Dosen Departemen Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) yang juga merupakan Kepala UKM Center FEB UI, Zahra Kemala Nindita Murad, Ph.D, menyebut bahwa peran UMKM, khususnya industri rumahan mendorong peningkatan perekonomian Indonesia.

"Industri rumahan memiliki peran kunci, di antaranya menciptakan lapangan kerja, membangun pedesaan, menambah diversifikasi kegiatan ekonomi, dan berkontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB)," kata Zahra Kemala Nindita Murad di Depok, Kamis.

Menurut dia industri ini juga tidak memerlukan modal besar, sehingga dapat ditanggung sendiri tanpa memerlukan bantuan lembaga keuangan.

Selain makanan dan minuman, industri rumahan juga bergerak untuk tekstil dan konveksi dalam skala kecil. Meskipun hasil industri rumahan relatif kecil, apabila dihitung secara kolektif, industri ini memberikan kontribusi yang signifikan terhadap PDB dan dampak kumulatifnya terhadap perekonomian.

Dikatakannya industri rumahan yang menjamur selama Ramadhan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia. Hal ini karena usaha tersebut menciptakan peluang ekonomi bagi masyarakat yang terlibat dalam produksi dan penjualan berbagai produk dan layanan, serta meningkatkan pendapatan rumah tangga secara keseluruhan.

Di sisi lain, peningkatan aktivitas ekonomi selama Ramadhan dapat memberikan dampak positif pada sektor terkait lainnya, seperti transportasi, logistik, dan jasa keuangan.

Menurut Zahra, perputaran uang saat Ramadhan tidak hanya disebabkan oleh Tunjangan Hari Raya (THR), tetapi didukung beberapa faktor lainnya, seperti peningkatan konsumsi, zakat dan sedekah, belanja peralatan dan baju lebaran, serta promosi dan diskon.

Lebih lanjut ia mengatakan momen berbuka puasa sering dijadikan ajang pertemuan kerabat, teman, atau partner bisnis, sehingga pengeluaran menjadi lebih tinggi. Mendekati Idul Fitri, umat muslim membeli berbagai keperluan, sehingga aktivitas belanja dan perputaran uang di sektor ritel dan pasar tradisional meningkat.

Selain itu, tawaran promosi dan diskon selama Ramadhan menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen.

Zahra menuturkan bahwa kondisi ekonomi yang sangat menguntungkan saat Ramadhan cukup sulit untuk direplikasi di waktu lain karena kecenderungan demografi Indonesia lebih merayakan hari raya Islam dibandingkan hari raya lain.

Pewarta: Antara

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024