Universitas Indonesia, melalui kolaborasi lintas fakultas, telah melaksanakan K3KITA Program Pendampingan Implementasi Budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) & Respon Darurat (Emergency) di SMK Farmasi Perjuangan dan Peradaban, Depok.
Program ini didanai oleh Hibah Pengabdian kepada Masyarakat 2024 dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Ketua Tim Pengabdi Abdul Kadir, dalam keterangannya, Rabu berharap program ini dapat meningkatkan kesadaran dan keterampilan seluruh warga sekolah dalam menghadapi risiko, sehingga tercipta budaya keselamatan yang berkelanjutan.
Program K3KITA bertujuan untuk memperkuat budaya keselamatan kerja (K3) dan meningkatkan kapasitas sekolah dalam menangani situasi darurat. Program ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan sehat serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan) dan SDG 4 (Pendidikan Berkualitas).
Program ini dipimpin oleh Abdul Kadir dari Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UI, dengan anggota tim Delly Ramadon dari Fakultas Farmasi dan Fatmah dari Sekolah Ilmu Lingkungan UI.
Kerja sama dengan pemangku kepentingan seperti UPT K3L UI dan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok turut memperkuat implementasi dan keberlanjutan program ini.
Dengan terlaksananya K3KITA, diharapkan SMK Farmasi Perjuangan dan Peradaban dapat menjadi contoh sekolah yang tangguh dan aman, serta menginspirasi sekolah-sekolah lain di Depok dan sekitarnya untuk mengadopsi program serupa.
Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen UI dalam mendukung keselamatan dan kesehatan di lingkungan pendidikan sekaligus berkontribusi pada program pencapaian IKU dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Kepala SMK Farmasi Perjuangan dan Peradaban, Gusniarti, mengapresiasi terlaksananya program ini.
"Program ini sangat bermanfaat karena sebelumnya belum pernah dilakukan, terutama di sekolah kejuruan seperti SMK. Kami berharap kolaborasi dengan Universitas Indonesia ini dapat terus berlanjut di masa mendatang untuk memperkuat budaya keselamatan dan kesiapsiagaan di sekolah," ungkapnya.
Kegiatan dimulai pada 7 Oktober 2024 dengan sosialisasi yang melibatkan seluruh guru dan staf administrasi. Sosialisasi ini memperkenalkan konsep dasar K3 dan pentingnya penerapan budaya keselamatan di lingkungan sekolah.
Selain memberikan pemahaman tentang K3, kegiatan ini juga memetakan kebutuhan pelatihan lanjutan dan kesiapan sekolah dalam mengimplementasikan sistem K3 secara berkelanjutan.
Pada 15 Oktober 2024, dilaksanakan pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan manajemen kebencanaan yang diikuti oleh seluruh warga sekolah. Pelatihan ini membekali total 43 peserta dengan keterampilan praktis untuk menangani kecelakaan, seperti penanganan cedera ringan hingga berat.
Peserta juga mempelajari prosedur evakuasi dan mitigasi bencana, termasuk simulasi menghadapi gempa bumi, guna meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat.
Kegiatan dilanjutkan pada 16 Oktober 2024 dengan pelatihan K3 yang mencakup pencegahan kebakaran dan penanganan tumpahan bahan kimia berbahaya. Dalam sesi ini, peserta mempraktikkan penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) dan mempelajari prosedur evakuasi kebakaran.
Selain itu, mereka dilatih untuk menangani dan membersihkan tumpahan bahan kimia agar dapat meminimalkan dampak berbahaya bagi warga sekolah.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Program ini didanai oleh Hibah Pengabdian kepada Masyarakat 2024 dari Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.
Ketua Tim Pengabdi Abdul Kadir, dalam keterangannya, Rabu berharap program ini dapat meningkatkan kesadaran dan keterampilan seluruh warga sekolah dalam menghadapi risiko, sehingga tercipta budaya keselamatan yang berkelanjutan.
Program K3KITA bertujuan untuk memperkuat budaya keselamatan kerja (K3) dan meningkatkan kapasitas sekolah dalam menangani situasi darurat. Program ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan pendidikan yang aman dan sehat serta mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3 (Kesehatan dan Kesejahteraan) dan SDG 4 (Pendidikan Berkualitas).
Program ini dipimpin oleh Abdul Kadir dari Departemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM UI, dengan anggota tim Delly Ramadon dari Fakultas Farmasi dan Fatmah dari Sekolah Ilmu Lingkungan UI.
Kerja sama dengan pemangku kepentingan seperti UPT K3L UI dan Dinas Pemadam Kebakaran Kota Depok turut memperkuat implementasi dan keberlanjutan program ini.
Dengan terlaksananya K3KITA, diharapkan SMK Farmasi Perjuangan dan Peradaban dapat menjadi contoh sekolah yang tangguh dan aman, serta menginspirasi sekolah-sekolah lain di Depok dan sekitarnya untuk mengadopsi program serupa.
Inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen UI dalam mendukung keselamatan dan kesehatan di lingkungan pendidikan sekaligus berkontribusi pada program pencapaian IKU dan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Kepala SMK Farmasi Perjuangan dan Peradaban, Gusniarti, mengapresiasi terlaksananya program ini.
"Program ini sangat bermanfaat karena sebelumnya belum pernah dilakukan, terutama di sekolah kejuruan seperti SMK. Kami berharap kolaborasi dengan Universitas Indonesia ini dapat terus berlanjut di masa mendatang untuk memperkuat budaya keselamatan dan kesiapsiagaan di sekolah," ungkapnya.
Kegiatan dimulai pada 7 Oktober 2024 dengan sosialisasi yang melibatkan seluruh guru dan staf administrasi. Sosialisasi ini memperkenalkan konsep dasar K3 dan pentingnya penerapan budaya keselamatan di lingkungan sekolah.
Selain memberikan pemahaman tentang K3, kegiatan ini juga memetakan kebutuhan pelatihan lanjutan dan kesiapan sekolah dalam mengimplementasikan sistem K3 secara berkelanjutan.
Pada 15 Oktober 2024, dilaksanakan pelatihan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) dan manajemen kebencanaan yang diikuti oleh seluruh warga sekolah. Pelatihan ini membekali total 43 peserta dengan keterampilan praktis untuk menangani kecelakaan, seperti penanganan cedera ringan hingga berat.
Peserta juga mempelajari prosedur evakuasi dan mitigasi bencana, termasuk simulasi menghadapi gempa bumi, guna meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi situasi darurat.
Kegiatan dilanjutkan pada 16 Oktober 2024 dengan pelatihan K3 yang mencakup pencegahan kebakaran dan penanganan tumpahan bahan kimia berbahaya. Dalam sesi ini, peserta mempraktikkan penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) dan mempelajari prosedur evakuasi kebakaran.
Selain itu, mereka dilatih untuk menangani dan membersihkan tumpahan bahan kimia agar dapat meminimalkan dampak berbahaya bagi warga sekolah.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024