Presiden Joko Widodo, Rabu, resmi melantik Irjen Pol. Eddy Hartono sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI, menggantikan kepala sebelumnya, Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel, yang purnatugas.
Nama Eddy Hartono memang tidak sering tampil di media, tetapi kiprahnya di bidang antiteror telah dimulai sejak lama. Tidak hanya itu, Pria kelahiran 1967 tersebut juga berpengalaman dalam bidang reserse.
Alumnus Akademi Kepolisian tahun 1990 ini memulai kariernya di dunia kepolisian sebagai Penyidik Muda Subdirektorat V/Siber Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Baca juga: Presiden Jokowi lantik Eddy Hartono jadi Kepala BNPT di Istana Negara
Kemudian, ia menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Eddy Hartono lantas naik jabatan menjadi Kepala Bidang Investigasi Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror (AT) Polri.
Dari sana, karier Eddy Hartono sebagai “pemburu” teroris kian diasah. Bahkan, pada tahun 2014, dia diangkat menjadi Wakil Kepala Densus 88 AT Polri. Berselang setahun, ia melesat menduduki kursi Kepala Densus 88 AT.
Dilantik sebagai Kepala BNPT dapat dikatakan sebagai perjalanan “pulang ke rumah” bagi Eddy Hartono. Pasalnya, ia sudah pernah ditugaskan untuk berkiprah di lembaga tersebut.
Pada tahun 2021, setelah mengabdi selama kurang lebih tiga tahun di lingkungan BNPT, Eddy diberhentikan dengan hormat dari jabatan Direktur Penegakan Hukum, Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan.
Baca juga: BNPT dan KPTIK gelar kompetisi jurnalis kebangsaan
Hal itu karena dia ditugaskan kembali di lingkungan Polri, yakni sebagai Pendidik atau Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I di Sekolah Staf dan Pimpinan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Sespim Lemdiklat) Polri.
Kini, Eddy Hartono telah mengucap sumpah sebagai Kepala BNPT. Pelantikan dirinya didasari atas surat keputusan 124/PPA/2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Jabatan Tinggi Utama di BNPT.
“Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada UUD Negara RI 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi dharma bakti saya kepada bangsa dan negara,” kata Eddy bersumpah dipandu Presiden Jokowi.
Fakta bahwa Indonesia berhasil mencapai nihil serangan teroris secara terbuka (zero terrorist attack) sepanjang tahun 2023, sementara pola serangan terus bertransformasi, praktis menjadi tantangan tersendiri bagi Kepala BNPT yang baru.
Baca juga: BNPT berhasil capai nol serangan teroris pada 2023 berkat strategi penanggulangan terpadu
Usai dilantik, Hartono lantang menyatakan komitmen untuk menyelesaikan amanah dari Presiden dalam menanggulangi terorisme. Ia pun menegaskan bahwa negara harus hadir secara aktif dalam upaya pencegahan terorisme.
“Kami akan meneruskan apa yang sudah ditorehkan oleh pejabat sebelumnya. Intinya, BNPT akan berperan sebagai koordinator untuk menyinergikan kementerian dan lembaga dalam upaya pencegahan terorisme,” ucap Hartono di Istana Negara Jakarta, Rabu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Nama Eddy Hartono memang tidak sering tampil di media, tetapi kiprahnya di bidang antiteror telah dimulai sejak lama. Tidak hanya itu, Pria kelahiran 1967 tersebut juga berpengalaman dalam bidang reserse.
Alumnus Akademi Kepolisian tahun 1990 ini memulai kariernya di dunia kepolisian sebagai Penyidik Muda Subdirektorat V/Siber Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Baca juga: Presiden Jokowi lantik Eddy Hartono jadi Kepala BNPT di Istana Negara
Kemudian, ia menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor (Kapolres) Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan. Eddy Hartono lantas naik jabatan menjadi Kepala Bidang Investigasi Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror (AT) Polri.
Dari sana, karier Eddy Hartono sebagai “pemburu” teroris kian diasah. Bahkan, pada tahun 2014, dia diangkat menjadi Wakil Kepala Densus 88 AT Polri. Berselang setahun, ia melesat menduduki kursi Kepala Densus 88 AT.
Dilantik sebagai Kepala BNPT dapat dikatakan sebagai perjalanan “pulang ke rumah” bagi Eddy Hartono. Pasalnya, ia sudah pernah ditugaskan untuk berkiprah di lembaga tersebut.
Pada tahun 2021, setelah mengabdi selama kurang lebih tiga tahun di lingkungan BNPT, Eddy diberhentikan dengan hormat dari jabatan Direktur Penegakan Hukum, Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan.
Baca juga: BNPT dan KPTIK gelar kompetisi jurnalis kebangsaan
Hal itu karena dia ditugaskan kembali di lingkungan Polri, yakni sebagai Pendidik atau Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I di Sekolah Staf dan Pimpinan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan (Sespim Lemdiklat) Polri.
Kini, Eddy Hartono telah mengucap sumpah sebagai Kepala BNPT. Pelantikan dirinya didasari atas surat keputusan 124/PPA/2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Jabatan Tinggi Utama di BNPT.
“Demi Allah saya bersumpah bahwa saya akan setia kepada UUD Negara RI 1945 serta akan menjalankan segala peraturan perundang-undangan dengan selurus-lurusnya demi dharma bakti saya kepada bangsa dan negara,” kata Eddy bersumpah dipandu Presiden Jokowi.
Fakta bahwa Indonesia berhasil mencapai nihil serangan teroris secara terbuka (zero terrorist attack) sepanjang tahun 2023, sementara pola serangan terus bertransformasi, praktis menjadi tantangan tersendiri bagi Kepala BNPT yang baru.
Baca juga: BNPT berhasil capai nol serangan teroris pada 2023 berkat strategi penanggulangan terpadu
Usai dilantik, Hartono lantang menyatakan komitmen untuk menyelesaikan amanah dari Presiden dalam menanggulangi terorisme. Ia pun menegaskan bahwa negara harus hadir secara aktif dalam upaya pencegahan terorisme.
“Kami akan meneruskan apa yang sudah ditorehkan oleh pejabat sebelumnya. Intinya, BNPT akan berperan sebagai koordinator untuk menyinergikan kementerian dan lembaga dalam upaya pencegahan terorisme,” ucap Hartono di Istana Negara Jakarta, Rabu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024