Puluhan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum antusias mengikuti Workshop Citizen Journalism yang diselenggarakan Panitia Festival Merah Putih (FMP) dan Pewarta Foto Indonesia (PFI) Bogor di Bogor Trade Mal (BTM) Kota Bogor, Jawa Barat.

Koordinator Workshop Citizen Journalism Benyamin Mbooh dalam keterangannya, Sabtu, menjelaskan kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian FMP yang digelar selama dua hari pada 24-25 Agustus.

Benyamin menerangkan, seiring berkembanganya media digital banyak istilah yang muncul salah satunya citizen journalism atau jurnalisme warga. Workshop ini, berfokus pada generasi millenial dan Z yang sangat dekjat dengan gadget dan menjadi citizen journalism. 

"Zaman sekarang itu sedikit-sedikit viral dan posting. Hal ini sangat dekat dengan generasi millenial dan Z yang tak lepas dari gadget dalam kesehariannya. Dari itu, lewat workshop ini kami ingin mengedukasi masyarakat terutama generasi millenial dan Z supaya mendapat wawasan dan memahami kaidah sebagai citizen journalism. Sehingga mereka dapat menyebarkan postingan yang baik, positif, dan tidak hoax," jelas pria yang akrab dipanggil Om Ben ini.

Om Ben menambahkan, workshop digelar selama dua hari. Hari pertama pada Sabtu, 24 Agustus, sesi pertama tentang “Kode Etik Jurnalistik dan Fotografi dalam Citizen Journalism” oleh Rangga Firmansyah dari PFI Bogor. 

Kemudian di sesi dua tentang “Teknik Foto melalui Gadget untuk menjadi Citizen Journalist Yang Baik” oleh Marrysa Tunjung Sari, editor majalah MATA yang juga brand ambasador camera LEICA Indonesia dan OPPO.

Kemudian di hari kedua pada Minggu, 25 Agustus, ada tiga sesi yakni “Menjadi Warga Negara Yang Aktif Berpatisipasi Menjaga Keamanan dan Ketertiban melalui Citizen Journalism” oleh Polresta Bogor Kota, lalu tema “UU ITE dan Citizen Journalism” oleh Kasintel Kejari Kota Bogor, dan terakhir “Citizen Journliasm partner di Industri Media" oleh CEO Radar Bogor.

"Selain workshop juga ada lomba foto yang telah berjalan sebelumnya. Tinggal pengumuman pemenangnya besok usai workshop. Kami juga menggelar pameran foto FMP dari masa ke masa di BTM lantai 3 dan sudah berjalan satu pekan. Itu semua rangkaian kegiatan fotografi yang diadakan FMP dan PFI Bogor," jelasnya.

Sementara, Ketua PFI Bogor Andi M Ridwan menambahkan, terdapat beberapa kaidah yang mesti dipahami masyarakat ketika menjadi bagian dari citizen journalism yang membagikan konten ke media sosial.

Andi menuturkan, penyampaian informasi berita dalam bentuk foto atau video yang dibuat citizen journalism kerap kali menerobos aturan yang ditegakkan dalam aturan broadcasting sehingga hal tersebut berakibat tersebarnya berita hoax karena akurasi datanya kurang akurat. Hal ini tentu berbeda dengan jurnalis profesional yang memproduksi berita sesuai data dan fakta secara aktual dan faktual.

"Dalam workshop ini kami sampaikan kaidah, kode etik serta dari sisi hukum yang harus dipahami dalam menyebarkan informasi baik berupa foto maupun video di media sosial. Ini penting agar masyarakat tidak salah langkah dan terjerat hukum ITE," terangnya.

 

Pewarta: ANTARA

Editor : M Fikri Setiawan


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024