Mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB); Muhamad Muhsonef (Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen - FEM), Adi Pujianto dan Farikhatusholihah (Departemen Ekonomi Syariah, FEM) berhasil meraih Juara III CASEP (Call for Sharia Paper Competition in Sharia Economics Competition) yang dilaksanakan akhir tahun lalu di kampus IPB. 

Lomba ini bertemakan “Ekonomi Islam untuk kemajuan Bangsa”.

Muhsonef mengatakan, dalam perlombaan ini diawali dengan pengiriman abstrak terlebih dahulu kemudian terpilih sepuluh besar dari berbagai perguruan tinggi. Selanjutnya mereka harus  melewati babak final yaitu presentasi di hadapan juri dan diputuskan berdasarkan akumulasi nilai menjadi juara.

Dalam lomba tersebut, Muhsonef dan tim menulis essay yang berjudul "Optimalisasi Zakat Produktif melalui Pembiayaan Qordul Hasan bagi Sociopreneur Guna Memberdayakan dan Mensejahterakan Kaum Mustahik".

"Hal yang melatarbelakangi kami menulis essay tersebut adalah potensi zakat Indonesia yang begitu besar, tetapi pendayagunaannya belum maksimal," ungkapnya.

Qodrul Hasan merupakan pinjaman yang tidak mensyaratkan adanya imbalan, waktu pengembalian pinjaman ditetapkan bersama antara pemberi dan penerima pinjaman. Biaya administrasi dalam jumlah terbatas diperkenankan untuk dibebankan kepada peminjam. 

Muhsonef mengatakan, Indonesia adalah salah satu negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi sebesar 6,5 persen. Namun, hal tersebut berbanding terbalik dengan realita di lapangan. 

Dengan jumlah penduduk sebanyak 259 juta lebih, Indonesia memiliki warga yang mengganggur sebanyak 12,8 juta jiwa dengan pendapatan per kapita yang masih tergolong rendah. 

Padahal Indonesia memiliki sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang melimpah. Untuk itu, penerapan ekonomi Islam diharapkan mampu memecah permasalahan yang saat ini belum terpecahkan dan berperan untuk meningkatkan kemajuan Indonesia.

Ekonomi Islam atau ekonomi syariah yang memiliki orientasi terhadap kehidupan duniawi serta surgawi hadir sebagai alternatif sistem ekonomi konvensional yang dianggap kurang kokoh dalam membentengi perekonomian dunia. 

Instrumen zakat, infaq, dan sedekah merupakan icon instrument yang dapat mensejahterakan orang miskin. Potensi zakat di Indonesia mencapai Rp 100 triliun. Dari dana tersebut dapat digunakan dan dimanfaatkan untuk membangun rumah sakit dan sekolah serta berbagai fasilitas lainnya. 

"Intinya potensi zakat Indonesia bila digunakan dengan baik mampu menjadi salah satu alternatif untuk mengentaskan kemiskinan. Saya ingin lebih dalam mengetahui mengenai konsep ekonomi syariah dan mampu diaplikasikan oleh pihak yang bersangkutan sehingga sumbangsih pemikiran dapat terwujud secara nyata," ujar Muhsonef.(AT)

Pewarta: Humas IPB

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017