Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (PLUT-KUMKM) Kabupaten Subang, Jawa Barat, mengajak pelaku UMKM bergabung untuk memperluas jaringan bisnis.

Manajer Unit Layanan Kemasan PLUT-KUMKM Subang, Sandy Hallymansyah di Subang, Kamis menyampaikan bahwa seluruh pelaku usaha, baik yang bergerak di fashion, makanan, minuman, maupun kriya perlu bergabung dengan PLUT-KUMKM.

Masyarakat atau pelaku usaha yang tertarik untuk berkonsultasi juga bisa datang ke PLUT-KUMKM Subang.

Ia mengatakan, di PLUT-KUMKM para pelaku usaha di wilayah Subang juga dapat memperluas jaringan, meningkatkan motivasi serta membuka lebih banyak peluang kolaborasi bisnis.

Baca juga: Dekranasda Subang ajak pelaku UMKM tingkatkan citra produknya agar lebih dikenal
Baca juga: Pemkab Subang libatkan puluhan UMKM dalam kegiatan bazar Ramadhan

Sandy menyontohkan tentang salah satu produk UMKM, yakni batik Subang yang sebenarnya memiliki potensi besar sebagai produk unggulan. Namun ada beberapa kendala yang dihadapi untuk menembus potensi tersebut.

Batik Subang dianggap memiliki potensi besar sebagai produk unggulan UMKM, karena ada tiga produsen utama batik di Subang, yakni Batik Ganasan, Batik Haruming dan Batik Kareumbi yang berada di bawah binaan PLUT-KUMKM.

Disebutkan bahwa di antara tantangan utama yang dihadapi para produsen batik di Subang ialah kurangnya branding dan strategi pemasaran yang kuat.

"Produsen batik di Subang sebenarnya cukup banyak, namun batik khas Subang masih minim. Kebanyakan yang diproduksi adalah batik cap, sementara batik tulis memiliki segmen pasar yang lebih terbatas dan harga yang berbeda," katanya.

Baca juga: Pemkab Subang kembangkan UMKM melalui pelatihan dan permodalan

Untuk menghadapi tantangan yang dihadapi itu, PLUT-KUMKM terus mendorong inovasi di kalangan pelaku UMKM batik, mulai dari memperbaharui desain, menyesuaikan harga pasar serta memaksimalkan pemasaran digital.

Selain itu, Sandy juga menekankan pentingnya keikutsertaan dalam berbagai pameran yang diadakan oleh Dekranasda serta menjadikan batik sebagai bahan seragam di berbagai instansi pemerintah.

"Jadi meski minat masyarakat sebenarnya masih lebih tinggi terhadap produk makanan dan minuman, kita tidak boleh mengabaikan sektor fashion dan kriya, terutama batik, yang juga memiliki potensi besar untuk berkembang," kata dia.

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024