Bogor (Antara Megapolitan) - Sejumlah orang tua siswa mendatangi Sekolah SMK Panca Karya, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat untuk memastikan keberadaan anaknya pascakecelakaan bus yang mengangkut para siswa ke Magelang, Jawa Tengah, Selasa.

Sumitra, ayah dari salah satu siswa korban kecelakaan bus di Magelang mengatakan sudah punya firasat akan kepergian anaknya Mita Sumiati (18) siswa SMK Panca Karya Bogor untuk selama-lamanya.

"Sebelum berangkat ke Magelang, anak saya sempat pamit kepada saya akan bekerja jauh dari rumah," kata Sumitra.

Mita Sumiati menjadi salah satu dari tiga korban meninggal dunia dalam kecelakaan bus PO Subur Jaya yang ditumpangi pelajar dari SMK Panca Karya Bogor di Magelang.

Kecelakaan yang dialami Mita memukul hati kedua orang tuanya Sumitra dan Nuromilah ibunya. Sebelum berangkat setelah hari kelulusan, Mita sempat merayakan bersama teman-teman sekolahnya.

"Mita juga pernah bilang mau langsung bekerja setelah lulus sekolah, itu jadi cita-citanya," kata Sumitra.

Mita merupakan siswi beprestasi, menjadi juara di kelasnya. Ia mengambil jurusan Akutansi Perkantoran.

Menurut Sumitra, saat anaknya mengutarakan maksudnya untuk bekerja jauh, ia sempat melarangnya dan menyarankan mencari pekerjaan di sekitar Sentul.

"Saya bilang kedia (Mita-red) lowongan kerja di Bogor banyak, tapi dia bersikeras mau kerja jauh," kata warga Kampung Banceuy, Rt 01/05, Desa Citaringgul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor.

Menurut Sumitra, anaknya memiliki pribadi yang baik, tidak mau menyusahkan kedua orang tuanya. Sebagai anak pertama dari tiga bersaudara.

"Mita pintar, cita-citanya mulia ingin kuliah sambil bekerja, tidak mau membebani orang tuannya. Dia mau bantu adiknya, alasannya kuliah karena mau mengangkat derajat keluarga," kata Sumitra penuh kesedihan.

Sementara itu, menurut Nuromilah ibunda Mita, pihak keluarga baru mendapat informasi kecelakaan bus yang ditumpangi anaknya sekitar pukul 10.00 WIB.

Setelah mendapatkan informasi seluruh orang tua siswa mendatang ke sekolah untuk mendapatkan informasi akuratnya dan bertanya langsung kepada kepala sekolah.

"Saat itu kepala sekolah sangat berhati-hati mengabarkan tentang kondisi anak saya," katanya.

Kepala sekolah sempat menyebutkan anaknya dirawat di RS DR Soedjono, Magelang. Setelah diminta untuk menyampaikan informasi yang sebenarnya, baru dikabari anaknya sudah meninggal dunia.

"Saya juga menghubungi Jasa Marga Magelang, dan membenarkan anak saya salah satu korban tewas," katanya.

Kesedihan juga dirasakan Eni Ernawati ibunda dari Rendi Firmasyah yang turut menjadi korban meninggal dunia dalam kecelakaan bus tersebut.

Eni begitu terpukul mengetahui putra semata wayangnya telah tiada. Apalagi enam tahun lalu suaminya juga sudah meninggal dunia.

Berdasarkan keterangan pihak sekolah tiga pelajar SMK Panca Karya Bogor yang meninggal dunia saat bus yang membawa rombongan sekolah mengalami kecelakaan di Losari Magelang Jawa Tengah.

Bus yang membawa 55 siswa ini mengalami kecelakaan saat memasuki Desa Losari, Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang. Rombongan dalam perjalanan wisata ke Yogyakarta.

Wakil Kepala Sekolah SMK Panca Karya Hubungan Industri, Dewi Susilawati Sinaga mengatakan, dari 55 siswa dan guru yang ada dalam bus, tiga orang siswa meninggal dunia serta 24 lainnya mengalami luka-luka. Sedangkan 28 orang lainnya mengalami syok.

"Dari 55 orang rombongan, 51 orang merupakan siswa, empat orang lainnya adalah kepala sekolah dan guru," katanya.

Tiga siswa yang jadi korban meninggal masing-masing, Rendi Ferdiansyah (18), Mita Sumiati (18) dan Sarifah Nurjanah (18).

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017