Fakultas Farmasi (FF) memberikan edukasi pemasaran produk dan Pendampingan Sertifikasi Produk Industri Rumah Tangga (PIRT) untuk produk Teh Artisan.
Kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) ini diketuai oleh Dr. apt. Febrina Amelia Saputri, M.Si., ini, dan berkolaborasi dengan Shopee Indonesia.
Dekan FFUI, Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si., menyampaikan rasa bangga kepada warga Desa Sasakpanjang yang selalu ingin berusaha untuk menyejahterakan desa mereka dengan konsisten dan menerapkan edukasi yang FFUI berikan selama ini.
Baca juga: UI beri edukasi pendidikan dan kesehatan siswa di Motaain Atambua
“Warga di sini sangat kooperatif dalam mengikuti edukasi dan pelatihan yang kami berikan, bahkan satu langkah lebih maju dari ekspektasi kami. Semoga program kami ini benar-benar memberikan manfaat meningkatkan perekonomian desa,” ujar Prof. Arry.
Pada pelaksanaannya, diadakan workshop dalam pembuatan PIRT yang berasal dari tanaman Stevia dan Rosela. Salah seorang dosen FFUI, apt. Roshamur Cahyan Forestrania, M.Sc., Ph.D., mengajarkan produk yang dapat dibuat dan dipasarkan oleh warga, pada Sabtu (3/8) di Balai Desa Sasakpanjang, Kec. Tajurhalang, Kab. Bogor, Jawa Barat.
“Biffa Tea merupakan ramuan teh herbal yang berasal dari tanaman yang dikeringkan. Di samping memberikan rasa yang khas dari kombinasi berbagai rasa teh, minuman ini juga mengandung berbagai manfaat bagi tubuh,” kata apt. Roshamur.
Baca juga: Akademisi UI edukasi budi daya lebah dan pemasaran produk madu
Beberapa komposisi produk dapat ditanam sendiri oleh warga Desa Sasakpanjang, seperti rosella dan stevia yang memang sudah sejak lama dibudidaya oleh warga. Penanaman sendiri dapat mengurangi cost produksi sehingga keuntungan yang akan didapat nantinya akan lebih tinggi.
Dengan dibalut kemasan yang menarik dan mudah di bawa, satu produk Biffa Tea sendiri dapat dijual dengan kisaran di atas Rp50.000 per pack.
Selain itu, dengan berkolaborasi bersama Shopee Indonesia, FFUI melakukan sosialisasi dan edukasi tentang bagaimana warga Desa dapat memasarkan produk mereka di e-commerce khususnya di Shopee.
Business Development Shopee Indonesia Kurnia Rahman turut menyampaikan materi terkait pemasaran.
Baca juga: FMIPA UI edukasi siswa Depok guna tingkatkan minat dan kemampuan matematika
Ia mengatakan, melalui e-commerce, penjual memiliki banyak keuntungan terutama jangkauan lebih luas. Warga di Desa Sasakpanjang dapat menjangkau pembeli dari luar kota bahkan luar negeri, kemudian kenyamanan dan kemudahan bertransaksi, proses pembayaran cepat, adanya banyak promosi, dan dapat langsung melihat ulasan dari para pembeli.
Lebih lanjut, Kurnia juga mengajarkan warga tentang mempersiapkan foto dan nama produk, deskripsi produk, dan tutorial dalam membuka toko di Shopee. Warga juga diajarkan bagaimana agar toko dapat bersaing dan tetap eksis dengan konsep “POSE”. Konsep tersebut adalah “P” yaitu perlihatkan keunggulan produk, “O” yaitu optimalkan penggunaan promosi dan gratis ongkir, “S” yaitu selesaikan pesanan tepat waktu, dan “E” yaitu evaluasi performa produk dan toko setiap bulan.
“Saya senang sekali dengan kedatangan tim pengmas FFUI hari ini, warga kami benar-benar diajarkan dari bagaimana penanaman, pengolahan produk hingga pemasarannya. Selama ini kami menggunakan e-commerce hanya untuk belanja. Tetapi sekarang kami teredukasi untuk berjualan. Semoga produk kami akan semakin dikenal,” ujar Yustiana, salah seorang warga Desa Sasakpanjang.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Kegiatan pengabdian masyarakat (pengmas) ini diketuai oleh Dr. apt. Febrina Amelia Saputri, M.Si., ini, dan berkolaborasi dengan Shopee Indonesia.
