Bogor (Antara Megapolitan) - Perpustakaan Sampah yang didirikan oleh Elan Jaelani telah mengantarkan warga Kota Bogor, Jawa Barat tersebut bertemu Presiden Joko Widodo bersama penggiat literasi dari seluruh Indonesia.
"Satu kehormatan buat saya bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo bersama rekan-rekan se Indonesia yang juga penggiat literasi pada momen Hari Pendidikan Nasional," kata Elan kepada Antara di Bogor, Rabu.
Elan mendapat undangan khusus untuk bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, pada hari Peringatan Pendidikan Nasional 2 Mei 2017. Ia diundang bersama 37 penggiat literasi dari sejumlah wilayah di Indonesia.
Selain Presiden, Elan juga bertemu dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi dan sejumlah tamu negara lainnya.
Elan mengisahkan pengalaman pertamanya bertemu langsung dengan kepala negara. Berawal dari sebuah telepon dengan nomor yang tidak dikenalnya (021) yang mengkonfirmasi tentang keberadaan Perpustakaan Sampah yang didirikannya sejak 2014.
"Dua bulan lalu saya dihubungi seorang laki-laki dengan nomor telepon yang tidak dikenal. Saya kira ada tagihan kredit atau menawarkan asuransi jiwa. Ternyata mengaku dari staf presiden," kata pria asal Sukabumi ini.
Untuk memastikan telepon tersebut benar dari staf kepresidenan, dan bukan dari pelaku penipuan modus baru. Elan mencari di mesin pencari google nomor telepon Istana Kepresidenan, dan nomor yang menghubunginya terkonfirmasi benar.
Empat hari sebelum jadwal pertemuan dengan Presiden tepatnya tanggal 28 April, Elan kembali dihubungi oleh staf kepresidenan, tetapi kali ini yang menghubunginya seorang perempuan dengan mengungkapkan tujuannya untuk mengundang dirinya sebagai penggiat literasi Perpustakaan Sampah untuk bertemu dengan Presiden di Hari Pendidikan.
"Saya sempat meminta undangan resmi dikirim melalui surat elektronik untuk lebih meyakinkan kalau benar-benar saya diundang presiden. Tetapi, saat itu negara belum mengizinkan undangan sistem elektronik," kata Elan.
Elan memilih berangkat pada tanggal 2 Mei 2017 dengan penuh keyakinan menuju Istana Merdeka Jakarta. Dan disana dia baru yakin bahwa dirinya benar-benar diundang untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Dalam pertemuan dengan presiden, Elan menceritakan banyak informasi yang ia dapatkan dari Presiden Joko Widodo yang mengawali dialog dengan mengutarakan rasa senangnya bisa bertemu dengan para penggiat literasi di Indonesia.
"Presiden senang bisa bertemu dengan penggiat literasi dan sudah mendengar beberapa kisah pejuang dan penggiat literasi dalam mendorong masyarakat menjadi lebih pintar dan cerdas," kata pria 33 tahun ini.
Menurut Elan, Presiden mengapresiasi kerelaan para penggiat literasi memberikan layanan perpustakaan sampai ke pelosok daerah. Kegiatan tersebut memang harus dimulai di tempat manapun bahkan di daerah terpencil, pedesan dan kampung-kampung yang terdapat anak-anak.
Pada pertemuan itu juga, Elan menyampaikan kepada Presiden, bahwa di Kota Bogor ketersediaan buku tidak menjadi masalah, karena berada di perkotaan banyak yang menyumbangkan.
"Hanya saja kami belum mempunyai tempat yang memadai," kata Elan.
Perpustakaan sampah Elan dirikan dirumahnya yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Perpustakaan ini melayani masyarakat dan anak-anak membaca gratis tetapi dengan menyumbangkan sampah plastik.
Perpustakaan Sampah salah satu wadah edukasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan peduli terhadap lingkungan. Kegiatan yang dilakukan Elan membina anak-anak dan remaja untuk belajar dan peduli lingkungan dengan membawa sampah sebagai `tiket` membaca buku serta bimbingan gratis.
Inovasi yang dilakukan Elan telah mengantarkannya meraih sejumlah prestasi dan menerima penghargaan diantaranya juara dua lomba pelopor pengelolaan sampah tahun 2016 oleh Pemerintah Kota Bogor.
