Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Farmasi Universitas Indonesia (FF-UI) memeriksa kesehatan untuk mencegah stunting pada masyarakat Badui di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak Provinsi Banten.
Ketua Pengmas UI apt. Tri Wahyuni M. Biomed di Depok Selasa mengatakan, program ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pengmas yang dilakukan pada tahun 2023.
Tim menemukan adanya beberapa kasus stunting serta anak-anak yang mengalami kekakuan tulang dan dinyatakan sebagai kasus Tuberkulosis (TBC) Tulang oleh dokter.
Berdasarkan temuan tersebut, didapatkan bahwa kasus stunting dan TBC Tulang masih cukup tinggi di kalangan masyarakat Badui.
Baca juga: FFUI kembangkan teh dan kopi kesehatan tanpa kafein
Sehingga, pada tahun 2024 ini Tim Pengmas FFUI kembali melakukan screening kesehatan bagi masyarakat Badui.
Kegiatan yang dipimpin oleh apt. Tri Wahyuni M.Biomed Ph D ini berfokus pada isu kesehatan dan stunting di Kampung Kadu Ketug 1-3, dan Kampung Kadu Jangkung, dengan anggota tim yang terdiri atas Prof Dr apt. Anton Bahtiar MS, Apt. Donna Marreta MS Ph D, dan Ratri Syafira Putri
S Psi.
Pada pelaksanaannya, tim melakukan sosialisasi dan edukasi terkait pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai salah satu upaya pencegahan stunting dan penularan penyakit pernapasan.
Pada laman resmi Kementerian Kesehatan dikatakan bahwa salah satu faktor kunci yang sering kali terlewat dalam mencegah stunting adalah penerapan PHBS.
Beberapa langkah di antaranya adalah dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun saat sebelum dan sesudah makan, setelah menggunakan toilet, setelah memegang hewan, setelah membersihkan lingkungan, dan setelah beraktivitas di luar rumah.
Baca juga: FFUI edukasi budidaya tanaman obat keluarga di Sasak Panjang Bogor
Lebih lanjut, rangkaian kegiatan dimulai dengan pengecekan kesehatan gratis di Kampung Kadu Ketug 1-3, yang meliputi pengecekan tekanan darah, kadar gula, asam urat, dan kolesterol.
Pada sesi siang, tim bertemu dengan Jaro atau yang merupakan pemimpin adat yang diwakili oleh Meidi di rumah Ketua Jaro. Kegiatan kemudian dilanjutkan di Kampung Kadu Jangkung, dan tim memberikan edukasi serta goodie bag kepada anak-anak.
Ketua Masyarakat Badui, Sadam menyatakan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh UI sangat didukung oleh pihak desa.
“Warga sangat antusias dengan adanya pengecekan kesehatan yang meliputi tensi, kadar gula, asam urat, dan kolesterol,” ujarnya.
Selama kegiatan berlangsung, apt. Tri Wahyuni menyampaikan, pihaknya mengalami beberapa kendala dalam memberikan penjelasan ke masyarakat setempat.
Baca juga: Fakultas Farmasi UI beri penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan kepada warga Bogor
“Untuk kegiatan pemberian edukasi PHBS yang dilakukan di Kampung Kadu Ketug 1-3 maupun di Kampung Kadu Jangkung sangat diterima oleh masyarakat Badui, meskipun dalam penjelasannya kami memerlukan perantara dari bantuan bidan atau tenaga kesehatan lainnya,” kata Tri Wahyuni.
Ia menambahkan, program ini juga didukung oleh beberapa mitra lainnya, yaitu PT Ultrasakti, PT Rohto, dan PT Taisho Pharmaceutical.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Ketua Pengmas UI apt. Tri Wahyuni M. Biomed di Depok Selasa mengatakan, program ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pengmas yang dilakukan pada tahun 2023.
Tim menemukan adanya beberapa kasus stunting serta anak-anak yang mengalami kekakuan tulang dan dinyatakan sebagai kasus Tuberkulosis (TBC) Tulang oleh dokter.
Berdasarkan temuan tersebut, didapatkan bahwa kasus stunting dan TBC Tulang masih cukup tinggi di kalangan masyarakat Badui.
Baca juga: FFUI kembangkan teh dan kopi kesehatan tanpa kafein
Sehingga, pada tahun 2024 ini Tim Pengmas FFUI kembali melakukan screening kesehatan bagi masyarakat Badui.
Kegiatan yang dipimpin oleh apt. Tri Wahyuni M.Biomed Ph D ini berfokus pada isu kesehatan dan stunting di Kampung Kadu Ketug 1-3, dan Kampung Kadu Jangkung, dengan anggota tim yang terdiri atas Prof Dr apt. Anton Bahtiar MS, Apt. Donna Marreta MS Ph D, dan Ratri Syafira Putri
S Psi.
Pada pelaksanaannya, tim melakukan sosialisasi dan edukasi terkait pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai salah satu upaya pencegahan stunting dan penularan penyakit pernapasan.
Pada laman resmi Kementerian Kesehatan dikatakan bahwa salah satu faktor kunci yang sering kali terlewat dalam mencegah stunting adalah penerapan PHBS.
Beberapa langkah di antaranya adalah dengan rajin mencuci tangan menggunakan sabun saat sebelum dan sesudah makan, setelah menggunakan toilet, setelah memegang hewan, setelah membersihkan lingkungan, dan setelah beraktivitas di luar rumah.
Baca juga: FFUI edukasi budidaya tanaman obat keluarga di Sasak Panjang Bogor
Lebih lanjut, rangkaian kegiatan dimulai dengan pengecekan kesehatan gratis di Kampung Kadu Ketug 1-3, yang meliputi pengecekan tekanan darah, kadar gula, asam urat, dan kolesterol.
Pada sesi siang, tim bertemu dengan Jaro atau yang merupakan pemimpin adat yang diwakili oleh Meidi di rumah Ketua Jaro. Kegiatan kemudian dilanjutkan di Kampung Kadu Jangkung, dan tim memberikan edukasi serta goodie bag kepada anak-anak.
Ketua Masyarakat Badui, Sadam menyatakan bahwa kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh UI sangat didukung oleh pihak desa.
“Warga sangat antusias dengan adanya pengecekan kesehatan yang meliputi tensi, kadar gula, asam urat, dan kolesterol,” ujarnya.
Selama kegiatan berlangsung, apt. Tri Wahyuni menyampaikan, pihaknya mengalami beberapa kendala dalam memberikan penjelasan ke masyarakat setempat.
Baca juga: Fakultas Farmasi UI beri penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan kepada warga Bogor
“Untuk kegiatan pemberian edukasi PHBS yang dilakukan di Kampung Kadu Ketug 1-3 maupun di Kampung Kadu Jangkung sangat diterima oleh masyarakat Badui, meskipun dalam penjelasannya kami memerlukan perantara dari bantuan bidan atau tenaga kesehatan lainnya,” kata Tri Wahyuni.
Ia menambahkan, program ini juga didukung oleh beberapa mitra lainnya, yaitu PT Ultrasakti, PT Rohto, dan PT Taisho Pharmaceutical.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024