Bogor (Antara Megapolitan) - Bulan Ramadhan membawa berkah bagi semua orang termasuk pedagang takjil (hidangan berbuka puasa) yang ada di Kota Bogor, Jawa Barat dengan meraih keuntungan.
Tuti (36) pedagang takjil di Jalan Menteng, Kota Bogor, yang ditemui Rabu, dapat mengantongi uang lebih dari Rp1 juta per harinya dari berjualan takjil.
"Omset sehari bisa lebih satu juta, tetapi itu belum keuntungan, baru pemasukan kotor saja," kata Tuti.
Selama Ramadhan ibu satu anak ni menjual aneka gorengan, mie glosor, Bihue, dan aneka kolak. Goreng yang dijualnya ada tiga macam, dan fresh baru digoreng. Satu jenis goreng ia menyediakan 500 biji dengan harga satuan Rp1.000.
Untuk aneka mie, ia membuat dua jenis mie. Masing-masing sebanyak 16 kg, harga per porsi Rp5.000. Sedangkan tersedia dua jenis, yakni kolak ubi campur pisang dan labu, serta bubur putih atau sarinaga dengan harga sama Rp5.000 per porsi.
"Alhamdulillah setiap hari habis, berkah Ramadhan," katanya.
Tuti sudah memiliki pelanggan tetap, walau lokasi berjualan di dalam gang banyak pembeli yang datang bahkan rela menunggu gorengan masak atau pesanan dilayani.
Hari-hari biasa ia berjualan gorengan dan warteg dengan harga terjangkau dan kualitas makanan serta rasa yang cocok bagi semua lidah.
Hanya di Ramadhan, Tuti beralih berjualan takjil, menu spesialnya adalah risoles dan mie glosor yang paling banyak dipesan. Ia berjualan dari jam 15.00 WIB sampai sebelum waktu berbuka, seluruh dagangan habis.
"Kalau saya masih punya tenaga, saya maunya nambah menu lagi. Tapi yang ada sekarang sudah kepayahan saya," katanya.
Bulan Ramadhan dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk mencari tambahan dengan menjual takjil dadakan. Sepanjang Jl Semeru dan Menteng, terdapat pedagang takjil berjualan dipinggir jalan.
"Selama Ramadhan ini jual apa saja Inshaa Allah laku," kata Edi pedagang sosis di Manunggal.
Pemerintah Kota Bogor mengawasi keberadaan pedagang takjil, setiap pasar Ramadhan yang didirikan wajib mengantongi izin dari Disperindag dan Bagian Perekonomian Setdakot Bogor.
"Kalau ada pasar Ramadhan yang tidak mengantongi izin akan jadi sasaran pengawasan kami," kata Kepala Bagian Administras Perekonomian, Setdakot Bogor, Tri Irijanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
Tuti (36) pedagang takjil di Jalan Menteng, Kota Bogor, yang ditemui Rabu, dapat mengantongi uang lebih dari Rp1 juta per harinya dari berjualan takjil.
"Omset sehari bisa lebih satu juta, tetapi itu belum keuntungan, baru pemasukan kotor saja," kata Tuti.
Selama Ramadhan ibu satu anak ni menjual aneka gorengan, mie glosor, Bihue, dan aneka kolak. Goreng yang dijualnya ada tiga macam, dan fresh baru digoreng. Satu jenis goreng ia menyediakan 500 biji dengan harga satuan Rp1.000.
Untuk aneka mie, ia membuat dua jenis mie. Masing-masing sebanyak 16 kg, harga per porsi Rp5.000. Sedangkan tersedia dua jenis, yakni kolak ubi campur pisang dan labu, serta bubur putih atau sarinaga dengan harga sama Rp5.000 per porsi.
"Alhamdulillah setiap hari habis, berkah Ramadhan," katanya.
Tuti sudah memiliki pelanggan tetap, walau lokasi berjualan di dalam gang banyak pembeli yang datang bahkan rela menunggu gorengan masak atau pesanan dilayani.
Hari-hari biasa ia berjualan gorengan dan warteg dengan harga terjangkau dan kualitas makanan serta rasa yang cocok bagi semua lidah.
Hanya di Ramadhan, Tuti beralih berjualan takjil, menu spesialnya adalah risoles dan mie glosor yang paling banyak dipesan. Ia berjualan dari jam 15.00 WIB sampai sebelum waktu berbuka, seluruh dagangan habis.
"Kalau saya masih punya tenaga, saya maunya nambah menu lagi. Tapi yang ada sekarang sudah kepayahan saya," katanya.
Bulan Ramadhan dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk mencari tambahan dengan menjual takjil dadakan. Sepanjang Jl Semeru dan Menteng, terdapat pedagang takjil berjualan dipinggir jalan.
"Selama Ramadhan ini jual apa saja Inshaa Allah laku," kata Edi pedagang sosis di Manunggal.
Pemerintah Kota Bogor mengawasi keberadaan pedagang takjil, setiap pasar Ramadhan yang didirikan wajib mengantongi izin dari Disperindag dan Bagian Perekonomian Setdakot Bogor.
"Kalau ada pasar Ramadhan yang tidak mengantongi izin akan jadi sasaran pengawasan kami," kata Kepala Bagian Administras Perekonomian, Setdakot Bogor, Tri Irijanto.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017