Cibinong (Antara Megapolitan) - Bupati Bogor, Jawa Barat Nurhayanti menyampaikan cara pandang kaum perempuan Indonesia terhadap perjuangan tokoh Kartini seharusnya bukan lagi hanya dilihat dari emansipasi namun peranannya dalam memperbaiki kualitas dalam dirinya jelang puncak peringatan Jumat (21/4).
   
Hal tersebut disampaikan usai menonton film Kartini bersama tokoh perempuan Kabupaten Bogor di Cibinong City Mall (CCM), Rabu.  
    
"Perjuangan Kartini bukan dilihat dari sisi emansipasinya tapi bagaimana peranan kita sekarang terhadap kesadaran terhadap jati diri perempuan karena dunianya sudah berbeda," kata Dia.
    
Menurutnya makna perjuangan tokoh perempuan itu harusnya sudah bergeser dari memperjuangkan kesetaraan gender menjadi bagaimana perjuangan kartini ingin berwawasan untuk dirinya sendiri yang akhirnya bermanfaat bagi orang banyak.  
    
Dari jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Bogor yang mencapai 50 persen lebih atau 2,6 juta jiwa dari total penduduk secara keseluruhan sekitar 5,5 juta jiwa harus bisa meningkatkan kualitas dirinya untuk sejajar dengan kaum laki-laki yang berasal dari perjuangan motivasi diri sendiri.
    
Bupati menilai ruang emansipasi yang diperjuangkan Kartini saat ini telah terbuka luas tinggal bagaimana kaum perempuan memanfaatkannya.
    
Sehingga ruang yang terbuka luas dibidang infrastruktur politik misalnya, kata Dia baik di eksekutif, legislatif atau tokoh masyarakat lainnya bisa saja terisi oleh perempuan.  
    
"Jadi yang terpenting itu terus-menerus meningkatkan kapasitas diri, kalau emansipasi sudah terbuka," jelasnya.
    
Sementara itu, Kepala Divisi Kajian Gender Perempuan dan Anak Balai Gender Kajian Perempuan dan Anak IPB Ikeu Tanziha menjelaskan perempuan harus memiliki mimpi yang besar sehingga dapat bermanfaat bagi keluarga bahkan negaranya.  
    
Motivasi yang tinggi dari seorang perempuan bisa membuat dirinya lebih maju seperti tidak puasnya dengan jenjang pendidikan yang dimiliki menunjukkan peranan sentuhan kelembutan perempuan dalam pelbagai posisi penting.  
    
Ia menyebutkan menghasilkan kaum perempuan yang visioner harus dimulai dari pendidikan karakter yang baik oleh seorang ibu yang berpendidikan pula agar anak perempuan tidak hanya berpikir praktis namun juga strategis.
    
Cara pandang yang perlu diubah dari diri kaum feminis itu yakni masih banyak yang puas berijazah untuk bisa bekerja lalu menghasilkan uang untuk  memenuhi gaya hidup.
    
"Maka wawasannya yang harus berubah dengan pendidikan keluarga dan pendidikan luar yang tinggi dari motivasi yang tinggi juga," kata Dia.
    
Sedangkan untuk kenyataan diskriminasi terhadap perempuan yang masih terjadi seperti jenjang pendidikan yang rata-rata masih rendah itu, lanjutnya, lalu pekerjaan yang lebih banyak menjadi buruh level operator paling bawah hingga buruh tanpa bayaran harus disikapi dengan motivasi diri yang tinggi untuk berubah.  
    
Dan masih banyak peranan ganda perempuan yang dituntut kaum laki-laki untuk bekerja namun juga mengurus pekerjaan rumah sendirian adalah faktor luar yang perlu perhatian semua pihak untuk memberi pemahanan kepala keluarga yang bijaksana di masa kini.

Pewarta: Linna Susanti & Mayolus Fajar D

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017