Cibinong (Antara Megapolitan) - Bendungan aliran Sungai Cipamingkis Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor, Jawa Barat jebol tergerus derasnya air akibat retak pada badan bendungan pada Kamis (20/4) pukul 05.30 WIB.

"Satu tetes pun air saat ini tidak mengalir ke tujuh desa yang menggantungkan irigasi dari situ," kata Camat Jonggol Beben Suhendar saat dihubungi dari Cibinong, Kamis.

Ia menyebutkan bendungan beserta jembatan Cipamingkis yang sudah lebih dahulu ambles tidak kuat menahan derasnya air pada Kamis (13/4) pukul 23.00 WIB dibangun sekitar tahun 1980 dengan kondisi keduanya telah menghkawatirkan sejak satu tahun terakhir.

Jebolnya badan bendungan yang berdampingan dengan kantor pengamat air Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum di wilayahnya itu membuat air tak terkendali mengalir hingga ke Kecamatan Cibarusah Kabupaten Bekasi.

Diperkirakan, kata Beben ada lebih banyak bidang sawah yang gagal panen akibat kekeringan atau volume air yang berlebihan daerah perbatasan Kabupaten Bogor wilayah timur.

Menurutnya bendungan aliran sungai Cipamingkis di bangun untuk mengaliri sekitar 7508 Hektare bidang sawah antara Kabupaten Bogor hingga Kabupaten Bekasi.

Lokasi bendungan berada di Kampung Jatinunggal Desa Sukasirna Kecamatan Jonggol Kabupaten Bogor lebih kurang 700 meter hingga 1 kilometer dari Jembatan Cipamingkis yang ambles lebih kurang satu minggu sebelumnya itu.

Untuk mengakses lokasi, jelasnya dari arah Cileungsi masuk ke Kecamatan Jonggol sekitar 500 meter sebelum Jembatan Cipamingkis ada belokan jalan ke kanan Arah Desa Sukasirna tembusan ke Kecamatan Sukamakmur.

Dari belokan terus hingga menemukan Rumah Makan (RM) Jatinunggal hingga 300 meter dari situ tepat lokasi bendungan.

Untuk mengantisipasi bencana lebih besar, lanjutnya pihaknya telah berkoordinasi dengan pengawas BBWS Citarum dan melaporkan keadaan ke Sekretaris Daerah Adang Suptandar untuk dilanjutkan ke Bupati Bogor Nurhayanti

"Saya juga sempat menyampaikan minta perhatian kepada Gubernur saat melihat kondisi jembatan minggu lalu tapi kewenangannya ada di pusat untuk bendungan,"

Ia berharap semua pihak bisa bahu-membahu untuk membantu nasib petani di tujuh desanya yang terancam gagal panen tahun ini.

"Saya berharap kadistanhut segera lihat petani, jangan lihat bendungnya karena milik pusat tapi dampaknya ke warga," harapnya.

Pewarta: Linna Susanti & Mayolus Fajar D

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017