Tim Panitia Penjaringan dan Penyaringan Calon Rektor (P3CR) Universitas Indonesia (UI) melakukan sosialisasi pemilihan rektor kampus tersebut di seluruh fakultas yang membahas kesetaraan gender dan keamanan siber.
Ketua Tim P3CR UI, Prof Dr Sigit Pranowo Hadiwardoyo di Depok, Selasa, mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi ini bukan hanya untuk menyaring calon rektor UI dari fakultas, tetapi juga menjaring seluruh keinginan fakultas.
"Sosialisasi guna mendorong partisipasi bakal calon dari internal UI tersebut juga bertujuan untuk menampung seluruh harapan dari dosen, tenaga kependidikan (tendik), dan mahasiswa yang ada di lingkungan UI tentang figur rektor yang baru," katanya.
Menurutnya, meski setiap rumpun ilmu memiliki tantangan masing-masing, rektor terpilih harus bisa mengakomodasi keinginan seluruh fakultas di UI.
“Siapapun yang terpilih, itu adalah rektor pilihan kita. Oleh karena itu, ia harus bisa mengimplementasikan gagasannya, juga gagasan dari calon rektor lainnya, selama itu bagus dan memberikan dampak positif bagi UI,” ujar Prof Sigit.
Baca juga: Rektor UI bisa berasal dari kalangan eksternal
Kegiatan sosialisasi yang diadakan Tim P3CR memiliki tiga agenda utama, yakni sosialisasi pendaftaran, sosialisasi administrasi, dan sesi tanya jawab.
Beberapa harapan disampaikan oleh para dekan, antara lain Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Teguh Dartanto, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prof Dr Semiarto Aji Purwanto, Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Prof Dr Petrus Mursanto, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Prof Dede Djuhana, dan Dekan Fakultas Farmasi, Prof Dr Arry Yanuar.
Teguh Dartanto berharap rektor terpilih mampu mewujudkan substansi pendidikan tinggi, selain mengupayakan peningkatan ranking yang didukung sumber daya manusia berkualitas.
Tugas ini tentu dapat diemban oleh siapa saja yang memiliki kapasitas, termasuk oleh perempuan, sebagaimana yang disampaikan oleh Prof Aji.
Baca juga: UI buka pendaftaran calon rektor untuk periode 2024-2029
Sebagai pimpinan fakultas yang berlatar belakang sosial dan humaniora, ia berharap calon rektor perempuan untuk maju sebagai representasi keterwakilan gender.
“Aspirasi ini sejalan dengan prinsip keterbukaan yang merupakan bagian dari sembilan nilai UI,” kata Prof Aji.
Sementara itu, Prof Dede Djuhana dan Prof Arry Yanuar berharap rektor yang terpilih memiliki kecakapan dalam menjalin kerja sama dengan pihak luar, khususnya industri yang bergerak dalam bidang sains dan teknologi.
Kerja sama ini dapat membuka peluang kolaborasi riset dan penciptaan inovasi yang didukung oleh ketersediaan fasilitas yang memadai, seperti gedung perkuliahan yang representatif, ruang kuliah yang nyaman, serta laboratorium yang canggih.
Baca juga: Pansus Pilrek UI loloskan 78 calon nama P3CR tahap administrasi
Berbeda dengan dekan lainnya, Prof Petrus justru menaruh perhatian terhadap keamanan siber, riset, dan inovasi.
Ia berharap isu keamanan data yang terjadi belakangan ini dapat menjadi salah satu fokus dari rektor terpilih.
“Teknologi informasi tidak hanya dijadikan sebagai sistem pendukung, tetapi juga diposisikan sebagai bagian dari sistem utama. Kebocoran data yang dialami oleh Pusat Data Nasional harus menjadi perhatian bersama dalam menjaga keamanan siber di lingkungan universitas,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Ketua Tim P3CR UI, Prof Dr Sigit Pranowo Hadiwardoyo di Depok, Selasa, mengatakan bahwa kegiatan sosialisasi ini bukan hanya untuk menyaring calon rektor UI dari fakultas, tetapi juga menjaring seluruh keinginan fakultas.
"Sosialisasi guna mendorong partisipasi bakal calon dari internal UI tersebut juga bertujuan untuk menampung seluruh harapan dari dosen, tenaga kependidikan (tendik), dan mahasiswa yang ada di lingkungan UI tentang figur rektor yang baru," katanya.
Menurutnya, meski setiap rumpun ilmu memiliki tantangan masing-masing, rektor terpilih harus bisa mengakomodasi keinginan seluruh fakultas di UI.
“Siapapun yang terpilih, itu adalah rektor pilihan kita. Oleh karena itu, ia harus bisa mengimplementasikan gagasannya, juga gagasan dari calon rektor lainnya, selama itu bagus dan memberikan dampak positif bagi UI,” ujar Prof Sigit.
Baca juga: Rektor UI bisa berasal dari kalangan eksternal
Kegiatan sosialisasi yang diadakan Tim P3CR memiliki tiga agenda utama, yakni sosialisasi pendaftaran, sosialisasi administrasi, dan sesi tanya jawab.
Beberapa harapan disampaikan oleh para dekan, antara lain Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Teguh Dartanto, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prof Dr Semiarto Aji Purwanto, Dekan Fakultas Ilmu Komputer, Prof Dr Petrus Mursanto, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Prof Dede Djuhana, dan Dekan Fakultas Farmasi, Prof Dr Arry Yanuar.
Teguh Dartanto berharap rektor terpilih mampu mewujudkan substansi pendidikan tinggi, selain mengupayakan peningkatan ranking yang didukung sumber daya manusia berkualitas.
Tugas ini tentu dapat diemban oleh siapa saja yang memiliki kapasitas, termasuk oleh perempuan, sebagaimana yang disampaikan oleh Prof Aji.
Baca juga: UI buka pendaftaran calon rektor untuk periode 2024-2029
Sebagai pimpinan fakultas yang berlatar belakang sosial dan humaniora, ia berharap calon rektor perempuan untuk maju sebagai representasi keterwakilan gender.
“Aspirasi ini sejalan dengan prinsip keterbukaan yang merupakan bagian dari sembilan nilai UI,” kata Prof Aji.
Sementara itu, Prof Dede Djuhana dan Prof Arry Yanuar berharap rektor yang terpilih memiliki kecakapan dalam menjalin kerja sama dengan pihak luar, khususnya industri yang bergerak dalam bidang sains dan teknologi.
Kerja sama ini dapat membuka peluang kolaborasi riset dan penciptaan inovasi yang didukung oleh ketersediaan fasilitas yang memadai, seperti gedung perkuliahan yang representatif, ruang kuliah yang nyaman, serta laboratorium yang canggih.
Baca juga: Pansus Pilrek UI loloskan 78 calon nama P3CR tahap administrasi
Berbeda dengan dekan lainnya, Prof Petrus justru menaruh perhatian terhadap keamanan siber, riset, dan inovasi.
Ia berharap isu keamanan data yang terjadi belakangan ini dapat menjadi salah satu fokus dari rektor terpilih.
“Teknologi informasi tidak hanya dijadikan sebagai sistem pendukung, tetapi juga diposisikan sebagai bagian dari sistem utama. Kebocoran data yang dialami oleh Pusat Data Nasional harus menjadi perhatian bersama dalam menjaga keamanan siber di lingkungan universitas,” ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024