agrologistik yang meliputi pemasaran berbagai fasilitas logistik pertanian/pedesaan, jaringan jalan usaha tani, dan sebagainya.

"Kami mengusulkan perlunya secara konsisten kita menegakkan kebijakan yang berbasis ilmu pengetahuan (science-based policy) di bidang pertanian," katanya.

Lebih lanjut Herry mengatakan salah satu kunci pembangunan pertanian adalah pemberdayaan petani dan kelompok tani. Untuk itu, IPB melalui berbagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat telah melaksanakan berbagai kegiatan pemberdayaan petani.

IPB telah mengirimkan mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) tematik di 26 kabupaten, KKN kebangsaan dan KKN bersama di dua kabupaten, dan IPB "Goes to Field" (IGTF) di 12 kabupaten, layanan mobil keliling untuk pengendalian hama terpadu, IPB juga membangun "collaborative innovation center" atau CIC di 19 kabupaten, stasiun lapangan agro kreatif di lima kabupaten, sekolah peternakan rakyat di 18 kabupaten, pemanfaatan lahan non produktif di dua kabupaten, "cyber extension" yang mencakup 25 kabupaten, klinik pertanian nusantara di tujuh kabupaten, serta pengembangan model agribisnis optimum dan modern serta simpul kolaborasi inovasi.

Herry menyebutkan tantangan pemenuhan pangan selalu relevan pada berbagai masa. Salah satu peran IPB dalam mewujudkan kedaulatan pangan adalah menghasilkan benih yang berkualitas.

Dr Hajrial Aswidinoor setelah melakukan pemuliaan bertahun-tahun menghasilkan varietas padi tipe baru yang diberi nama IPB-3S.

"IPB berterimakasih kepada Bapak Presiden pada panen padi IPB-3S di Karawang pada tanggal 27 September 2015. Kehadiran presiden menjadi penghela semangat kami untuk terus melakukan penyebarluasan benih hasil pemuliaan IPB," katanya.

Untuk pengembangan "start-up" industri benih IPB-3S, IPB memperoleh dana APBN melalui program dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi untuk menghasilkan benih dasar.

Saat ini telah berhasil diproduksi benih dasar padi IPB-3S sebanyak kurang lebih 180 ton yang siap disebarkan kepada para penangkar benih di berbagai daerah di seluruh Tanah Air.

"Para penangkar diharapkan dapat memperbanyak benih tersebut untuk menghasilkan benih sebar," katanya.

Herry menambahkan, dengan 180 ton benih dasar padi IPB-3S akan dapat dihasilkan 30 ribu ton benih sebar yang dapat memenuhi kebutuhan benih padi untuk sawah seluas satu juta hektare.

Dari data hasil panen di beberapa lokasi diketahui bahwa produktivitas rata-rata padi IPB-3S adalah 8,4 ton gabah kering panen per hektare.

"Apabila digunakan angka perkiraan produktivitas 7 juta ton gabah kering panen pada musim panen yang akan datang," kata Herry.

Pada "Dies Natalis" IPB ke-54, Rektor menyerahkan bantuan benih bibit unggul padi IPB-3S kepada sejumlah kepala daerah yang memiliki komitmen dalam mengembangkan varietas unggul tersebut. Pemberian bantuan varietas disaksikan oleh Presiden Joko Widodo.

Sejumlah kepala daerah yang menerima bantuan benih di antaranya Gubernur Daerah Istimewa Aceh Darussalam, Gubernur Jawa Barat, dan Bupati Bogor.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017