Tim Pengabdian Masyarakat dari Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (FIB UI) yang dipimpin oleh Dr. Rahadjeng Pulungsari Hadi, M.Hum., mengumumkan inisiatif baru untuk memperluas informasi mengenai keharmonisan dalam keberagaman multi-etnis di Kota Tangerang melalui Festival Perahu Naga 2024.

"Kami melihat bahwa festival ini tidak hanya sekedar kegiatan lomba dayung perahu naga dan perahu papak di Sungai Cisadane, tapi telah menjadi sebuah media akulturasi budaya yang menandakan budaya asal dengan budaya lokal secara harmonis. Hal ini terlihat dari peserta lomba dan pengunjung acara yang multi-etnis, semua berbaur menikmati acara," kata Dr. Rahadjeng Pulungsari Hadi, M.Hum. dalam keterangannya, Minggu.

Oleh karena itu, Tim Pengabdi FIB UI berinisiatif mendokumentasikan suasana kemeriahan puncak acara Festival Perahu Naga pada 15-16 Juni 2024, bukan hanya mendokumentasikan perlombaan dayung perahu saja, tetapi lebih fokus pada keberagaman etnis dan budaya yang terjadi selama berlangsungnya festival.

"Kami berharap pengambilan video suasana festival dan wawancara dengan berbagai pihak di lokasi kegiatan dapat menjadi instrumen pengukur harmoni yaitu kerja sama, interaksi, dan keselarasan," ujarnya.

Baca juga: Bakul Budaya FIB UI gelar sedekah hutan ajak masyarakat melestarikan lingkungan

"Melalui dokumentasi keharmonisan multi-etnis pada Festival Perahu Naga 2024 ini, diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat branding Tangerang Smart City yang tidak hanya berfokus pada teknologi, tetapi juga pada nilai-nilai sosial dan budaya," ujarnya.

Festival Perahu Naga atau yang dikenal sebagai Perayaan Peh Cun merupakan salah satu perayaan tahunan terbesar dan menjadi ciri khas kota Tangerang.

Dalam budaya China, Festival Perahu Naga (Duanwu Jie) merupakan salah satu perayaan besar, diadakan pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan bulan. Perayaan ini diselenggarakan untuk memperingati seorang negarawan dan penyair ternama, Qu Yuan (340-278 SM), yang hidup di negara Chu pada masa Negara-Negara Berperang (Warring States Period).

Baca juga: Dekan FIB UI sebut keragaman merupakan inti dari budaya Indonesia

Tahun ini, Festival Perahu Naga diselenggarakan oleh Perkumpulan Boen Tek Bio, pada 2-9 Juni, dan 15-16 Juni 2024, diisi berbagai kegiatan seperti bakti sosial dan donor darah, pertunjukan gambang kromong, ritual memandikan perahu, sembahyang Yue dan ritual mendirikan telur, bersih-bersih bantaran Sungai Cisadane, lomba tangkap bebek, dan puncak acara yaitu lomba dayung perahu naga dan perahu papak.

Lomba dayung perahu naga dan perahu papak diikuti tim, baik dari penduduk sekitar Sungai Cisadane dan Klenteng Boen Tek Bio Tangerang, maupun peserta dari luar wilayah Tangerang.

Namun demikian, informasi tentang multi-etnis dan kerukunan antar-etnis dalam kegiatan festival ini dirasa masih perlu diekspos, meskipun laman Pemerintah Kota Tangerang telah menyediakan banyak informasi digital terkait pertumbuhan dan fasilitas kota.

Baca juga: Tim FIB UI sukses gelar festival dan jelajah Budaya Sumba

Selain meliput kegiatan Festival Perahu Naga, Tim Pengabdi FIB UI juga berkesempatan menemui budayawan dan pelestari budaya China Benteng, di Perpustakaan Klenteng Boen Tek Bio Tangerang.

Dalam pertemuan tersebut, Engkong, sapaan akrab Pak Oey Tjin Eng menyampaikan sekelumit sejarah kerukunan multietnis di Tangerang yang telah berlangsung sejak lama.

Keberadaan Klenteng Boen Tek Bio di antara beberapa masjid di Kampung Kalipasir Kelurahan Sukasari, merupakan salah satu contoh nyata keharmonisan antar etnis dan agama. Kehadiran Klenteng menguatkan tiga fungsi utamanya, yaitu fungsi agama, ibadah, dan kemasyarakatan.

Fungsi kemasyarakatan yang dimiliki Klenteng menyatukan warga dari berbagai etnis dalam berbagai kegiatan sosial, seni dan budaya, salah satunya adalah Festival Perahu Naga atau Perayaan Peh Cun.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024