Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus menyempurnakan radar resolusi tinggi berupa synthetic aperture radar (SAR) agar dapat segera diuji terbang menggunakan pesawat tanpa awak.
 
"Tahun ini kami juga sudah melakukan pengujian dari atas gedung dan merencanakan uji terbang menggunakan pesawat tanpa awak antara akhir 2024 atau awal 2025," kata Peneliti Pusat Riset Teknologi Penerbangan BRIN Farohaji Kurniawan di Jakarta, Rabu.
 
Uji terbang SAR butuh persiapan yang cukup kompleks. Tim peneliti tidak hanya mempersiapkan pesawat pengangkut tanpa awak, tetapi juga perlu mempersiapkan dengan detail dan jelas terkait penempatan rute maupun lokasi terbang serta hal-hal teknis lainnya.
 
Baca juga: BRIN kembangkan teknologi radar dengan resolusi tinggi
 
Farohaji mengatakan teknologi SAR merupakan sebuah sistem untuk memotret objek layaknya kamera dengan menggunakan gelombang mikro yang disintesiskan menjadi sebuah citra dengan resolusi sangat tinggi.
 
SAR mampu memotret saat siang, malam, berawan, berkabut, bahkan dalam kondisi hujan. Sistem ini dapat bekerja pada keadaan apapun dan dapat diaplikasikan pada berbagai wahana.
 
Menurut dia, teknologi radar resolusi tinggi ini dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang mulai dari militer, pertanian, kebencanaan, maritim, maupun keamanan negara.
 
"Teknologi ini juga dapat diimplementasikan pada berbagai wahana, seperti satelit, pesawat, drone, pesawat nirawak, dan lain sebagainya. Saat ini pengembangan terus dilakukan menggunakan wahana darat demi keamanan dan hasil yang lebih sempurna," katanya.

Baca juga: Kepala BRIN: Integrasi sumber daya terbukti dapat tingkatkan kualitas inovasi Indonesia
 
Lebih lanjut Farohaji menyampaikan bahwa pihaknya telah melakukan pengujian komponen-komponen pendukung sistem SAR secara parsial, di antaranya pengujian horn antenna, pengujian antenna planar, pengujian back-scaterring calibration, beberapa komponen RF, dan SDR GNU radio.
 
Mereka juga mencoba mengganti komponen-komponen komersil dengan komponen hasil riset. SAR dikembangkan sebagai penyempurnaan dari real aperture radar (RAR) serta melengkapi kekurangan dari sensor optik.
 
Teknologi radar resolusi tinggi hadir untuk mengatasi kelemahan penginderaan jauh yang tidak bisa melakukan interpretasi data apabila tertutup suatu objek, seperti awan, kanopi vegetasi berupa dahan pohon, pepohonan, dan lain sebagainya.
 
"Keberadaan objek penghalang tersebut akan mengurangi kualitas data citra dan mengurangi informasi yang dapat diekstrak dari citra tersebut," papar Farohaji.

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024