Pansus Raperda Rencana Umum Energi Daerah DPRD Jawa Barat (Jabar) mendorong agar Pemprov Jabar mengambil langkah konkret untuk mengurangi penggunaan emisi fosil melalui program pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di atap rumah warga.
"Langkah konkret harus dilakukan untuk mengurangi emisi fosil. Ini penting sebagai upaya mencapai target Net Zero Emissions (NZE)," kata Anggota Pansus Raperda Rencana Umum Energi Daerah DPRD Jabar Budiwanto, di Karawang, Kamis.
Ia menyampaikan langkah konkret untuk mengurangi emisi fosil dari lingkungan rumah tangga tersebut antara lain bisa dilakukan dengan menggulirkan program pemasangan PLTS di atap rumah-rumah warga.
Menurut dia, program itu bisa digulirkan atas kolaborasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar dan PLN.
Baca juga: Menteri LHK sebut net zero emission dapat dicapai lebih awal sekitar 2057
Budiwanto yang juga anggota Komisi II DPRD Jabar mengatakan program tersebut bertujuan mendorong pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), terutama tenaga surya. Selain itu untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang berkontribusi pada polusi dan pemanasan global.
Program tersebut bisa secara bertahap, kata dia, dimulai dari edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya transisi energi yang ramah lingkungan.
Pemprov Jabar juga akan memberikan subsidi pemasangan perangkat PLTS Atap Rumah Warga, sehingga biaya instalasi lebih terjangkau bagi masyarakat.
"Dengan adanya subsidi ini, diharapkan rumah tangga di Jawa Barat dapat beralih dari energi fosil ke energi ramah lingkungan, sejalan dengan upaya mencapai target NZE," kata dia.
Baca juga: UI dukung "net zero emission" dengan ajarkan warga Depok berkebun dan olah sampah organik
Baca juga: Bahan Bakar Hijau dan Listrik sumber energi di era Net Zero Emission
Ia menilai langkah tersebut penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
"Pemasangan PLTS Atap di rumah warga tidak hanya membantu mengurangi emisi karbon, tetapi juga mengurangi ketergantungan kita pada energi berbasis fosil. Ini merupakan bagian dari visi Jawa Barat menuju energi bersih dan keberlanjutan untuk generasi mendatang," katanya.
Meski demikian diakui investasi awal untuk pemasangan PLTS Atap memang besar. Namun seiring waktu, sistem ini dapat memberikan keuntungan bagi rumah tangga. Setelah beberapa tahun, pengguna PLTS Atap dapat mencapai titik break-event, dimana penghematan biaya listrik dari PLN sebanding dengan investasi awal.
"Setelah periode tertentu pemilik PLTS Atap akan merasakan surplus secara ekonomi, karena tagihan listrik yang jauh berkurang, bahkan dapat berpotensi nol,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Langkah konkret harus dilakukan untuk mengurangi emisi fosil. Ini penting sebagai upaya mencapai target Net Zero Emissions (NZE)," kata Anggota Pansus Raperda Rencana Umum Energi Daerah DPRD Jabar Budiwanto, di Karawang, Kamis.
Ia menyampaikan langkah konkret untuk mengurangi emisi fosil dari lingkungan rumah tangga tersebut antara lain bisa dilakukan dengan menggulirkan program pemasangan PLTS di atap rumah-rumah warga.
Menurut dia, program itu bisa digulirkan atas kolaborasi Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jabar dan PLN.
Baca juga: Menteri LHK sebut net zero emission dapat dicapai lebih awal sekitar 2057
Budiwanto yang juga anggota Komisi II DPRD Jabar mengatakan program tersebut bertujuan mendorong pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT), terutama tenaga surya. Selain itu untuk mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang berkontribusi pada polusi dan pemanasan global.
Program tersebut bisa secara bertahap, kata dia, dimulai dari edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya transisi energi yang ramah lingkungan.
Pemprov Jabar juga akan memberikan subsidi pemasangan perangkat PLTS Atap Rumah Warga, sehingga biaya instalasi lebih terjangkau bagi masyarakat.
"Dengan adanya subsidi ini, diharapkan rumah tangga di Jawa Barat dapat beralih dari energi fosil ke energi ramah lingkungan, sejalan dengan upaya mencapai target NZE," kata dia.
Baca juga: UI dukung "net zero emission" dengan ajarkan warga Depok berkebun dan olah sampah organik
Baca juga: Bahan Bakar Hijau dan Listrik sumber energi di era Net Zero Emission
Ia menilai langkah tersebut penting untuk menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan berkelanjutan.
"Pemasangan PLTS Atap di rumah warga tidak hanya membantu mengurangi emisi karbon, tetapi juga mengurangi ketergantungan kita pada energi berbasis fosil. Ini merupakan bagian dari visi Jawa Barat menuju energi bersih dan keberlanjutan untuk generasi mendatang," katanya.
Meski demikian diakui investasi awal untuk pemasangan PLTS Atap memang besar. Namun seiring waktu, sistem ini dapat memberikan keuntungan bagi rumah tangga. Setelah beberapa tahun, pengguna PLTS Atap dapat mencapai titik break-event, dimana penghematan biaya listrik dari PLN sebanding dengan investasi awal.
"Setelah periode tertentu pemilik PLTS Atap akan merasakan surplus secara ekonomi, karena tagihan listrik yang jauh berkurang, bahkan dapat berpotensi nol,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024