Bogor (Antara Megapolitan) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat menyiapkan diri untuk mewujudkan program Bogor Kota Ramah Air dengan menyusun kerangka kebijakan dan skema pelaksanaan agar selaras dengan berbagai perencanaan pembangunan.

"Ini tantangan terbesar yang dihadapi Pemkot Bogor dalam mewujudkan program Kota Ramah Air ini," kata Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, di Bogor, Jumat.

Bima mengatakan, Pemkot Bogor ingin seluruh program dapat berjalan dengan lancar dan tentunya didukung dengan perencanaan yang memadai. Keinginan tersebut ia sampaikan dalam pertemuan `tele-conference-urban water cluster avdisory board the Australia Indonesia Centre di Jakarta.

Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya di tahun 2016. Selama tiga tahun, mulai dari 2016 hingga 2018 kedepan Kota dan Kabupaten Bogor akan menerima bantuan berupa riset dari The Australia-Indonesia Centre untuk program Bogor Kota Ramah Air.

Penelitian tersebut melibatkan para akademisi dari Monas University Australia, Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Indonesia.

"Khusus untuk Kota Bogor lokasi riset dilaksanakan di dua lokasi yakni Kampung Pulo Geulis dan Griya Katulampa," katanya.

Sedangkan untuk Kabupaten Bogor, riset dilaksanakan di Cibinong Raya dan Perumahan Sentul City.

Bima mengatakan, saat ini Pemkot Bogor sedang melakukan evaluasi dan revisi terhadap rencana tata ruang dan tata wilayah Kota Bogor periode 2011-2013.

"Program ini harus selaras dengan kebijakan tersebut," katanya.

Ia menambahkan, sebagai wali kota, dirinya dan jajarannya akan mendukung penuh program dan kegiatan tersebut untuk mewujudkan Bogor sebagai Kota Ramah Air.

"Kita harapkan warga Kota Bogor mendapatkan manfaat dari program ini," katanya.

Bima menekankan, untuk mendukung kelancaran program Bogor Kota Ramah Air, pihaknya membutuhkan adanya sinergitas banyak pihak seperti pemerintah, sektor swasta, akademisi, media massa dan komunitas.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017