Bogor (Antara Megapolitan) - Dua mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB), Dony Rahmad Agung Saputro dan Asep Sapulloh Sajali, berhasil menjadi juara dalam ajang Archipelago Essay Competition.

Dalam kejuaraan yang digelar Universitas Pattimura, Maluku awal tahun ini, dua mahasiswa IPB Itu tidak hanya menjadi juara satu dalam menulis karya ilmiah. Keduanya mendapat kesempatan untuk menjadi best presentation (presentasi terbaik) pada kompetisi menulis tersebut.

Dony dan Asep membuat sebuah karya ilmiah dengan judul "Membangun Desa Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil melalui Pendekatan Dinamika Sistem dan Teori Permainan: Upaya Membangun Indonesia Bagian Timur Sebagai Poros Maritim Dunia".

Kawasan pesisir timur Indonesia merupakan kawasan yang sangat potensial untuk dimanfaatkan, mengingat semakin menipisnya sumber daya alam di daratan akibat semakin meningkatnya kegiatan pembangunan dan penggunaan lahan. Sehingga wilayah pesisir merupakan wilayah yang diprioritaskan untuk dikembangkan. 

Dengan kekayaan hasil laut, potensi kawasan pesisir timur Indonesia tidak hanya berupa komoditas perikanan mentah. Sumberdaya manusia di kawasan pesisir timur juga merupakan potensi yang bisa dikembangkan” ujar Dony menjelaskan potensi Indonesia.

"Hingga saat ini banyak desa-desa pesisir menjadi pusat aktivitas masyarakat,, tetapi belum berkembang secara optimal. Desa-desa tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan baik perikanan tangkap, budidaya, pertambangan, pariwisata bahari, angkutan laut jasa, pembangunan, benda berharga serta warisan budaya, jasa lingkungan dan biodivesitas. Sehingga perlu adanya pembangunan yang terintegrasi dan laut yang mengelilinginya bukanlah hambatan tetapi berupa peluang pembangunan," kata Doni.

Pendekatan model dinamik diperlukan guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi desa-desa pesisir  yang dipengaruhi oleh faktor-faktor multidimensi. Selain itu pula persaingan antar desa perlu dipantau pergerakannnya melalui teori permainan. 

Teori permainan (game theory) sendiri merupakan suatu pendekatan matematis untuk merumuskan situasi persaingan dan konflik antara berbagai kepentingan yang menentukan perkembangan desa pesisir sebagai desa maritim.

Dinamika sistem dilakukan melalui beberapa pendekatan. Yakni pemberdayaan masyarakat (agar warga mampu mengelola sumberdaya pesisir mereka), lalu memperbaiki mekanisme pasar dengan membentuk kelompok usaha sehingga tidak menimbulkan dampak terhadap stok ikan, meningkatkan potensi masyarakat miskin yang memiliiki garis kemiskinan di atas 20%. Setelah berjalan dengan baik maka dapat dilakukan replika terhadap desa-desa lainnya.

"Perlu adanya peran dan kerjasama antar pemerintah, akademisi dan masyarakat dalam mewujudkan desa maritim tersebut, baik peran pemerintah dalam menyusun kebijakan program, akademisi yang membuat konsep efektif serta peran masyarakat dalam membangun program desa tersebut,” tandasnya. (gg/zul) 

Pewarta: Tim Humas IPB

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017