Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Kabupaten Bekasi, Jawa Barat memberikan edukasi berkaitan dengan upaya mencegah konten negatif dikonsumsi anak pada akses internet publik.
"Karena ini bagian dari komitmen kami, melindungi dan mencegah anak dari konten negatif seperti pornografi di internet," kata Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Diskominfosantik Kabupaten Bekasi Bahrul Ulum di Cikarang, Rabu.
Ia mengatakan upaya pencegahan juga dilakukan dengan memproduksi konten edukatif berupa informasi pembangunan serta konten terkait lain yang bermanfaat bagi masyarakat.
Pihaknya kini sudah menjangkau koneksi layanan internet publik secara gratis di 70 desa serta 30 sarana ibadah guna memudahkan masyarakat mengakses internet meski dibatasi guna mencegah beredar konten negatif.
Baca juga: Diskominfosantik Bekasi membimbing OPD bisnis statistik
Baca juga: Diskominfosantik Bekasi gelar sosialisasi "IKP Goes to School"
"Sebagai upaya pencegahan akses konten negatif, wifi publik kita batasi dengan konten yang sesuai dengan manajemen kita," katanya.
Bahrul mengatakan masyarakat yang mengakses internet publik dari Pemerintah Kabupaten Bekasi terawasi, termasuk konten-konten yang mereka lihat maupun unduh.
"Artinya, dengan pembatasan tersebut bisa mengurangi dampak dari perkembangan arus digital dalam media sosial. Sehingga bisa mengurangi dampak dari konten yang bersifat negatif, termasuk pornografi," katanya.
Ia juga menyatakan literasi digital bagi setiap unsur terkait mulai dari perangkat daerah hingga desa sangatlah penting agar masyarakat bisa menilai mana informasi yang bersifat benar atau sebatas berita bohong.
Baca juga: Diskominfosantik Bekasi gelar asistensi penyelenggaraan statistik sektoral
"Tidak semua hal yang terdapat pada konten digital atau media sosial bersifat benar. Yang negatif bisa menjadi hoaks dan berdampak pada psikologis yang melihat konten," katanya.
Melalui literasi digital, masyarakat akan lebih cerdas dalam menggunakan teknologi yang saat ini terus mengalami perkembangan. Sehingga ke depan, masyarakat tidak sembarangan dalam menerima informasi dari internet.
"Saya berpesan juga buat para orang tua yang menjadi garda utama dalam mengawasi anak di lingkungan keluarga. Khususnya dalam pengawasan digital. Oleh sebab itu, para orang tua harus lebih terbuka dan mengantisipasi berkaitan dengan perangkat yang kerap diakses anak-anaknya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Karena ini bagian dari komitmen kami, melindungi dan mencegah anak dari konten negatif seperti pornografi di internet," kata Kepala Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Diskominfosantik Kabupaten Bekasi Bahrul Ulum di Cikarang, Rabu.
Ia mengatakan upaya pencegahan juga dilakukan dengan memproduksi konten edukatif berupa informasi pembangunan serta konten terkait lain yang bermanfaat bagi masyarakat.
Pihaknya kini sudah menjangkau koneksi layanan internet publik secara gratis di 70 desa serta 30 sarana ibadah guna memudahkan masyarakat mengakses internet meski dibatasi guna mencegah beredar konten negatif.
Baca juga: Diskominfosantik Bekasi membimbing OPD bisnis statistik
Baca juga: Diskominfosantik Bekasi gelar sosialisasi "IKP Goes to School"
"Sebagai upaya pencegahan akses konten negatif, wifi publik kita batasi dengan konten yang sesuai dengan manajemen kita," katanya.
Bahrul mengatakan masyarakat yang mengakses internet publik dari Pemerintah Kabupaten Bekasi terawasi, termasuk konten-konten yang mereka lihat maupun unduh.
"Artinya, dengan pembatasan tersebut bisa mengurangi dampak dari perkembangan arus digital dalam media sosial. Sehingga bisa mengurangi dampak dari konten yang bersifat negatif, termasuk pornografi," katanya.
Ia juga menyatakan literasi digital bagi setiap unsur terkait mulai dari perangkat daerah hingga desa sangatlah penting agar masyarakat bisa menilai mana informasi yang bersifat benar atau sebatas berita bohong.
Baca juga: Diskominfosantik Bekasi gelar asistensi penyelenggaraan statistik sektoral
"Tidak semua hal yang terdapat pada konten digital atau media sosial bersifat benar. Yang negatif bisa menjadi hoaks dan berdampak pada psikologis yang melihat konten," katanya.
Melalui literasi digital, masyarakat akan lebih cerdas dalam menggunakan teknologi yang saat ini terus mengalami perkembangan. Sehingga ke depan, masyarakat tidak sembarangan dalam menerima informasi dari internet.
"Saya berpesan juga buat para orang tua yang menjadi garda utama dalam mengawasi anak di lingkungan keluarga. Khususnya dalam pengawasan digital. Oleh sebab itu, para orang tua harus lebih terbuka dan mengantisipasi berkaitan dengan perangkat yang kerap diakses anak-anaknya," kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024