Pemerintah menangguhkan layanan kereta api di wilayah barat daya Pakistan pada Senin (11/11) setelah ledakan mematikan di stasiun kereta api Quetta yang menewaskan 26 orang dan melukai puluhan lainnya pada Sabtu lalu.

Dalam pernyataan resmi dari Pakistan Railways, disebutkan bahwa semua perjalanan kereta dari dan ke Provinsi Balochistan di barat daya akan dihentikan selama empat hari ke depan.

Pemerintah provinsi juga mengumumkan tiga hari masa berkabung sebagai bentuk solidaritas terhadap para korban ledakan bom tersebut.

Menurut pasukan keamanan, seorang yang diduga sebagai pelaku bom bunuh diri meledakkan diri di tengah lebih dari 100 penumpang, termasuk personel militer, yang sedang menunggu kereta di stasiun kereta api di ibu kota provinsi, Quetta.

Baca juga: Diplomat Indonesia selamat dari ledakan bom di Pakistan Barat Laut

Menurut keterangan polisi, 14 di antara korban tewas merupakan personel militer, sementara beberapa lainnya mengalami luka-luka.

Kelompok militan Balochistan Liberation Army (BLA), yang telah dinyatakan terlarang, mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini.

Kelompok tersebut sudah lama menargetkan pasukan keamanan dan penduduk dari provinsi lain di wilayah Balochistan.

Provinsi Balochistan yang merupakan provinsi terbesar di Pakistan dan berbatasan dengan Iran serta Afghanistan. Wilayah itu memiliki posisi strategis karena kekayaan cadangan tembaga, seng, dan gas alam.

Baca juga: 600 Pelaku Teror Ledakan Di Pakistan Ditangkap

Provinsi itu juga menjadi jalur penting dalam proyek mega senilai 64 miliar dolar AS (sekitar Rp1 kuadriliun) yakni Koridor Ekonomi Pakistan-China (PCEC).

Koridor tersebut bertujuan menghubungkan Provinsi Xinjiang di barat laut China yang strategis dengan pelabuhan Gwadar di Balochistan melalui jaringan jalan, kereta api, dan pipa untuk transportasi kargo, minyak, dan gas.

Namun, kaum separatis Balochistan, terutama BLA, yang diduga terlibat dalam penculikan dan pembunuhan pekerja asal China belakangan ini, menentang proyek tersebut.

Sumber: Anadolu

Pewarta: Primayanti

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024