Bogor (Antara Megapolitan) - Kota Bogor, Jawa Barat menggelar Ecofun Go! Festival atau festival edukasi lingkungan dan kreativitas untuk anak-anak berskala Asean, Minggu.
Festival ini merupakan rangkaian dari Ecofun Go Asean yang sudah dilaksanakan di tiga negara yakni Myanmar, Philifina, dan Indonesia, yang dibuka secara resmi oleh Wakil Wali Kota Bogor, Usmar Hariman, di Bogor, Minggu, diikuti hampir 100 peserta terdiri dari anak-anak dan komunitas lingkungan.
Beragam kegiatan digelar seperti permainan Ecofunupoly raksasa seri karbon dan sampah, belanja produk ecofun, ecufun turnamen, daur ulang ecofun, ecofun kompetisi mewarnai, ecofun kompetisi menggambar, ecofun expo dan ecofun bazaar.
"Festival ini bagian dari kampanye memberikan edukasi kepada anak-anak untuk memiliki kesadaran menjaga lingkungan," kata Annisa Hasanah, selaku Panitia Ecofun Go Festival.
Annisa yang juga pencipta permainan edukasi lingkungan Ecofunopoly berhasil mengkampanyekan lingkungan melalui permainan menyerupai monopoly tersebut. Ecofun Go Festival telah digelar di sejumlah kota di Myanmar dan Philifina.
"Penyelenggaran Ecofun Go Festival di Kota Bogor juga dihadiri perwakilan dari Myanmar," kata Annisa.
Menurut dia, kegiatan Ecofun Go Festival sebagai salah satu upaya mendukung program Pemerintah Kota Bogor sebagai Kota Layak Anak. Yakni memberikan edukasi lingkungan.
"Anak berhak mendapatkan pendidikan lingkungan," katanya.
Kepedulian terhadap lingkungan mendorong Annisa mengembangkan permainan Ecofunopoly saat masih berstatus mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB). Permainan Ecofunupoly telah diperkenalkan di empat benua, di 31 negara.
Permainan berbasis lingkungan ini menyerupai monopoly hanya saja kontennya berkaitan dengan lingkungan. Terdapat dua edisi Ecofunopoly yakni edisi karbon (pertama) dan edisi sampah yang menjadi seri terbaru.
"Ecofunopoly tidak sekedar bermain tetapi mengedukasi pemainnya untuk peduli terhadap lingkungan," kata Annisa.
Kesuksesan Annisa mengenalkan Ecofunopoly juga membuatnya mendapatkan program fellowship dengan tema ekonomi dan lingkungan. Selama enam minggu ia akan tinggal di Virginia, belajar dan bertukar informasi.
Menurut Annisa, mengenalkan Ecofunopoly di luar negeri lebih direspon positif dibandingkan di negara sendiri. Karena kesadaran masyarakat internasional akan isu lingkungan sudah sangat tinggi.
"Tapi ini tantangan yang harus dihadapi, kami terus melakukan kampanye dan sosialisasi agar ecofunopoly dapat diterima, dan kesadaran masyarakat menjaga lingkungan semakin besar, salah satunya melalui Ecofun Go Festival yang kini sudah berskala Asean," kata Annisa.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Festival ini merupakan rangkaian dari Ecofun Go Asean yang sudah dilaksanakan di tiga negara yakni Myanmar, Philifina, dan Indonesia, yang dibuka secara resmi oleh Wakil Wali Kota Bogor, Usmar Hariman, di Bogor, Minggu, diikuti hampir 100 peserta terdiri dari anak-anak dan komunitas lingkungan.
Beragam kegiatan digelar seperti permainan Ecofunupoly raksasa seri karbon dan sampah, belanja produk ecofun, ecufun turnamen, daur ulang ecofun, ecofun kompetisi mewarnai, ecofun kompetisi menggambar, ecofun expo dan ecofun bazaar.
"Festival ini bagian dari kampanye memberikan edukasi kepada anak-anak untuk memiliki kesadaran menjaga lingkungan," kata Annisa Hasanah, selaku Panitia Ecofun Go Festival.
Annisa yang juga pencipta permainan edukasi lingkungan Ecofunopoly berhasil mengkampanyekan lingkungan melalui permainan menyerupai monopoly tersebut. Ecofun Go Festival telah digelar di sejumlah kota di Myanmar dan Philifina.
"Penyelenggaran Ecofun Go Festival di Kota Bogor juga dihadiri perwakilan dari Myanmar," kata Annisa.
Menurut dia, kegiatan Ecofun Go Festival sebagai salah satu upaya mendukung program Pemerintah Kota Bogor sebagai Kota Layak Anak. Yakni memberikan edukasi lingkungan.
"Anak berhak mendapatkan pendidikan lingkungan," katanya.
Kepedulian terhadap lingkungan mendorong Annisa mengembangkan permainan Ecofunopoly saat masih berstatus mahasiswa di Institut Pertanian Bogor (IPB). Permainan Ecofunupoly telah diperkenalkan di empat benua, di 31 negara.
Permainan berbasis lingkungan ini menyerupai monopoly hanya saja kontennya berkaitan dengan lingkungan. Terdapat dua edisi Ecofunopoly yakni edisi karbon (pertama) dan edisi sampah yang menjadi seri terbaru.
"Ecofunopoly tidak sekedar bermain tetapi mengedukasi pemainnya untuk peduli terhadap lingkungan," kata Annisa.
Kesuksesan Annisa mengenalkan Ecofunopoly juga membuatnya mendapatkan program fellowship dengan tema ekonomi dan lingkungan. Selama enam minggu ia akan tinggal di Virginia, belajar dan bertukar informasi.
Menurut Annisa, mengenalkan Ecofunopoly di luar negeri lebih direspon positif dibandingkan di negara sendiri. Karena kesadaran masyarakat internasional akan isu lingkungan sudah sangat tinggi.
"Tapi ini tantangan yang harus dihadapi, kami terus melakukan kampanye dan sosialisasi agar ecofunopoly dapat diterima, dan kesadaran masyarakat menjaga lingkungan semakin besar, salah satunya melalui Ecofun Go Festival yang kini sudah berskala Asean," kata Annisa.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017