Sejumlah Tim Peneliti Jakarta Global University (JGU) melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi dengan turun ke lokasi Insenerator Ramah Lingkungan hibah dari alumni Universitas Indoneaia (UI) yakni Lingkar UI Peduli yang diresmikan Imam Budi Hartono pada 10 November 2024.

Fasilitas yang sudah beroperasi di RW12 Tugu Cimanggis ini dicek serta dianalisis konstruksi, mekanisme kerja maupun metode asesmen baku mutu oleh para peneliti JGU.

Wakil Rektor III JGU Adhes Gemayel PhD di Depok, Rabu hadir mengamati dengan seksama berbagai keunggulan dari alat yang dinyatakan bebas bahan bakar seperti BBM dan listrik yang diyakini mampu menjadi alternatif guna mewujudkan gaya hidup Zero Waste, melalui penanganan sampah berbasis komunitas yang salah satunya dimotori bank sampah Timah Tugu 30 pimpinan Hilwan Fahmi yang juga alumni UI.

Penelitian ini selanjutnya akan menjadi topik riset maupun tugas skripsi mahasiswa JGU sebagai institusi pendidikan yang kampusnya berada di bilangan Grand Depok City.

Kehadiran para Peneliti JGU ini juga menjadi angin segar bagi pegiat penanganan sampah bahwa para peneliti di Depok Khususnya juga punya perhatian mengenai problem masyarakat urban seperti Depok.

Baca juga: DLHK Sulsel siapkan tiga mesin insenerator tingkatkan pengolahan limbah B3

Menjadi sebuah aksioma bahwa Sampah adalah masalah kita semua yakni Pemerintah mewakili sektor publik, Pihak Swasta, maupun sektor ketiga yang juga meliputi LSM juga Ormas.

Setiap orang dan keluarga sejatinya merupakan produsen sampah, setiap hari dan terus berlangsung sepanjang tahun.

Oleh karena itu, semakin bertambah populasi manusia disuatu tempat maka ia berbanding lurus dengan bertambahnya produksi sampah.

Lugasnya, semakin banyak penduduk sebuah Kawasan seperti kota Depok, maka semakin banyak pula produksi sampah yang dihasilkan.

Berdasarkan catatan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok, dengan jumlah populasi yang mencapai 2.123.349 jiwa dengan kepadatan penduduk mencapai 10.601 jiwa/km2 yang dampaknya terjadi lonjakan sampah di tahun 2022 yaitu sekitar 1.337,7 ton/hari.

Jumlah tersebut meningkat 1,79% dari tahun sebelumnya. Saat ini TPA Cipayung yang merupakan TPA satu-satunya di Kota Depok juga sudah overload.

Baca juga: Teknologi insenerator jadi solusi pengelolaan sampah di Jakarta

Melihat kondisi sampah buangan yang semakin mendesak ditangani secara serius dalam maklumatnya Wali Kota Depok Mohammad Idris dengan tegas menyatakan bahwa penanganan sampah menjadi skala perioritas utama di perencanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025 mendatang sejalan semakin kompleksnya penanganannya di lapangan (20/11/2024).

Selain berkunjung ke lokasi insenerator pihak JGU juga mengelaborasi aktivitas Bank Sampah Timah Tugu 30 yang secara intens melakukan kampanye dan penyadaran Gaya hidup zero waste, sebuah inisiatif untuk mendorong kondisi bebas sampah yang bertujuan untuk Meminimalkan jumlah sampah yang dihasilkan setiap harinya, Menjaga sumber daya dan melestarikan alam, Menghindari penggunaan produk sekali pakai.

Salah satu kampanyenya adalah Reduce-Reuse-Recycle (3R) sebagai Upaya menggerakkan ekonomi sirkuler yaitu model ekonomi yang bertujuan untuk meminimalkan limah dan kerusakan lingkungan.

Sebagaimana diketuahui, pada 14 Desember 2022 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi sebuah resolusi pada sidangnya yang ketujuh puluh tujuh untuk menetapkan 30 Maret sebagai Hari Internasional Tanpa Sampah (Zero Waste), yang akan diperingati setiap tahun.

Baca juga: Warga Bekasi Kelola Sampah Dengan Insenerator

Sementara Indonesia sendiri memiliki Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh setiap tanggal 21 Februari tiap tahunnya.

Di sesi diskusi antara pihak JGU dan pegiat pengelola sampah di Bank Sampah Timah Tugu 30 menjadi kesepahaman bahwa pengolahan sampah dengan berbagai metode dan tekniknya merupakan bagian penting dalam penanganan sampah.

Pengolahan sampah dapat mengubah sampah menjadi bentuk yang lebih stabil, tidak mencemari lingkungan, dan mengurangi volume sampah yang harus ditimbun di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) khususnya TPA Cipayung yang sudah melampaui kapasitas daya tampungnya.

Artinya harus ada altenatif solusi jangka pendek yakni penangan sampah berbasis komunitas.

Semoga piloting di RW kami bisa menjadi terobosan yang dapat diduplikasi wilayah lain, Pungkas Dr Askar selaku Ketua RW12 Tugu yang juga Peneliti di Center Sustainable & Waste Management UI (CSWM UI). 

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024