Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok, Dr. Syamsul Yakin menegaskan pentingnya membangun Kota Depok yang penuh dengan keberagaman namun tetap harmonis.

Hal tersebut dikatakan Syamsul Yakin dalam acara yang bertajuk Temu Ulama: Meningkatkan Sinergi Ulama dan Pimpinan Ormas Islam Kota Depok berlangsung di Aula Gedung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Depok, Jawa Barat.

"Kota Depok adalah kota yang berwarna-warni, dan itu harus kita rawat. Ulama dan pimpinan ormas perlu terus berdialog, mencari solusi bersama demi kemajuan umat, dengan peran himayatuddin, himayatuddaulah dan himayatul ummah (melindungi, agama, melindungi negara dan melindungi umat)," ujar Syamsul Yakin di Depok, Selasa.

Acara ini dihadiri oleh Ketua Umum MUI Kota Depok Dr KH Dimyathi BZ, MA dan Pengurus MUI lainnya, sejumlah ulama, tokoh agama, serta pimpinan 21 ormas Islam dan diharapkan dapat menjadi titik awal yang baik untuk membangun sinergi agar lebih kokoh antara ulama dan ormas dalam memelihara situasi kondusif masyarakat Kota Depok, jauh dari ancaman paham Intoleransi, Radikalisme, Ekstrimisme dan Terorisme (IRET).

Baca juga: MUI luncurkan buku "Wasathiyyah" berisi soal kehidupan di Kota Depok
Baca juga: MUI Depok imbau Pemilu 2024 berjalan jurdil dan menyejukkan

Temu Ulama dibuka oleh Kepala Badan Kesbangpol Kota Depok, Lienda Ratnanurdianny, S.H, M.Hum.

Lienda mengapresiasi ikhtiar penyelenggaraan Temu Ulama sebagai kontribusi Ulama dan Pimpinan Ormas Islam menjaga konsensus Bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.

Dalam acara tersebut, dua tokoh nasional menyampaikan materi penting. Dr. KH. Marhadi Muhayar, Lc, MA, dari Jakarta Islamic Centre, menekankan pentingnya peran ulama dan pimpinan ormas Islam mengokohkan pemahaman keagamaan yang moderat dan kontekstual di tengah masyarakat.

Beliau mengajak para ulama dan pimpinan ormas Islam menguatkan paham keagamaan toleran, mencegah paham radikalisme agama.

Baca juga: MUI Depok serahkan bantuan kemanusiaan untuk Palestina senilai Rp2,3 miliar

Sufyan Tsauri, Koordinator Lapangan PANNSI (Persatuan Napiter NKRI Seluruh Indonesia), membagikan perspektif tentang pentingnya kepekaan dan kesadaran (awareness) terhadap bahaya ancaman paham Intoleransi, Radikalisme, Ekstrimisme dan Terorisme (IRET).

Dengan pengalamannya, ia menekankan bahwa ormas Islam memiliki peran strategis mencegah berkembangnya potensi konflik antar kelompok.

Acara ini dimoderatori oleh Dr. Rida Hesti Ratnasari, M.Si, yang Dalam penyampaiannya menyoroti pentingnya keterbukaan dan dialog antara ulama dan ormas Islam, duduk bersama memelihara suasana kondusif harmoni masyarakat Kota Depok.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024