Bekasi (Antara Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Jawa Barat, berhasil menyertakan pelajar dari tiga sekolah swasta setempat yang semula menolak program nasional Imunisasi Campak-Rubella.
"Tiga sekolah swasta itu sudah mengonfirmasi kami bahwa mereka akan ikut serta dalam program Imunisasi Campak-Rubella mulai pekan ini," kata Kepala Dinkes Kota Bekasi Kusnanto Saidi di Bekasi, Rabu.
Dia mengaku enggan memublikasikan nama sekolah itu, namun Kusnanto memastikan bahwa tiga sekolah itu mayoritas dihuni oleh kalangan keluarga berekonomi menengah ke atas.
"Sekolah itu masing-masing berlokasi di kawasan Summarecon Bekasi, Kemang Pratama Bekasi, dan Kecamatan Bekasi Utara," katanya.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Bekasi Krisma Irwandi mengatakan sekolah itu awalnya menolak program tersebut karena sejumlah alasan.
Alasan pertama, mayoritas orang tua siswa telah menunjuk rumah sakit kepercayaan mereka untuk mengikuti imunisasi.
"Selain itu, orang tua juga cenderung telah memvaksinasi anaknya, sehingga mereka beranggapan tidak perlu lagi memvaksin anaknya dengan vaksin pemerintah," katanya.
Keterangan itu didapatkan pihaknya dari hasil investigasi kepada kalangan orang tua siswa di masing-masing sekolah sejak sepekan lalu.
"Orang tua siswa masih trauma dengan peredaran vaksin palsu beberapa waktu lalu di Kota Bekasi. Namun kami terus memastikan bahwa vaksin ini halal dan asli karena pengadaannya langsung di bawah pengawasan Kementerian Kesehatan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Tiga sekolah swasta itu sudah mengonfirmasi kami bahwa mereka akan ikut serta dalam program Imunisasi Campak-Rubella mulai pekan ini," kata Kepala Dinkes Kota Bekasi Kusnanto Saidi di Bekasi, Rabu.
Dia mengaku enggan memublikasikan nama sekolah itu, namun Kusnanto memastikan bahwa tiga sekolah itu mayoritas dihuni oleh kalangan keluarga berekonomi menengah ke atas.
"Sekolah itu masing-masing berlokasi di kawasan Summarecon Bekasi, Kemang Pratama Bekasi, dan Kecamatan Bekasi Utara," katanya.
Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Kota Bekasi Krisma Irwandi mengatakan sekolah itu awalnya menolak program tersebut karena sejumlah alasan.
Alasan pertama, mayoritas orang tua siswa telah menunjuk rumah sakit kepercayaan mereka untuk mengikuti imunisasi.
"Selain itu, orang tua juga cenderung telah memvaksinasi anaknya, sehingga mereka beranggapan tidak perlu lagi memvaksin anaknya dengan vaksin pemerintah," katanya.
Keterangan itu didapatkan pihaknya dari hasil investigasi kepada kalangan orang tua siswa di masing-masing sekolah sejak sepekan lalu.
"Orang tua siswa masih trauma dengan peredaran vaksin palsu beberapa waktu lalu di Kota Bekasi. Namun kami terus memastikan bahwa vaksin ini halal dan asli karena pengadaannya langsung di bawah pengawasan Kementerian Kesehatan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017