Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan pendampingan Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 di Desa Wisata Negeri Laha Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon, Maluku.

"Tim teknis Kemenparekraf melakukan pendampingan sebagai kelanjutan dari tahap kunjungan dan penilaian ADWI 2024, yang dilaksanakan September 2024," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Ambon, Rico Hayat di Ambon, Minggu.

Ia mengatakan pendampingan bertujuan untuk mengoptimalkan potensi desa wisata, memperkuat kapasitas sumber daya manusia dan pengelolaan desa wisata agar terus berkembang dan memberikan manfaat jangka panjang.

Peserta pendampingan sebanyak 15 orang yang merupakan penggerak desa wisata, yang terdiri atas unsur Pemerintah Negeri Laha, Kelompok Sadar Wisata Negeri Laha, PKK/UMKM Negeri Laha, pelaku wisata dan tokoh adat.

Baca juga: Sandiaga Uno sebut Desa Wisata Labengki destinasi yang luar biasa
Baca juga: Desa Jaboi Sabang Aceh masuk Top 50 ADWI 2024 yang digelar Kemenparekraf

Hasil dari kegiatan pendampingan ini adalah Desa Wisata memiliki tata kelola yang baik serta mampu membuat rencana aksi sebagai wujud komitmen dalam melanjutkan setelah pendampingan.

Ia mengatakan setelah melewati tahap penilaian dari 6.016 desa se-Indonesia yang mendaftar, Negeri Laha masuk dalam nominasi 50 besar ADWI 2024.

Tahun 2024, Negeri Laha dengan pesona bawah laut (spot diving) dan atraksi budaya, mampu melewati tahap penilaian dari 6.016 desa se-Indonesia, hingga berada di posisi 50 besar.

Penilaian ADWI meliputi lima kriteria yaitu potensi wisata, amenitas, digital, kelembagaan, sumber daya manusia serta resiliensi.

Potensi wisata yaitu wisata alam, budaya, buatan manusia dan tak benda.

Baca juga: Kemenparekraf RI beri pendampingan tiga desa wisata Sumbar masuk 50 besar ADWI 2024

Kedua amenitas termasuk ketersediaan homestay, rumah ibadah, parkir, toilet umum, rumah makan yang tersedia jika wisatawan berkunjung.

Ketiga, digital yakni bagaimana promosi wisata secara digitalisasi melalui website atau media sosial.

Keempat, kelembagaan bagaimana koordinasi kerjasama antara pemerintah daerah, kelompok sadar wisata (pokdarwis), semua tersusun rapi.

Dan terakhir resiliensi, terkiat keberlangsungan dan keberlanjutan seperti pengolahan sampah dan keselamatan evakuasi jika terjadi bencana alam.

Pewarta: Penina Fiolana Mayaut

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024