Bekasi, 22/9 (ANTARA) - Strategi penggabungan jalur bus Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB) Bekasi-Pulogadung dengan jalur khusus Transjakarta tidak berdampak signifikan pada peningkatan jumlah penumpang.

Demikian dikatakan Petugas loket APTB di Terminal Induk Kota Bekasi, Tyas, di Bekasi, Jumat, terkait dengan diperbolehkannya APTB melintasi jalur Transjakarta di kawasan DKI Jakarta baru-baru ini oleh Dinas Perhubungan setempat.

"Jumlah penumpang dalam sepekan ini hampir tidak terlalu berbeda dengan pekan-pekan sebelumnya. Penumpangnya masih sedikit," ujarnya.

Menurut dia,, pada Senin (17/9), yang juga merupakan hari pertama APTB diperbolehkan masuk ke jalur Transjakarta, penumpang yang terangkut dari Terminal Induk Kota Bekasi hanya 21 orang.

Jumlah penumpang jauh lebih sedikit daripada armada yang dioperasikan sejak pukul 5.00 WIB hingga 18.00 WIB, yakni sebanyak 23 unit.

"Pada Selasa (18/9), APTB hanya beroperasi pukul 12.00 WIB sampai 15.30 WIB sebanyak delapan armada. Penumpang yang diangkut sebanyak delapan orang," katanya.

Sehari kemudian, Rabu (19/9), APTB yang beroperasi pada pukul 05.00 WIB sampai 12.00 WIB mengangkut 28 penumpang. Sementara pada Jumat (21/9), penumpang yang diangkut pada pukul 5.00 WIB sampai 10.00 WIB sebanyak 35 orang.

"Hari ini memang agak ramai. Namun ramai pun tak sampai memenuhi bus yang berangkat. Paling banyak enam penumpang," katanya.

Izin APTB masuk jalur Transjakarta dikeluarkan oleh Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Udar Pristono pekan lalu.

Kebijakan ini diharapkannya mampu merangsang penambahan jumlah penumpang.

Armada APTB terintegrasi dengan dua koridor yakni koridor X (Cililitan-Tanjungpriok) dan koridor II (Harmoni-Pulogadung) yang melintasi 14 halte pemberhentian.

Halte-halte yang akan dilewati yakni mulai dari halte Pedati Prumpung, Stasiun Jatinegara, Bea Cukai Ahmad Yani, Utan Kayu Rawamangun, Pemuda, Kayu Putih Rawasari, Pulomas Bypass, dan Cempakaputih untuk koridor X. Sementara untuk koridor II yakni halte Cempaka Timur, Pedongkelan, Asmi, Pulomas, Bermis, dan Pulogadung.

 

Andi F

Pewarta:

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2012