Dan penghargaan pada acara puncak Gerakan Kebaikan Keluarga Indonesia dalam rangka Hari Keluarga Nasional XXII 2016 oleh GiGa Indonesia yang didukung oleh BKKBN, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta IPB.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Satu kehormatan buat saya bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo bersama rekan-rekan se Indonesia yang juga penggiat literasi pada momen Hari Pendidikan Nasional," kata Elan kepada Antara di Bogor, Rabu.
Elan mendapat undangan khusus untuk bertemu langsung dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka Jakarta, pada hari Peringatan Pendidikan Nasional 2 Mei 2017. Ia diundang bersama 37 penggiat literasi dari sejumlah wilayah di Indonesia.
Selain Presiden, Elan juga bertemu dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi dan sejumlah tamu negara lainnya.
Elan mengisahkan pengalaman pertamanya bertemu langsung dengan kepala negara. Berawal dari sebuah telepon dengan nomor yang tidak dikenalnya (021) yang mengkonfirmasi tentang keberadaan Perpustakaan Sampah yang didirikannya sejak 2014.
"Dua bulan lalu saya dihubungi seorang laki-laki dengan nomor telepon yang tidak dikenal. Saya kira ada tagihan kredit atau menawarkan asuransi jiwa. Ternyata mengaku dari staf presiden," kata pria asal Sukabumi ini.
Untuk memastikan telepon tersebut benar dari staf kepresidenan, dan bukan dari pelaku penipuan modus baru. Elan mencari di mesin pencari google nomor telepon Istana Kepresidenan, dan nomor yang menghubunginya terkonfirmasi benar.
Empat hari sebelum jadwal pertemuan dengan Presiden tepatnya tanggal 28 April, Elan kembali dihubungi oleh staf kepresidenan, tetapi kali ini yang menghubunginya seorang perempuan dengan mengungkapkan tujuannya untuk mengundang dirinya sebagai penggiat literasi Perpustakaan Sampah untuk bertemu dengan Presiden di Hari Pendidikan.
"Saya sempat meminta undangan resmi dikirim melalui surat elektronik untuk lebih meyakinkan kalau benar-benar saya diundang presiden. Tetapi, saat itu negara belum mengizinkan undangan sistem elektronik," kata Elan.
Elan memilih berangkat pada tanggal 2 Mei 2017 dengan penuh keyakinan menuju Istana Merdeka Jakarta. Dan disana dia baru yakin bahwa dirinya benar-benar diundang untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Dalam pertemuan dengan presiden, Elan menceritakan banyak informasi yang ia dapatkan dari Presiden Joko Widodo yang mengawali dialog dengan mengutarakan rasa senangnya bisa bertemu dengan para penggiat literasi di Indonesia.
"Presiden senang bisa bertemu dengan penggiat literasi dan sudah mendengar beberapa kisah pejuang dan penggiat literasi dalam mendorong masyarakat menjadi lebih pintar dan cerdas," kata pria 33 tahun ini.
Menurut Elan, Presiden mengapresiasi kerelaan para penggiat literasi memberikan layanan perpustakaan sampai ke pelosok daerah. Kegiatan tersebut memang harus dimulai di tempat manapun bahkan di daerah terpencil, pedesan dan kampung-kampung yang terdapat anak-anak.
Pada pertemuan itu juga, Elan menyampaikan kepada Presiden, bahwa di Kota Bogor ketersediaan buku tidak menjadi masalah, karena berada di perkotaan banyak yang menyumbangkan.
"Hanya saja kami belum mempunyai tempat yang memadai," kata Elan.
Perpustakaan sampah Elan dirikan dirumahnya yang terletak di Kelurahan Pamoyanan, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Perpustakaan ini melayani masyarakat dan anak-anak membaca gratis tetapi dengan menyumbangkan sampah plastik.
Perpustakaan Sampah salah satu wadah edukasi untuk meningkatkan minat baca masyarakat dan peduli terhadap lingkungan. Kegiatan yang dilakukan Elan membina anak-anak dan remaja untuk belajar dan peduli lingkungan dengan membawa sampah sebagai `tiket` membaca buku serta bimbingan gratis.
Inovasi yang dilakukan Elan telah mengantarkannya meraih sejumlah prestasi dan menerima penghargaan diantaranya juara dua lomba pelopor pengelolaan sampah tahun 2016 oleh Pemerintah Kota Bogor.
Dan penghargaan pada acara puncak Gerakan Kebaikan Keluarga Indonesia dalam rangka Hari Keluarga Nasional XXII 2016 oleh GiGa Indonesia yang didukung oleh BKKBN, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan serta IPB.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017