Jakarta (Antara Megapolitan) - Pembayaran zakat melalui layanan digital terus meningkat dan diharapkan pada 2017 peningkatannya lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Demikian kata Direktur Koordinasi Penghimpunan, Komunikasi dan Informasi Nasional Baznas Arifin Purwakananta.

"Biasanya tunai, diantarjemput, konter dan transfer bank, tetapi peningkatan melalui digital memang sangat pesat. Kami menduga kenaikan zakat digital akan lebih cepat dibanding tahun lalu," ujarnya, di Jakarta, Rabu.

Arifin menuturkan, kini pembayaran zakat ke Baznas melalui layanan digital sebesar 30 persen dari total pembayaran dan melalui e-Commerce baru satu persen.

Pihaknya yakin selama Ramadan ini Baznas dapat menaikkan pembayaran melalui e-Commerce menjadi 10 persen.

"Kalau target kami di pusat, Jakarta ini selama Ramadan Rp40 miliar, kami berharap bisa jadi Rp4 miliar (pembayaran melalui e-Commerce, Red). Kalau digital 30 persen dari Rp40 miliar itu," kata dia.

Seiring berkembang e-Commerce di Indonesia, Arifin percaya pembayaran zakat melalui saluran belanja semakin lama semakin banyak.

Mengenai kendala yang dihadapi Baznas untuk mendorong masyarakat membayar zakat melalui layanan digital adalah pengguna bank hanya 20 persen dari seluruh rakyat Indonesia.

"Orang kita basisnya masih tunai. Bayangkan kalau zakat harus melayani potensi Rp217 triliun, diperlukan berapa konter seluruh Indonesia," katanya.

Secara umum, target penerimaan zakat Baznas pada 2017 sebesar Rp6 triliun, naik dari Rp5 triliun pada 2016.

Upaya untuk mencapai target itu, pihaknya berusaha meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada lembaga zakat resmi karena selama ini masyarakat lebih banyak memberikan zakat langsung kepada tetangga.

"Baznas ingin menjadi organisasi pemerintah yang modern, bisa melayani dengan baik dan tidak mempersulit melayani. Transparansi dan akuntabilitas adalah modal kami," kata Arifin. 

Pewarta: Dyah Dwi A

Editor : M.Ali Khumaini


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017