Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan Brawijaya Women and Children Hospital menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dalam upaya meningkatkan kesehatan perempuan di Indonesia, khususnya dalam mengurangi risiko kanker payudara dan kanker serviks.
Kolaborasi strategis ini menegaskan komitmen Kadin Indonesia dalam peningkatan resiliensi kesehatan, yang merupakan salah satu pilar utama dalam Peta Jalan Indonesia Emas 2045.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Wakil Ketua Umum Kesehatan, Charles Honoris dan Direktur Utama RSIA Brawijaya Hospital dr. Uf Bagazi, Sp. OG, yang turut disaksikan oleh Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Peningkatan Kualitas SDM, Ristek, dan Inovasi, Carmelita Hartoto, di Kadin Lounge, Menara Kadin Indonesia, Jakarta.
Carmelita Hartoto dalam keterangannya, Kamis mengatakan menegaskan perempuan memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia. Perempuan Indonesia telah menjadi agen perubahan yang signifikan, menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) nasional.
Data Kementerian Keuangan tahun 2021 mencatat bahwa 54 persen pemilik UMKM adalah perempuan, dengan 97 persen pegawainya juga perempuan.
“Perempuan memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu, menjaga kesehatan mereka adalah langkah penting untuk mendorong pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Kami berharap penandatanganan ini menjadi momentum untuk melahirkan inisiatif-inisiatif yang dapat mencegah dan mengurangi kasus kanker payudara dan kanker serviks di Indonesia," ujar Carmelita.
Dalam kesempatan yang sama, Kadin Indonesia juga menggelar diskusi panel bertema “Pencegahan dan Deteksi Dini Cancer Payudara dan Cancer Serviks, Serta Kesehatan Reproduksi Perempuan”.
Wakil Ketua Umum Bidang Kesehatan Kadin Indonesia, Charles Honoris dalam paparannya menjelaskan bahwa kanker payudara dan kanker serviks adalah dua jenis kanker yang paling umum menyerang perempuan.
Menurut laporan dari Globocan tahun 2022, jumlah kasus kanker payudara di Indonesia mencapai 66.271 kasus (30,1 persen), sedangkan kanker serviks mencapai 36.676 kasus (9,0 persen).
Menurut Charles, tingginya angka tersebut menunjukkan pentingnya upaya pencegahan dan deteksi dini dilakukan sesegera mungkin. Kanker payudara seringkali terlambat terdeteksi karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan, sedangkan kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi HPV, dapat dicegah dengan vaksinasi dan deteksi dini melalui pap smear.
“Meningkatkan kesadaran perempuan tentang pemeriksaan rutin dan edukasi tanda-tanda awal kanker sangatlah penting. Inilah fokus kolaborasi kami. Dengan jaringan Kadin Indonesia dan keahlian Brawijaya Women and Children Hospital, kami berharap kolaborasi ini membawa dampak positif bagi kesehatan perempuan di Indonesia," kata Charles.
Direktur Utama RSIA Brawijaya Hospital dr. Uf Bagazi, Sp. OG menjelaskan bahwa faktor budaya dan sosial di Indonesia menjadi salah satu tantangan utama dalam upaya pencegahan dan deteksi dini kanker.
Banyak perempuan yang masih merasa tabu membicarakan masalah kesehatan reproduksi dan enggan melakukan pemeriksaan rutin. Tantangan lainnya adalah keterbatasan akses masyarakat ke fasilitas kesehatan yang memadai.
Kurangnya informasi dan edukasi mengenai pencegahan dan deteksi dini kanker memperburuk situasi ini, terutama bagi wanita karir yang sering kali tidak memiliki cukup waktu untuk pemeriksaan rutin.
"Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak perempuan-perempuan Indonesia untuk tidak tabu dalam membicarakan masalah kesehatan reproduksi dan melakukan pemeriksaan rutin. Deteksi dini memungkinkan penanganan lebih cepat dan meningkatkan peluang kesembuhan, sehingga mereka dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan dapat lebih produktif,” demikian Direktur Utama RSIA Brawijaya Hospital dr. Uf Bagazi, Sp. OG .
