Kerusakan lingkungan berdampak pada penurunan kualitas hidup masyarakat. Hal ini mendorong berkembangnya inovasi produk yang mengedepankan ciri alami dan ramah lingkungan.

Salah satunya, ''Creamy'', produk berasal dari bahan alami yang dikembangkan oleh mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor (IPB).

Sekelompok mahasiswa yang tergabung Program Kegiatan Mahasiswa (PKM) beranggotakan Rina Astuti, Yoga Rivaldi, Nabillah Ananda Sakinah, Annisa Zikriatin Nafilah, dan Seftian Syahri Putra ini mengembangkan obat krim anti miasin.

Miasis atau belatungan adalah sebuah penyakit dimana terdapat infestasi larva lalat ke dalam suatu jaringan hidup hewan berdarah panas.

Pembuatan obat anti miasin ini terinspirasi dari pengalaman teman Rina dan tim saat praktek lapangan di Lombok.

Di sana banyak ternak sapi yang terkena miasin serta penanganan yang kurang memadai dari peternaknya, disebabkan harga obat miasin impor yang tidak terjangkau peternak lokal.

Miasis sendiri merupakan kondisi dimana terdapatnya larva lalat (*Chrysomya bezziana*) dalam suatu jaringan hewan hidup berdarah panas termasuk manusia.

Bila dibiarkan dapat membuat hewan menjadi stress dan menimbulkan penyakit lainnya. Bila dibiarkan dapat menurukan produktivitas peternak.    

Krim Creamy mengandung ekstrak biji bengkuang menjadi salah satu solusi miasin tersebut.

Krim juga berfungsi sebagai pestisida hewan terluka tidak dihinggapi lalat.

''Biji bengkuang mengandung senyawa Rotenon yang dapat bekerja sebagai insektisida terhadap lalat,'' ujar Rina, Ketua kelompok PKM produk Creamy.

Kelebihan yang ditonjolkan produk Creamy selain  harganya yang cukup terjangkau  yakni Rp 50 ribu per botol.

''Penggunaan bahan alami pada krim obat dapat meminimalisir residu kimia yang tertinggal. Produk ini juga memanfaatkan limbah biji bengkuang yang dipasok petani bengkuang asal Bogor,'' tambahnya.

Harapan ke depannya produk ini dapat menjadi salah satu alternatif pengganti obat anti miasin impor yang harganya cukup tinggi.

Temuan ini dapat berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas ternak yang berkualitas di Indonesia.  (GG/ris).

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017