Berdasarkan data Sensus 2003, jumlah rumah tangga pertanian di Indonesia mencapai 31,6 juta rumah tangga. Namun pada Sensus 2013, jumlah tersebut menurun sekitar 5 juta, hingga hanya tersisa sekitar 26,2 juta rumah tangga pertanian.

Jika penururnan rumah tangga ini terus terjadi, maka bisa diprediksi kondisi pertanian negeri ini di masa  endatang. Semakin menurunnya produksi subsektor di bidang pertanian harusnya membuat masyarakat Indonesia berhati-hati. Jika tidak segera diatasi bisa jadi 5 hingga 10 tahun ke depan sektor pertanian tidak akan mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia.

Perlu adanya program kreatif dan unik tentang pertanian untuk menarik perhatian dari masyarakat. Hal ini secara tidak langsung akan membawa masyarakat untuk lebih memperhatikan dan tertarik terhadap sektor pertanian. Tetapi cukup sulit jika diterapkan edukasi baru bagi masyarakat dewasa.

Sementara itu, penyanyi cilik jalanan banyak kita temui di Indonesia. Penyanyi cilik jalanan biasanya muncul karena kondisi ekonomi orang tua yang tidak mendukung mereka untuk menempuh pendidikan atau melakukan
kegiatan lain selayaknya anak-anak pada usia sewajarnya. Penyanyi cilik jalanan juga merupakan mereka yang memiliki nilai rasa terhadap seni yang tinggi dan pertanian merupakan sektor terpenting dalam ketahanan pangan.

Kolaborasi antara penyanyi cilik jalanan dan sektor pertanian akan membentuk sebuah karya yang berbeda dan unik. Atas dasar tersebut Riri Wahyuni mahasiswa Institut Pertanian Bogor (IPB) ketua tim PKMM (Program
Kreatifitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat) bersama timnya yaitu Nur Habibah, Muhammad Nabil Baihaqi, Jowala Purnama Saga dan Novanda Lailatul Fadhilah, menggagas sebuah kegiatan edukasi pertanian pada komunitas penyanyi cilik.

Mereka memberi judul program ini Laskar Harapan, Komunitas Penyanyi Cilik Jalanan Berbasis Penerapan Edukasi Pertanian Dini. Kegiatan pengabdian masyarakat ini difokuskan pada penyanyi cilik jalanan yang berada di sekitar kota Bogor. Bakat seni yang dimiliki penyanyi cilik ini dapat dijadikan salah satu media penyebarluasan informasi pertanian.

''Penyebarluasan informasi dengan cara menyanyikan lagu pertanian yang dikemas secara unik dan menarik, sehingga masyarakat yang mendengarnya tersadarkan akan pentingnya sektor pertanian,'' ujar Riri.

Kegiatan PKMM ini sendiri meliputi demonstrasi program Laskar Harapan yaitu penyuluhan memperkenalkan alat musik, konsep pertanian dalam bentuk musik, lagu dan penerapan teknik vertikultur.

''Dalam tahap ini pendekatan harus dilakukan secara bertahap untuk memupuk rasa yakin dan percaya bahwa kegiatan ini memberikan manfaat,'' ujar Nurhabibah salah satu anggota tim PKMM ini.

 Kegiatan berikutnya adalah waver yakni wahana penanaman vertikultur. Kegiatan ini adalah pemberian edukasi dan praktik langsung teknik pertanian vertikultur. Kegiatan berikutnya adalah Balap (Belajar Lagu Pertanian)
yaitu kegiatan pengajaran etika bernyanyi, melatih kemampuan bermusik dan vokal, dan mempelajari lagu pertanian yang dikemas dengan secara unik.

''Lagu pertanian yang didendangkan merupakan karangan dari mitra kami yaitu Komunitas Akar Bambu. Penyanyi cilik dianjurkan melantunkan lagu yang telah dipilih, sepenggal lirik lagu pertanian yang kami ajarkan ; bila suatu
nanti kakekmu telah pergi, siapa yang akan menanam padi ? bila suatu nanti engkau telah dewasa hijaukah tanah ini,'' tutur Nurhabibah.

Terakhir adalah ''Festival Mini Komunitas Laskar Harapan Penyanyi Cilik Jalanan''. Festival Mini diadakan sebagai penutup dari kegiatan PKM-M. Festival ini diadakan di salah satu tempat keramaian di Bogor. Menampilkan karya musik berbeda hasil latihan dan edukasi program PKMM. Diadakan juga penganugerahan duta musik dan duta pertanian.

''Dalam tahap ini penyanyi cilik menampilkan karya mereka hasil dari latihan selama mereka mengikuti program ini, kami juga adakan bazar tanaman hasil teknik vertikultur yang telah mereka lakukan,'' ungkap Nurhabibah, mahasiswi jurusan Manajemen IPB.

Tidak hanya diajari lagu berbasis pertanian, Riri dan tim juga memberikan edukasi pertanian pada penyanyi cilik jalanan ini. Edukasi pertanian yang diajarkan yaitu teknik pertanian verti kultur (tanaman bertingkat). Vertikultur merupakan sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat yang dapat diterapkan pada berlahan sempit.

Contoh tanaman yang dapat dibudidayakan menggunakan teknik ini adalah tanaman hortikultura. Teknik vertikultur dapat dipraktikkan penyanyi cilik tersebut untuk memenuhi kebutuhan makan berjenis sayur-sayuran.

Hal ini dapat menghemat pengeluaran untuk kebutuhan makan serta menambah pengetahuan dan kemampuan mereka dibidang pertanian modern. Kemampuan seni musik dan teknik vertikultur yang dimiliki penyanyi cilik jalanan diharapkan dapat menjadi modal untuk dapat berkembang dan berkarya.

Lagu-lagu yang dinyanyikan komunitas Laskar Harapan menjadi cara baru untuk memperkenalkan pertanian dalam arti luas, dan menyadarkan masyarakat akan pentingnya sektor pertanian.   (IR/Zul).

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017