Sukabumi (Antara Megapolitan) - Puluhan warga petani di Kecamatan Tegalbuleud, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat mendatangi Gedung Pendopo Sukabumi meminta bupati setempat menghentikan izin penambangan pasir besi.

"Akibat maraknya ekploitasi tambang pasir besi di wilayah Kecamatan Tegalbuleud lingkungan menjadi rusak seperti lahan pertanian, pesawahan dan lain-lain," kata perwakilan warga Kecamatan Tegalbuleud Aden S Sastrawijaya di Sukabumi, Selasa.

Belum lagi limbahnya dibuang ke sungai sehingga warga tidak bisa lagi memanfaatkan airnya untuk rumah tangga, ujarnya.

Selain merusak lingkungan, akibat tambang pasir besi tersebut lokasi wisata seperti Muara Cikaso hingga Cibuni terancam rusak. Maka dari itu, warga meminta kepada Bupati Sukabumi Marwan Hamami agar mengkaji ulang dan mengusulkan ke Gubernur Jabar Ahmad Heryawan untuk mencabut izin ekploitasi tambang pasir besi tersebut.

Lanjut dia, pengusaha tambang pasir besi pun dinilai telah menyalahi aturan, karena seharusnya hasil tambang tersebut sebelum didistribusikan harus dibuat menjadi barang setengah jadi. Tapi kenyataannya di lapangan pengusaha mengirim pasir besi tersebut masih belum diolah.

Belum lagi, pengirimannya harus melalui laut sehingga potensi dan sumber daya laut ikut rusak imbasnya nelayan sulit mencari ikan dan jika penambangan terus dilakukan maka selain lingkungan warga saja yang rusak tetapi sektor pariwisata di kecamatan ini juga ikut hancur.

"Sekarang kami sudah sulit melihat laut lagi, karena karena pihak pengusaha telah membangun tembok tinggi sehingga pemandangannya menjadi terhalang," tambah Aden.

Sementara, Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Sumber dan Daya Mineral Kabupaten Sukabumi Adi Purnomo mengatakan Pemkab Sukabumi tidak bisa mencabut izin penambangan pasir besi karena yang punya wewenang adalah Pemprov Jabar.

"Bupati hanya punya wilayah, tetapi tentang perizinan ada di tangan gubernur dan pembinaannya serta pengawasannya adalah kementerian/menteri," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017