Kabupaten Bogor (ANTARA) - Bupati Bogor Rudy Susmanto menyinggung andil perusahaan pengembang properti PT Sentul City untuk rencana relokasi korban bencana tanah bergerak di Desa Bojongkoneng, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Kita berharap dapat melakukan relokasi karena Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dengan pihak Sentul City pernah membahas di GTRA (Gugus Tugas Reformasi Agraria)," kata Rudy ditemui di Cibinong, Rabu.
Ia menjelaskan GTRA telah mencatat 900 lebih warga Desa Bojongkoneng yang akan diurus legalitas surat tanahnya. Kemudian Sentul City juga menyiapkan lahan pengganti untuk relokasi rumah warga.
"Pada saat itu pun kita sudah bikin sebaran mitigasi daerah rawan bencana di Bojongkoneng, maka Sentul City pada saat itu mempersiapkan lahan pengganti untuk relokasi rumah warga," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Bogor uji kelayakan Desa Sukawangi sebagai tempat tinggal warga
Baca juga: BIG tetapkan 10 kecamatan di Bogor berpotensi tinggi bencana akibat tanah bergerak
Sementara Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor M Adam Hamdani memaparkan bencana pergerakan tanah terjadi pada Senin (3/3) sekira pukul 23.00 WIB di Kampung Curug RT 01 dan 02 di RW 09, Desa Bojongkoneng, tak jauh dari kediaman Presiden Prabowo Subianto.
“Dikarenakan hujan dengan intensitas tinggi yang cukup lama, serta kondisi tanah yang labil mengakibatkan pergeseran tanah di wilayah tersebut, sehingga mengakibatkan beberapa unit rumah mengalami kerusakan,” ujar Adam.
Dari hasil kaji cepat, kata dia, pergerakan tanah ini berdampak pada kerusakan 67 rumah.
“Fasilitas terdampak yakni akses jalan Curug Bidadari dan korban mengungsi sebanyak 43 KK terdiri dari 168 jiwa, dikontrakkan terdekat masih di wilayah Bojongkoneng dan sebagian mengungsi di rumah saudaranya,” ucap Adam.
Baca juga: DPRD Bogor dorong pemkab lakukan penanganan tanah bergerak di Sukajaya
Selain mengungsikan warga terdampak, pihaknya juga telah mendirikan tenda Kemensos untuk antisipasi jika pergerakan tanah kembali terjadi.
“Nanti bisa digunakan untuk titik kumpul. Dinas Kesehatan juga sudah standby di lokasi, apabila ada pengungsi yang sakit,” kata Adam.