Dekan FFUI, Prof. Dr. apt. Arry Yanuar, M.Si., menyampaikan rasa bangga kepada warga Desa Sasakpanjang yang selalu ingin berusaha untuk menyejahterakan desa mereka dengan konsisten dan menerapkan edukasi yang FFUI berikan selama ini.
Baca juga: UI beri edukasi pendidikan dan kesehatan siswa di Motaain Atambua
“Warga di sini sangat kooperatif dalam mengikuti edukasi dan pelatihan yang kami berikan, bahkan satu langkah lebih maju dari ekspektasi kami. Semoga program kami ini benar-benar memberikan manfaat meningkatkan perekonomian desa,” ujar Prof. Arry.
Pada pelaksanaannya, diadakan workshop dalam pembuatan PIRT yang berasal dari tanaman Stevia dan Rosela. Salah seorang dosen FFUI, apt. Roshamur Cahyan Forestrania, M.Sc., Ph.D., mengajarkan produk yang dapat dibuat dan dipasarkan oleh warga, pada Sabtu (3/8) di Balai Desa Sasakpanjang, Kec. Tajurhalang, Kab. Bogor, Jawa Barat.
“Biffa Tea merupakan ramuan teh herbal yang berasal dari tanaman yang dikeringkan. Di samping memberikan rasa yang khas dari kombinasi berbagai rasa teh, minuman ini juga mengandung berbagai manfaat bagi tubuh,” kata apt. Roshamur.
Baca juga: Akademisi UI edukasi budi daya lebah dan pemasaran produk madu
Beberapa komposisi produk dapat ditanam sendiri oleh warga Desa Sasakpanjang, seperti rosella dan stevia yang memang sudah sejak lama dibudidaya oleh warga. Penanaman sendiri dapat mengurangi cost produksi sehingga keuntungan yang akan didapat nantinya akan lebih tinggi.
Dengan dibalut kemasan yang menarik dan mudah di bawa, satu produk Biffa Tea sendiri dapat dijual dengan kisaran di atas Rp50.000 per pack.
Selain itu, dengan berkolaborasi bersama Shopee Indonesia, FFUI melakukan sosialisasi dan edukasi tentang bagaimana warga Desa dapat memasarkan produk mereka di e-commerce khususnya di Shopee.
Business Development Shopee Indonesia Kurnia Rahman turut menyampaikan materi terkait pemasaran.
Baca juga: FMIPA UI edukasi siswa Depok guna tingkatkan minat dan kemampuan matematika
Ia mengatakan, melalui e-commerce, penjual memiliki banyak keuntungan terutama jangkauan lebih luas. Warga di Desa Sasakpanjang dapat menjangkau pembeli dari luar kota bahkan luar negeri, kemudian kenyamanan dan kemudahan bertransaksi, proses pembayaran cepat, adanya banyak promosi, dan dapat langsung melihat ulasan dari para pembeli.
Lebih lanjut, Kurnia juga mengajarkan warga tentang mempersiapkan foto dan nama produk, deskripsi produk, dan tutorial dalam membuka toko di Shopee. Warga juga diajarkan bagaimana agar toko dapat bersaing dan tetap eksis dengan konsep “POSE”. Konsep tersebut adalah “P” yaitu perlihatkan keunggulan produk, “O” yaitu optimalkan penggunaan promosi dan gratis ongkir, “S” yaitu selesaikan pesanan tepat waktu, dan “E” yaitu evaluasi performa produk dan toko setiap bulan.
“Saya senang sekali dengan kedatangan tim pengmas FFUI hari ini, warga kami benar-benar diajarkan dari bagaimana penanaman, pengolahan produk hingga pemasarannya. Selama ini kami menggunakan e-commerce hanya untuk belanja. Tetapi sekarang kami teredukasi untuk berjualan. Semoga produk kami akan semakin dikenal,” ujar Yustiana, salah seorang warga Desa Sasakpanjang.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024