Baitul Maal Hidayatullah (BMH) menyerahkan bantuan sumur Bor dan MCK untuk Pondok Pesantren An-Nidzam.
"Dengan sumur bor yang menyediakan air bersih, risiko penyakit menular yang disebabkan oleh air tercemar dapat dikurangi secara signifikan," terang Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Banten Roni Hayani, Kamis.
Sehingga kualitas hidup dan produktivitas masyarakat meningkat secara keseluruhan. Inilah yang mendorong BMH terus menghadirkan sumur bor untuk generasi bangsa, termasuk para santri, agar mereka bisa hidup sehat, ibadah dengan baik, dan belajar dengan lancar,.
Sebelum ini, Pondok Pesantren An-Nidzam hanya bergantung pada aliran sungai irigasi untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Dahulu, sungai itu menjadi berkah karena airnya jernih dan segar, mengalir tenang memberikan kehidupan.
Namun, seiring waktu, wajah sungai itu berubah. Limbah dan sampah mencemari alirannya, mengubah kejernihannya menjadi suram dan tak layak lagi untuk dipakai. Di musim kemarau, keadaan menjadi semakin sulit, ketika aliran sungai mengering, meninggalkan pondok pesantren dalam kebutuhan yang mendesak akan sumber air yang layak.
Edy Humaedi, pengurus Pesantren, tidak bisa menyembunyikan rasa syukur dan harunya ketika melihat sumur bor yang kini berdiri kokoh di lingkungan pesantren.
"Alhamdulillah, sumur bor ini benar-benar membawa berkah, membantu memenuhi kebutuhan air bersih untuk para santri," ungkapnya penuh rasa syukur.
Bagi Edy dan para pengurus lainnya, sumur bor ini adalah jawaban atas doa-doa panjang mereka untuk memperoleh sumber air yang layak dan bersih.
Dengan tulus, Edy mengucapkan terima kasih kepada para donatur Laznas BMH Banten yang telah berkontribusi dalam mewujudkan impian pesantren ini.
"Semoga Allah membalas kebaikan para donatur dengan pahala yang berlimpah, dilapangkan rezekinya, dan selalu diberi kesehatan," doanya mengalir, diaminkan dengan penuh khidmat oleh para santri yang juga merasakan kebahagiaan yang sama.
Kini, setiap tetes air yang mengalir dari sumur itu menjadi simbol kasih sayang dan kepedulian yang begitu berarti bagi mereka.
Wajah 263 penerima manfaat yang terdiri dari 22 santri putra dan 32 santri putri serta 84 KK di sekitar pesntren terus memancarkan kebahagiaan sebagai tanda syukur dan terimakasih kepada BMH.
Abdul Basith Amin, seorang santri berusia 14 tahun, meluapkan kegembiraannya saat bercerita tentang kehadiran sumur bor di pesantrennya.
"Saya dan teman-teman sangat senang sekarang bisa berwudhu dengan mudah, tak perlu lagi ke sungai yang kadang airnya kotor, atau bahkan kering," ucapnya dengan mata berbinar.
Bagi Abdul dan kawan-kawan, sumur bor ini lebih dari sekadar sumber air, ini adalah kemudahan dan kenyamanan yang membuat ibadah dan aktivitas sehari-hari mereka menjadi lebih lancar, menjadikan hidup mereka di pesantren terasa lebih bermakna dan berkelanjutan, kelak mereka bisa menjadi insan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Dengan sumur bor yang menyediakan air bersih, risiko penyakit menular yang disebabkan oleh air tercemar dapat dikurangi secara signifikan," terang Kadiv Program dan Pemberdayaan BMH Banten Roni Hayani, Kamis.
Sehingga kualitas hidup dan produktivitas masyarakat meningkat secara keseluruhan. Inilah yang mendorong BMH terus menghadirkan sumur bor untuk generasi bangsa, termasuk para santri, agar mereka bisa hidup sehat, ibadah dengan baik, dan belajar dengan lancar,.
Sebelum ini, Pondok Pesantren An-Nidzam hanya bergantung pada aliran sungai irigasi untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Dahulu, sungai itu menjadi berkah karena airnya jernih dan segar, mengalir tenang memberikan kehidupan.
Namun, seiring waktu, wajah sungai itu berubah. Limbah dan sampah mencemari alirannya, mengubah kejernihannya menjadi suram dan tak layak lagi untuk dipakai. Di musim kemarau, keadaan menjadi semakin sulit, ketika aliran sungai mengering, meninggalkan pondok pesantren dalam kebutuhan yang mendesak akan sumber air yang layak.
Edy Humaedi, pengurus Pesantren, tidak bisa menyembunyikan rasa syukur dan harunya ketika melihat sumur bor yang kini berdiri kokoh di lingkungan pesantren.
"Alhamdulillah, sumur bor ini benar-benar membawa berkah, membantu memenuhi kebutuhan air bersih untuk para santri," ungkapnya penuh rasa syukur.
Bagi Edy dan para pengurus lainnya, sumur bor ini adalah jawaban atas doa-doa panjang mereka untuk memperoleh sumber air yang layak dan bersih.
Dengan tulus, Edy mengucapkan terima kasih kepada para donatur Laznas BMH Banten yang telah berkontribusi dalam mewujudkan impian pesantren ini.
"Semoga Allah membalas kebaikan para donatur dengan pahala yang berlimpah, dilapangkan rezekinya, dan selalu diberi kesehatan," doanya mengalir, diaminkan dengan penuh khidmat oleh para santri yang juga merasakan kebahagiaan yang sama.
Kini, setiap tetes air yang mengalir dari sumur itu menjadi simbol kasih sayang dan kepedulian yang begitu berarti bagi mereka.
Wajah 263 penerima manfaat yang terdiri dari 22 santri putra dan 32 santri putri serta 84 KK di sekitar pesntren terus memancarkan kebahagiaan sebagai tanda syukur dan terimakasih kepada BMH.
Abdul Basith Amin, seorang santri berusia 14 tahun, meluapkan kegembiraannya saat bercerita tentang kehadiran sumur bor di pesantrennya.
"Saya dan teman-teman sangat senang sekarang bisa berwudhu dengan mudah, tak perlu lagi ke sungai yang kadang airnya kotor, atau bahkan kering," ucapnya dengan mata berbinar.
Bagi Abdul dan kawan-kawan, sumur bor ini lebih dari sekadar sumber air, ini adalah kemudahan dan kenyamanan yang membuat ibadah dan aktivitas sehari-hari mereka menjadi lebih lancar, menjadikan hidup mereka di pesantren terasa lebih bermakna dan berkelanjutan, kelak mereka bisa menjadi insan bermanfaat bagi masyarakat, bangsa dan negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024