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Kolaborasi strategis ini menegaskan komitmen Kadin Indonesia dalam peningkatan resiliensi kesehatan, yang merupakan salah satu pilar utama dalam Peta Jalan Indonesia Emas 2045.
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Wakil Ketua Umum Kesehatan, Charles Honoris dan Direktur Utama RSIA Brawijaya Hospital dr. Uf Bagazi, Sp. OG, yang turut disaksikan oleh Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Peningkatan Kualitas SDM, Ristek, dan Inovasi, Carmelita Hartoto, di Kadin Lounge, Menara Kadin Indonesia, Jakarta.
Carmelita Hartoto dalam keterangannya, Kamis mengatakan menegaskan perempuan memegang peran penting dalam perekonomian Indonesia. Perempuan Indonesia telah menjadi agen perubahan yang signifikan, menciptakan lapangan kerja dan berkontribusi pada produk domestik bruto (PDB) nasional.
Data Kementerian Keuangan tahun 2021 mencatat bahwa 54 persen pemilik UMKM adalah perempuan, dengan 97 persen pegawainya juga perempuan.
“Perempuan memegang peran penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu, menjaga kesehatan mereka adalah langkah penting untuk mendorong pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Kami berharap penandatanganan ini menjadi momentum untuk melahirkan inisiatif-inisiatif yang dapat mencegah dan mengurangi kasus kanker payudara dan kanker serviks di Indonesia," ujar Carmelita.
Dalam kesempatan yang sama, Kadin Indonesia juga menggelar diskusi panel bertema “Pencegahan dan Deteksi Dini Cancer Payudara dan Cancer Serviks, Serta Kesehatan Reproduksi Perempuan”.
Wakil Ketua Umum Bidang Kesehatan Kadin Indonesia, Charles Honoris dalam paparannya menjelaskan bahwa kanker payudara dan kanker serviks adalah dua jenis kanker yang paling umum menyerang perempuan.
Menurut laporan dari Globocan tahun 2022, jumlah kasus kanker payudara di Indonesia mencapai 66.271 kasus (30,1 persen), sedangkan kanker serviks mencapai 36.676 kasus (9,0 persen).
Menurut Charles, tingginya angka tersebut menunjukkan pentingnya upaya pencegahan dan deteksi dini dilakukan sesegera mungkin. Kanker payudara seringkali terlambat terdeteksi karena kurangnya kesadaran dan pengetahuan, sedangkan kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi HPV, dapat dicegah dengan vaksinasi dan deteksi dini melalui pap smear.
“Meningkatkan kesadaran perempuan tentang pemeriksaan rutin dan edukasi tanda-tanda awal kanker sangatlah penting. Inilah fokus kolaborasi kami. Dengan jaringan Kadin Indonesia dan keahlian Brawijaya Women and Children Hospital, kami berharap kolaborasi ini membawa dampak positif bagi kesehatan perempuan di Indonesia," kata Charles.
Direktur Utama RSIA Brawijaya Hospital dr. Uf Bagazi, Sp. OG menjelaskan bahwa faktor budaya dan sosial di Indonesia menjadi salah satu tantangan utama dalam upaya pencegahan dan deteksi dini kanker.
Banyak perempuan yang masih merasa tabu membicarakan masalah kesehatan reproduksi dan enggan melakukan pemeriksaan rutin. Tantangan lainnya adalah keterbatasan akses masyarakat ke fasilitas kesehatan yang memadai.
Kurangnya informasi dan edukasi mengenai pencegahan dan deteksi dini kanker memperburuk situasi ini, terutama bagi wanita karir yang sering kali tidak memiliki cukup waktu untuk pemeriksaan rutin.
"Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak perempuan-perempuan Indonesia untuk tidak tabu dalam membicarakan masalah kesehatan reproduksi dan melakukan pemeriksaan rutin. Deteksi dini memungkinkan penanganan lebih cepat dan meningkatkan peluang kesembuhan, sehingga mereka dapat memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan dapat lebih produktif,” demikian Direktur Utama RSIA Brawijaya Hospital dr. Uf Bagazi, Sp. OG .
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024