Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menuntaskan program intervensi serentak pencegahan penyakit tumbuh kembang atau stunting dengan pengumpulan data yang dapat digunakan sejumlah unsur terkait sebagai upaya pengentasan kasus tersebut.
 
"Hasil intervensi menjadi data informasi yang dapat digunakan semua pihak guna pengentasan stunting. Program ini sudah tuntas 100 persen dengan menyasar 240.111 balita," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Alamsyah di Cikarang, Rabu.
 
Ia mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap 240.111 balita di Kabupaten Bekasi didapatkan indikator secara akumulasi dengan temuan 3,3 persen balita berstatus terperiksa memiliki tingkat kerawanan permasalahan gizi.

Baca juga: Pemkab Bekasi apresiasi kontribusi swasta bantu tekan stunting
 
Dia merinci sebanyak 1,3 persen populasi pemeriksaan atau 3.046 balita terindikasi mengalami permasalahan gizi berkaitan langsung dengan pertumbuhan dan perkembangan anak atau stunting.
 
Kemudian 351 balita atau 0,1 persen populasi pemeriksaan mengalami gizi buruk namun tidak stunting, 3.001 anak atau 1,2 persen gizi kurang dan juga tidak stunting, serta 1.620 anak setara 0,7 persen berstatus tidak gizi buruk.
 
"Itu hasil yang kita dapatkan. Sisanya dalam kondisi sehat, tidak gizi buruk serta tidak kekurangan gizi," katanya.
 
Baca juga: Pemkab Bekasi intervensi gizi balita terindikasi alami stunting
 
Menurut dia secara nasional penilaian dilakukan melalui survei atau sampling namun dari hasil sensus secara keseluruhan mencatat jumlah balita di Kabupaten Bekasi sudah dipastikan dengan metode pengukuran.
 
"Sementara itu untuk intervensi lanjutan akan terus dilakukan hingga September 2024. Yang sudah kita intervensi memang belum banyak, baru 435 dari 3.046 kasus, atau sekitar 15 persen," katanya.
 
"Untuk pengukuran sudah selesai. Penangan selanjutnya mulai bulan Juli sampai September kita akan intervensi semua balita stunting yang sudah kita temukan," imbuh dia.

Baca juga: Pemkab Bekasi bentuk bapak asuh sebagai upaya tekan stunting
 
Diketahui program intervensi pencegahan stunting dilaksanakan melalui penimbangan berat badan, tinggi, dan panjang badan. Tidak hanya itu, lingkar lengan atas (LILA) balita juga turut diukur.
 
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Bekasi Firzawati mengatakan gerakan intervensi tersebut merupakan aksi bersama dalam mengatasi stunting yang dapat berdampak pada pertumbuhan balita di masa mendatang.
 
"Dari mulai kick off 6 Juni hingga berakhir pada 30 Juni kemarin, gerakan intervensi serentak pencegahan stunting terus dilaksanakan di semua puskesmas se-Kabupaten Bekasi dengan melibatkan 2.439 kader posyandu," kata dia.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024