Bogor (Antara Megapolitan) - Sepanjang tahun 2008 sampai 2016, karya inovasi Institut Pertanian Bogor (IPB) mendominasi dibandingkan dengan kampus lain. Hal inilah yang mendasari IPB semakin diakui sebagai kampus paling produktif menghasilkan karya inovasi.

Tahun 2008, IPB menyumbang sebanyak 21 karya dari 100 inovasi; tahun 2009 sebanyak 24 dari 101; tahun 2010 sebanyak 51 dari 102; tahun 2011 sebanyak 35 dari 103; tahun 2012 sebanyak 48 dari 104; tahun 2013 sebanyak 55 dari 105; tahun 2014 sebanyak 44 dari 106; tahun 2015 sebanyak 45 dari 107; dan pada tahun 2016 IPB kembali menjadi kampus paling inovatif dengan sumbangan inovasi sebanyak 32 dari 108 karya inovasi Indonesia paling prospektif.

Pemilihan karya inovasi diselenggarakan melalui program 100 Plus Inovasi Indonesia oleh Business Innovation Center (BIC) Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) RI  bekerjasama dengan Pusat Inovasi - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Pusinov - LIPI).

Direktur Riset dan Inovasi IPB, Prof. Dr. Iskandar Z Siregar mengungkapkan bahwa dalam program 100 Plus Inovasi Indonesia, IPB memfasilitasi para innovator IPB untuk mengembangkan inovasinya dengan membantu proses pre-selection, sehingga karya inovasi yang sekiranya potensial akan didaftarkan.

Ia juga menyatakan bahwa sejak tahun 2008, IPB sudah melakukan pengelolaan terhadap database karya inovasi. Dengan demikian memudahkan dalam pengembangan inovasi tersebut, baik mulai dari perencanaan sampai berujung pada hilirisasi.

Setiap tahun IPB selalu mengusulkan lebih dari 100 karya inovasi baik yang berasal dari dosen atau peneliti maupun mahasiswa. Jika diakumulasikan, jumlah inovasi IPB dalam Buku Inovasi Indonesia (BIC) sejak tahun 2008 hingga 2016 sebanyak 355 dari 936 karya inovasi Indonesia.

Artinya IPB berkontribusi sebesar 37.93 persen dalam menyumbang karya inovasi Indonesia paling prospektif. Pada tahun 2017 ini, IPB kembali mendaftarkan inovasinya dalam program 109 Inovasi Indonesia.

''Dari banyak inovasi itu, saya berharap ada dampak yang dirasakan dalam pembangunan Indonesia. Oleh karena itu, perlu ada perpanjangan tangan untuk mengimplementasikannya. Salah satunya melalui alumni yang terdapat di Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dan atau mahasiswa melalui program IPB Goes to Field (IGTF). Dengan adanya database ini memudahkan kami untuk membuat matriks antara kebutuhan daerah dengan jenis inovasi yang sesuai,'' ujar Prof Iskandar.

Wakil Rektor bidang Riset dan Kerjasama IPB, Prof. Dr. Anas Miftah Fauzi mengatakan secara kelembagaan IPB sudah hebat dalam penguatan dan pengembangan inovasi. IPB selalu berupaya untuk mendukung keberlanjutan inovasi tersebut, baik ke arah publikasi maupun hilirisasi.

''Beberapa program hilirisasi yang IPB kembangkan yaitu melalui program dari Direktorat Pengembangan Bisnis, IPB Science Techno Park, Pusat Inkubator Bisnis dan Pengembangan Kewirausahaan (incuBie), dan PT Bogor Life Science and Technology (BLST) IPB. Program-program itu memberikan fasilitas untuk pengembangan dan komersialisasi hasil inovasi, sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,'' ujarnya.  (SNY/NM).




Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017