Bekasi (Antara Megapolitan) - Wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, telah resmi memiliki Dewan Transportasi Kota pascadilantiknya sebanyak 27 pengurus oleh pemerintah setempat, Senin.
"Fokus utamanya Dewan Transportasi Kota Bekasi adalah bersama pemerintah daerah membahas solusi atas persoalan lalu lintas di Kota Bekasi yang kini butuh penyelesaian," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Senin.
Menurut dia, salah satu persoalan mendasar yang perlu memperoleh perhatian DTKB adalah masalah 19 titik kemacetan di wilayah itu.
"Di tengah pertumbuhan pesat yang terjadi di Kota Bekasi sejatinya perlu juga kajian dalam penanganan kemacetan yang ada," katanya.
Menurut Rahmat, pembentukan DTKB itu telah melalui serangkaian pertimbangan dan kajian teknis terhadap permasalahan transportasi yang kini dihadapi pemerintah dan masyarakat setempat.
"Semua yang terlibat bukan sembarang orang, kita libatkan semua unsur yang memang dipandang perlu dapat membantu membangun Kota Bekasi," katanya.
Formasi DTKB terdiri atas 20 orang menjabat sebagai pimpinan dan sisanya masuk dalam struktural anggota, sementara tujuh orang lainnya tim ahli.
Mereka yang masuk dalam struktur DTKB beragam, terdiri dari lembaga swadaya masyarakat (LSM), aktivis, pengamat, wartawan hingga akademisi.
"Mereka bergerak tidak hanya dalam bidang transportasi. Tapi juga mengaji infrastruktur yang memang perlu diperbaiki," katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliandi mengatakan harapannya kepada DTKB agar dapat memberikan solusi atau masukan kepada pemerintah maupun DPRD Kota Bekasi seputar penanganan transportasi.
"Titik yang dominan kengalami kemacetan ada di Jalan Perjuangan, Bekasi Utara, Jalan Joyomartono, Bekasi Timur, dan setiap hari libur ada di Jalan Lingkar Utara, Bekasi Utara," katanya.
Pemerintah Kota Bekasi, kata Yayan, sudah berhasil menangani enam titik kemacetan hingga 2016.
"Karena pertumbuhan penduduk masih terus tumbuh, seperti hadirnya perumahan-perumahan baru dan tentunya meski kita sudah membereskan ini bukan artinya akan terus menurun. Semuanya masih harus dikerjakan secara teknis dengan serius," katanya.
Ketua DTKB Kota Bekasi dari unsur akademisi Harun Al Rasyid mengatakan mengungkapkan sedikitnya ada 2 juta kendaraan yang lalu-lalang di wilayah Kota Bekasi.
"40 persen adalah kendaraan roda empat dan 60 persen kendaraan roda dua yang terus lalu-lalang di Kota Bekasi. Untuk itu, semuanya akan kita kerjakan bersama dengan pemerintah untuk meyeselasaikan transportasi dan infrastrukturnya," katanya.
(ADV/Humas Pemkot Bekasi).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Fokus utamanya Dewan Transportasi Kota Bekasi adalah bersama pemerintah daerah membahas solusi atas persoalan lalu lintas di Kota Bekasi yang kini butuh penyelesaian," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Senin.
Menurut dia, salah satu persoalan mendasar yang perlu memperoleh perhatian DTKB adalah masalah 19 titik kemacetan di wilayah itu.
"Di tengah pertumbuhan pesat yang terjadi di Kota Bekasi sejatinya perlu juga kajian dalam penanganan kemacetan yang ada," katanya.
Menurut Rahmat, pembentukan DTKB itu telah melalui serangkaian pertimbangan dan kajian teknis terhadap permasalahan transportasi yang kini dihadapi pemerintah dan masyarakat setempat.
"Semua yang terlibat bukan sembarang orang, kita libatkan semua unsur yang memang dipandang perlu dapat membantu membangun Kota Bekasi," katanya.
Formasi DTKB terdiri atas 20 orang menjabat sebagai pimpinan dan sisanya masuk dalam struktural anggota, sementara tujuh orang lainnya tim ahli.
Mereka yang masuk dalam struktur DTKB beragam, terdiri dari lembaga swadaya masyarakat (LSM), aktivis, pengamat, wartawan hingga akademisi.
"Mereka bergerak tidak hanya dalam bidang transportasi. Tapi juga mengaji infrastruktur yang memang perlu diperbaiki," katanya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Bekasi Yayan Yuliandi mengatakan harapannya kepada DTKB agar dapat memberikan solusi atau masukan kepada pemerintah maupun DPRD Kota Bekasi seputar penanganan transportasi.
"Titik yang dominan kengalami kemacetan ada di Jalan Perjuangan, Bekasi Utara, Jalan Joyomartono, Bekasi Timur, dan setiap hari libur ada di Jalan Lingkar Utara, Bekasi Utara," katanya.
Pemerintah Kota Bekasi, kata Yayan, sudah berhasil menangani enam titik kemacetan hingga 2016.
"Karena pertumbuhan penduduk masih terus tumbuh, seperti hadirnya perumahan-perumahan baru dan tentunya meski kita sudah membereskan ini bukan artinya akan terus menurun. Semuanya masih harus dikerjakan secara teknis dengan serius," katanya.
Ketua DTKB Kota Bekasi dari unsur akademisi Harun Al Rasyid mengatakan mengungkapkan sedikitnya ada 2 juta kendaraan yang lalu-lalang di wilayah Kota Bekasi.
"40 persen adalah kendaraan roda empat dan 60 persen kendaraan roda dua yang terus lalu-lalang di Kota Bekasi. Untuk itu, semuanya akan kita kerjakan bersama dengan pemerintah untuk meyeselasaikan transportasi dan infrastrukturnya," katanya.
(ADV/Humas Pemkot Bekasi).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017