Jakarta, (Antara Megapolitan) - Indonesia diperkirakan kehilangan ribuan wisatawan mancanegara dari Timur Tengah terutama para pengguna maskapai Qatar Airways akibat aksi boikot Qatar dalam beberapa waktu terakhir.

Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa.

"Sekitar 100.000 hilang, sebanyak 70 persennya wisman, impact-nya katakan 2017 ini tinggal 7 bulan sekitar 50.000 wisman hilang karena Qatar diboikot," katanya.

Sebelumnya, Arab Saudi dan negara-negara koalisi Arab seperti Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), dan Mesir memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.

Hal itu mengundang berbagai aksi boikot terhadap Qatar yang dianggap telah mendukung terorisme termasuk menutup akses terbang Qatar Airways ke negara-negara tersebut.

Angka kehilangan wisman itu, diperkirakan hanya mencakup mereka yang menggunakan maskapai Qatar Airways terutama dari negara-negara Timur Tengah yang memboikot.

"Sekitar 100.000 orang yang naik itu, 70 persennya wisman, lainnya wisnus dan nonwisman. Itu setahun. Ini sama dengan tahun lalu cara menghitungnya. Impact-nya kalau tujuh bulan untuk tahun ini ya 70 persennya lagi. Jadi sekitar 49.000 sampai 50.000 orang," katanya.

Untuk mengantisipasi hal itu, Menteri Arief Yahya akan berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan guna mensubstitusi lisensi maskapai Qatar Airways ke maskapai lain seperti Emirates dan Etihad.

"Akan kita pindahkan, yang tadinya naik Qatar, kita pindah ke Emirates dan Etihad. Pertama pesawatnya, yang tadinya lisensinya kita berikan ke Qatar saya minta ke Kemenhub nanti untuk mindahin itu. Apa boleh buat, wong nggak bisa terbang dia. Kalau enggak, kita rugi 100.000. Besar sekali," katanya.

Koordinasi dengan Kementerian Perhubungan sendiri, kata Arief Yahya, akan dilaksanakan sesegera mungkin atau maksimal dalam pekan ini.

Pewarta: Hanni Sofia Soepardi

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017