Bogor (Antara Megapolitan) - Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCI-NU) Arab Saudi menggagas "Silaturrahmi XVI NU se-Dunia" sebagai sebuah forum intelektual NU yang menggerakkan puluhan pengurus cabang istimewa NU di luar negeri, yang tersebar di puluhan negara.

Ketua Tanfidziyah PCINU Arab Saudi Ir KH Ahmad Fuad Abdul Wahab mengatakan kegiatan tersebut akan dilaksanakan pada Selasa, 7 Dzulhijjah 1438 Hijriyah, bertepatan dengan 29 Agustus 2017.

Forum yang digagas setiap menjelang puncak musim haji ini dipusatkan di Hotel Arkan Bakkah, Rumah Haji No 201, Mahbas Jin, yang berjarak 2 kilo meter dari Masjidil Haram, Makkah Al-Mukarramah.

Silaturrahmi XVI NU se-Dunia 2017 ini mengangkat tema "Konsistensi Nahdlatul Ulama dalam Mengawal NKRI dan Perdamaian Dunia".

Menurut Fuad yang juga alumnus Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor (IPB), kegiatan ini akan dihadiri ratusan kader NU, sebagai delegasi dari Taman Pendidikan Al Quran (TPA) dan Masjid Indonesia Jeddah, Sekolah Indonesia Makkah, ITMI Madinah, MWCINU Riyadh, PCINU Arab Saudi, PCINU Yaman, PCINU Libanon, dan PCINU Suriah.

Selanjutnya, PCINU Mesir, PCINU Sudan, PCINU Maroko, PCINU Tunisia, PCINU Libia, PCINU Aljazair, PCINU Jerman, PCINU Inggris, PCINU Belanda, PCINU Jepang, PCINU Hong Kong, PCINU Tiongkok, dan PCINU Malaysia.

Selain dihadiri ratusan delegasi dari puluhan PCINU, forum ini akan menghadirkan ulama sepuh dan Mustasyar PBNU Hadratus Syaikh KH Maimun Zubair (Mbah Mun).

Pada tahun-tahun sebelumnya, kegiatan ini selalu dihadiri oleh Menteri Agama sebagai "amirul hajj" (pemimpin jamaah hahi) dan Ketua Umum PBNU.

Fuad mengharapkan pertemuan ini dapat memperkuat sinergi kader NU dalam merawat NKRI dan berpartisipasi lebih nyata dalam mendorong perdamaian di dunia, sesuai visi NU mewujudkan Islam "rahmatan lilalamin", yang membawa berkah bagi semesta.

Dalam pandangan cendekiawan muda NU Ahmad Fahir, M.Si -- yang juga pendiri Keluarga Mahasiswa NU (KMNU) IPB -- pertemuan intelektual NU dari berbagai dunia dengan momentum musim haji itu punya kontribusi positif, tidak saja untuk umat Islam Indonesia, namun juga dunia.

"Karena bagaimanapun juga, delegasi berbagai PCI-NU dari berbagai belahan dunia itu adalah wakil dari negara-negara di mana mereka tinggal atau bermukim," katanya.

Dengan demikian maka hasil-hasil pergulatan pemikiran kalangan "nahdliyyin" -- sebutan popular warga NU -- akan disebarkan ke berbagai negara itu.

"Itulah sumbangsih NU bagi peradaban dunia melalui pertemuan di Tanah Suci pada setiap musim haji," katanya.

Shalatkan Mu`allim Kampung

Kegiatan PCI-NU Arab Saudi, selain bersifat mendunia, menjelang puncak haji kali ini juga diwarnai dengan ibadah dan doa bagi seorang guru ngaji tingkat kampung yang baru meninggal.

Warga Indonesia yang bermukim di Jeddah, Arab Saudi, Jumat (25/8) melakukan shalat ghaib untuk Mu`allim Nata bin H. Dimyati (72), seorang guru ngaji kampung yang wafat pada 16 Agustus 2017.

Mu`allim Nata wafat pada 16 Agustus, Rabu (16/8) malam dan dimakamkan pada Kamis (17/8 ) di Kampung Sawah, RT01/ RW 06, Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

Shalat ghaib untuk almarhum dilaksanakan selepas shalat Jumat di Masjid Indonesia, Jeddah, yang dipimpin oleh Katib Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Arab Saudi KH Zainal Asyikin, dan diikuti 50 orang jamaah.

Ketua Tanfidziyah PCINU Arab Saudi KH Ahmad Fuad Abdul Wahab mengatakan shalat ghaib dipusatkan di Masjid Indonesia Jeddah, yang beralamat di Jalan Malik Khalid, Distrik Syarafiyah, Jeddah.

"Shalat ghaib ini bentuk doa untuk almarhum. Biasanya kalau ada keluarga di Indonesia yang wafat, kami lakukan shalat ghaib setelah shalat Jumat di Masjid Indonesia Jeddah," kata Ahmad Fuad yang telah bermukim puluhan tahun di Tanah Suci ini.

Saat masih hidup Mu`allim Nata tercatat sebagai guru ngaji kampung, yang dijalaninya sejak tahun 1960-an hingga ajal menjemput, melalui madarsah diniyah yang diasuh keluarga.

Mu`allim Nata pernah mengemban sebagai Ketua DKM Masjid Jami Nurul Awwabin di Desa Bojong, ketua RT, amil, serta mustasyar Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Kecamatan Kemang pada tahun 2000-an.

Selain itu, ia juga tercatat sebagai pembina pada Yayasan At-Tawassuth, Bogor, yang peduli dalam kegiatan ke-NU-an dan pemberdayaan masyarakat pesantren.

Selain itu, sebagian besar putra-putri dan cucu Mu`allim Nata terlibat aktif di Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) maupun NU, di Ciputat dan Bogor.

Ketua Yayasan At-Tawassuth yang juga putra almarhum, Ahmad Fahir mengatakan, keluarganya merupakan keluarga besar NU.

Ada tujuh orang yang yang menjadi kader PMII saat kuliah. Sebagian besar di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

"Saat masih hidup ayah selalu mengamanatkan agar putra-putri dan cucu jangan lepas dari Ahlussunnah wal jama`ah. Mu`allim-mu`allim kampung di Bogor menyebut NU dengan istilah Ahlussunnah waljama`ah," katanya.

Ahmad Fahir sendiri tercatat pernah menjadi Ketua Umum PMII Cabang Kota Bogor pada 2000-2002, Wakil Sekretaris LP2NU-PBNU tahun 2007-2010, dan penggerak komunitas NU di lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB).

"Terima kasih kepada Ketua Tanfidziyah PCINU Pak Kiai Fuad Abdul Wahab, rais syuriah, dan jamaah PCINU Arab Saudi atas shalat ghaib dan doa untuk almarhum ayahanda saya. Semoga ayahanda diridhoi Allah SWT dan dijadikan `min ahlil jannah`," katanya.

Selain dishalatkan oleh warga Indonesia di Arab Saudi, almarhum juga didoakan oleh ratusan siswa SMP/SMA/SMK Perguruan Ma`arif Nahdlatul Ulama di Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor, melalui shalat ghaib dan khataman Al-Qur`an.

Tahlilan malam ketujuh almarhum dilaksanakan pada Kamis (24/8), yang diikuti 250 orang dari berbagai berbagai wilayah di Jabodetabek.

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017